Perjuangan Menembus Surga

Menyelidiki



Menyelidiki

0Di dalam terowongan yang gelap gulita, Xiao Yan terus menuruni lereng terowongan sambil memeluk Qing Lin erat-erat. Qing Lin memegang Batu Bersinar di tangannya. Batu itu dapat memancarkan cahaya lembut dan temaram, sehingga Xiao Yan bisa melihat jika di depannya ada sesuatu yang menghalangi.     

Lebih dari sepuluh cahaya temaram tampak mengikuti tidak jauh di belakang mereka. Punggung mereka menempel pada dinding terowongan sehingga menciptakan suara 'chi chi' yang menggema di dalam terowongan.     

Xiao Yan terus menuruni terowongan sambil menyapukan tatapan matanya pada kedua sisi dinding terowongan. Beberapa saat kemudian, dia cukup terpana saat menyadari terowongan itu memiliki dinding yang sangat halus. Tak ada satupun batu yang tampak menonjol. Jika diperhatikan, sepertinya terowongan tersebut diciptakan dengan kepulan-kepulan energi yang sangat besar yang langsung dituangkan melalui tanah.     

Setelah menuruni terowongan selama dua atau tiga menit dengan kecepatan yang sama, Xiao Yan akhirnya melihat bagian bawah terowongan. Kakinya sedikit menekuk dan sesaat kemudian, tubuhnya yang menekuk itu pun akhirnya mencapai tanah dengan suara pelan. Saat tubuhnya kembali tegak, Xiao Yan pun menghentikan gerakan tubuhnya yang menuruni terowongan.     

Setelah mendarat di tanah, Xiao Yan pun melepaskan Qing Lin dari pelukannya. Dia melepaskan Qing Lin, kemudian melangkah ke depan dan memperhatikan terowongan di depannya. Seperti yang sudah ditebak, ada sepuluh terowongan lebih yang benar-benar gelap di sana.     

Sambil menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya, Xiao Yan pun tersenyum dan berkata pada Qing Lin, "Kau harus mencoba mencari terowongan yang tepat. Kita akan membutuhkan beberapa hari jika harus menyusuri semua terowongan itu satu per satu."     

"Ya." Sambil menganggukkan kepalanya, tangan kecil Qing Lin menarik Xiao Yan. Matanya berkedip dan tiga bintik kecil berwarna hijau di sekitar bola matanya yang hijau gelap diam-diam muncul.     

Karena cahaya redup yang ada di dalam terowongan, Xiao Yan tidak bisa merasakan perubahan di mata Qing Lin.     

Qing Lin perlahan menutup matanya dan merasakan Qi yang ada di dalam terowongan. Sekelilingnya kembali sunyi. Sesaat kemudian, terdengar suara berisik yang sayu dari belakang; dan Xiao Yan menyadari kalau Xiao Ding dan yang lainnya telah menyusul.     

Sambil memiringkan kepalanya, Xiao Yan memberi isyarat pada Xiao Ding dan yang lainnya untuk tetap diam sambil menunjuk Qing Lin yang sedang memejamkan mata.     

Melihat sikap Xiao Yan, Xiao Ding pun menganggukkan kepalanya. Dia memberi isyarat tangan dan membuat orang-orang yang berada di belakangnya diam dengan penuh pengertian.     

Setelah menyimpan tali yang ada di tangannya dengan benar, Xiao Ding dan anggota lain Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun pun perlahan-lahan menarik senjata mereka. Setelah itu, mereka diam-diam melangkah ke depan, bergerak mengepung dan melindungi Xiao Yan dan Qing Lin di tengah. Dengan hati-hati tatapan mata mereka terus memperhatikan sekelilingnya.     

Suasana hening tersebut berlangsung selama beberapa saat, sebelum kemudian Qing Lin perlahan-lahan akhirnya membuka mata hijau gelapnya. Tangan kecilnya menunjuk sebuah terowongan yang sedikit berada di kiri mereka dan berkata dengan lembut, "Tuan Muda, meski di terowongan-terowongan lainnya juga ada sisa-sisa Qi, tapi sisa Qi di terowongan ini yang paling padat. Sepertinya setengah tahun yang lalu, siapa pun sosok yang ada di sini menghabiskan waktu paling lama di sana."     

Mendengar ini, tatapan Xiao Yan pun tertuju pada terowongan yang sepenuhnya gelap. Terowongan itu terlihat sangat panjang. Ketika dia menolehkan tatapan matanya, di sana hanya tampak kegelapan yang mendalam. Menyadari hal itu, Xiao Yan hanya bisa mengerutkan kening.     

Sambil memiringkan kepalanya, Xiao Yan dan Xiao Ding pun saling bertukar pandang. Xiao Yan kemudian menghembuskan napas pelan saat Xiao Ding menghentikannya yang akan bergerak memimpin rombongan.     

"Tunggu sebentar..." Xiao Ding menggelengkan kepalanya ke arah Xiao Yan. Setelah itu, dia berbalik dan dengan lembut berkata pada seorang pria besar dengan tubuh kokoh, "Han Mu, bisakah kau sedikit mencari tahu apa ada sesuatu yang tidak biasa di dalam sana."     

"Ya." Mendengar ini, pria besar bernama Han Mu itu pun menganggukkan kepalanya. Dia berjalan menuju bagian depan terowongan yang gelap gulita dan membungkuk di lantai. Sisi wajahnya menyentuh lantai sementara sepasang tangan yang keras dimasukkan ke dalam permukaan pasir.     

"Ini?" Melihat sikap aneh Han Mu , Xiao Yan tidak tahan untuk bertanya dengan heran.     

"Han Mu memiliki elemen pasir, yang merupakan salah satu jenis dari elemen tanah... jadi, dengan bantuan pasir yang berada di padang pasir, dia bisa merasakan keberadaan Qi tersembunyi yang mungkin akan sulit dirasakan oleh orang lain," Mu Ding menjelaskan.     

"Di tempat yang asing seperti ini, kita harus sangat berhati-hati. Bergerak secara asal bukanlah tindakan yang bijaksana."     

"Haha, Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun benar-benar memiliki banyak orang unik. Kerja sama kelompok yang seperti ini tentu jauh lebih baik dibanding aku harus mencari sendiri secara asal.'' Xiao Yan tersenyum lalu menghela nafas.     

"Ini hanya beberapa trik kecil demi bertahan hidup." Xiao Ding menggelengkan kepalanya dengan tak peduli. Dia kemudian mengangkat kepalanya dan menatap pria besar yang telah menyelesaikan penyelidikannya. "Bagaimana?"     

"Aku tidak bisa melakukan penyelidikan dengan sempurna..." Han Mu mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya. Dia tersenyum pahit. "Aku sudah menyelidikinya sekitar lima ratus meter tapi tidak menemukan keberadaan Qi yang tersembunyi. Tapi saat aku berencana untuk menyelidikinya lebih dalam, energi tipe tanah yang ada tiba-tiba menghilang. Energi tanah itu tergantikan dengan energi tipe api yang sangat panas. Jadi dengan lingkungan seperti itu, penyelidikanku benar-benar jadi tidak berguna."     

"Energi tipe tanah telah menghilang?" Mendengar ini, Xiao Yan dan Xiao Ding pun terkejut. Area yang berada jauh di bawah gurun, harusnya menjadi tempat yang energi tipe tanahnya paling kuat. Lalu bagaimana energi itu bisa sepenuhnya hilang?     

"Sepertinya ada sesuatu yang aneh di dalam sana." Xiao Yan menggumam pelan. Matanya yang hitam pekat terbakar semangat. Semakin asing tempat ini, semakin besar pula kemungkinan mendapatkan 'Api Surgawi'. Bagi Xiao Yan yang telah mengalami berbagai kesulitan mencari 'Api Surgawi', maka hal ini merupakan berita yang menarik dan bagus.     

Melihat sikap Xiao Yan, Xiao Ding hanya bisa menggelengkan kepala dengan tak berdaya. Dia akhirnya menelan kembali kalimat-kalimat peringatan yang ingin dia ucapkan.     

"Mari kita cari tahu ke dalam. Jika ada sesuatu yang tidak beres, sebaiknya kita mundur dulu dan membuat rencana yang tepat. Lagipula, kita sudah tahu kalau tempatnya ada di sini. Selama kita meluangkan waktu, kita pasti berhasil mencapai target kita." Xiao Ding berkata dengan muram.     

Xiao Yan tersenyum. Dia menyentuh pelan Pedang Xuan Berat yang ada di punggungnya dan menghela napas. Setelah menyuruh Qing Lin berjalan di belakangnya, Xiao Yan pun memimpin pasukan dan berjalan masuk ke dalam terowongan yang gelap ini.     

Berjalan di dalam terowongan yang gelap gulita, Xiao Yan merasa tubuhnya sedikit dingin. Dia menjilat bibirnya dan mengarahkan tatapan matanya ke arah dinding terowongan yang sempit. Jarinya menggosok cincin penyimpanannya dan 'Pil Pemulih Energi' segera dimasukkan ke dalam mulutnya. Tindakan seperti ini sudah hampir menjadi kebiasaan Xiao Yan sebelum dia melakukan sesuatu. Karena bagaimanapun juga, sulit untuk mengetahui kapan kemungkinan Xiao Yan akan kehabisan Dou Qi kecil itu.     

"Ingat, letakkan Batu Sinar Bulan di dinding terowongan setiap lima puluh meter..." Xiao Ding, yang berada di belakang Xiao Yan, dengan lembut memerintahkan para anggota Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun. Di depannya, Xiao Yan tanpa sadar mendecakkan lidahnya. Kakak tertuanya ini selalu membahas semua aspek ketika dia melakukan sesuatu, memastikan setiap detail paling kecilnya.     

Lebih dari sepuluh sosok manusia, dengan bantuan cahaya dari Batu Sinar Bulan, perlahan-lahan berjalan di dalam terowongan yang gelap gulita. Karena tidak tahu bahaya apa yang mungkin akan muncul, maka mereka semua begitu hening dan waspada. Sepanjang perjalanan, tak ada suara lain yang terdengar, selain gemerisik langkah kaki mereka.     

Tak seorang pun mengenal waktu dan mengetahui jam saat mereka berada di dalam terowongan yang cukup gelap. Mereka terus bergerak maju dengan kaku dan penuh waspada. Terowongan tersebut, tampak seperti tak memiliki ujung. Situasi yang seperti ini... membuat mereka seolah-olah terus berjalan menuju pusat dunia...     

Ketika mereka semakin memasuki terowongan, Xiao Yan tiba-tiba merasakan hawa dingin yang menyelimuti tubuhnya tiba-tiba menghilang. Terganti dengan hawa panas.     

Merasakan perubahan tersebut, langkah Xiao Yan pun perlahan berhenti. Dia memiringkan kepalanya menatap Xiao Ding dan yang lainnya. Melihat keterkejutan di wajah mereka, dia menjilat bibirnya pelan dan berkata dengan lembut, "Bukan karena energi tipe tanahnya telah menghilang. Tapi justru karena energi tipe api di sini terlalu padat sehingga menekan energi tipe tanah hingga keberadaannya sulit untuk dirasakan..."     

"Kita baru saja memasuki wilayah energi tipe api, tapi energi yang terasa sudah sangat padat. Jika kita terus ke depan, maka akan seberapa mengerikannya energi itu? Jangan bilang kalau di tempat ini benar-benar ada 'Api Surgawi'?" Xiao Ding berkata dengan suara heran.     

Xiao Yan mengangkat bibirnya. Api gairah pun muncul di dalam matanya. 'Api Surgawi'. Ini merupakan sesuatu yang paling dia impikan sejak dia mulai berlatih 'Mantra Api'. Sekarang, api itu akan muncul di depannya. Antisipasi yang begitu kuat seperti ini hampir membuat Xiao Yan gemetar karena gembira…     

"Ayo. Terus ke bawah. Semuanya, jika kalian merasa tidak kuat menghadapi energi tipe api yang begitu panas di sekeliling kalian, maka silahkan berhenti. Kalau tidak, jika kalian terus turun, kalian mungkin akan terbakar menjadi abu…" Xiao Yan menarik napas dalam-dalam, kemudian berbalik dan berkata dengan serius.     

"Ya." Melihat ekspresi serius di wajah Xiao Yan, maka tidak ada yang berani menganggap enteng ucapannya. Mereka segera mengangguk sebagai jawaban.     

''Qing Lin, jika kau merasa sudah tidak kuat menahannya lagi, maka lakukan seperti yang aku katakan. Kau mengerti?" sambil menundukkan kepalanya, Xiao Yan memberi tahu Qing Lin dengan muram.     

"Ya." Qing Lin menganggukkan kepalanya dengan patuh, Melihat ekspresi pada wajah kecil Qing Lin, tampaknya energi tipe api panas yang ada di sekelilingnya membuatnya senang.     

Begitu telah menyampaikan perintahnya, Xiao Yan pun mengepalkan tinjunya dan berjalan menuju area bagian dalam terowongan yang semakin dalam.     

Ketika mereka memasuki area terowongan yang semakin dalam, energi tipe api yang ada di sekelilingnya terasa semakin padat. Beberapa anggota yang cukup lemah, mulai tidak dapat mentolerir suhu panas yang terasa, sehingga dengan tak berdaya memilih untuk mundur.     

Tapi meski beberapa anggota ada yang memilih untuk mundur, proses pencarian tetap dilakukan. Pada akhirnya, hanya Xiao Yan, Xiao Ding, dan Qing Lin yang bertahan dan terus melanjutkan pencarian. Sedangkan sisa anggota lainnya yang tidak kuat, segera ditarik naik ke atas saat mereka merasa energi api itu semakin padat.     

Saat semakin masuk ke dalam, ekspresi Xiao Yan juga tampak semakin serius. Selain ekspresi serius, mereka juga tampak begitu bahagia. Hal ini karena dia bisa merasakan jika sirkulasi 'Mantra Api' bersama Dou Qi Api Ungu yang ada di dalam tubuhnya secara otomatis mulai beredar dengan cepat tanpa dia kendalikan. Ini adalah pertama kalinya hal yang seperti ini terjadi sejak dia mulai berlatih.     

"Kita hampir sampai..." Setelah kembali berbelok di sudut jalan, cahaya berwarna merah muncul tak jauh dari ujung terowongan. Melihat ini, tubuh Xiao Yan menggigil karena bersemangat. Dia menghapus keringat di wajahnya. Dia berkata datar dengan suara yang terdengar serak.     

Ketiganya mempercepat langkah mereka. Mereka pun dengan cepat melewati sisa jalan pendek yang harus ditempuh itu dan akhirnya tiba di ujung terowongan.     

Sambil berdiri di ujung terowongan, mereka bertiga menyaksikan dunia berapi merah di depan mereka dengan wajah yang penuh... dengan keterkejutan...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.