Perjuangan Menembus Surga

Memulai Evolusi



Memulai Evolusi

0Di dalam hutan bambu hijau yang segar itu, sesosok tubuh putih, yang terlihat sempurna dan menggairahkan itu memancarkan godaan yang bisa membuat orang lain membuka mulutnya lebar-lebar.     

Penampilannya yang cantik, seperti iblis yang memikat, terlihat sangat menggoda. Leher putihnya yang jenjang tampak begitu anggun, dan ketika tatapan seseorang turun ke bawah, terlihat dada yang lembut, halus, kencang dan berbentuk bulat sempurna. Mungkin karena efek dari suhu yang tinggi, tetesan air kristal perlahan muncul di lehernya dan mulai mengalir turun. Tetesan yang mengalir di dadanya yang bulat dan penuh itu, membuatnya terlihat seksi.     

Pinggangnya yang ramping, tampak terlalu kecil untuk sebuah pelukan. Namun, pinggangnya yang kecil itu terlihat lentur. Perut bagian bawahnya tampak rata dan halus. Hanya dengan satu lirikan, perut itu membuat orang ingin melingkarkan tangan mereka di sekitarnya.     

Di bawah pinggang yang ramping, tampak sebuah ekor ular berwarna ungu yang terlihat buas. Ekor ular itu sedikit berayun, dan memperlihatkan keindahan yang tidak biasa.     

Di dalam hutan bambu yang kecil itu, tubuh indah yang telah membuat banyak pria meneteskan air liur ini terlihat tanpa menggunakan pakaian, dan membuat orang yang melihatnya begitu senang.     

Di tengah semak-semak, Xiao Yan menatap tubuh yang indah itu. Tubuh indah yang sedang telanjang, yang membuat banyak pria tergila-gila tersebut. Dalam sekejap, saat dia tidak berhati-hati, api yang jahat tiba-tiba menyala dari perut bagian bawahnya, membuat wajahnya menjadi merah. Hal itu terjadi selama beberapa saat sebelum kemudian dia mengepalkan tinjunya, mengedarkan Dou Qi di tubuhnya dan menekan api jahat di dalam tubuhnya.     

"Wanita ini... bukankah dia begitu menakutkan?" Xiao Yan kembali mengangkat kepalanya. Namun, dia hanya berani menatap 'Api Surgawi' yang membumbung dan membara tanpa berani melirik tubuh indah yang penuh dengan godaan itu. Dia takut jika dia tidak berhati-hati, dia akan memperlihatkan keberadaan dirinya sendiri.     

"Sejak lahir, Ratu Medusa memiliki kemampuan yang bisa membuat orang terpesona. Pesona yang dia miliki dapat dianggap sebagai perangs*ng paling manjur bagi pria. Tentu saja, dengan kekuatannya saat ini, dia dapat sepenuhnya mengendalikan kemampuan itu. Uh, tapi saat dia telanjang, pesona seperti ini tentu akan keluar. Ah... jadi lebih berhati-hatilah. Ada pisau di atas nafsu[1]*." Perkataan Yao Lao penuh dengan makna mendalam.     

"Uh..." Mendengar ucapan Yao Lao yang tiba-tiba, Xiao Yan hanya bisa tersenyum datar dan menganggukkan kepalanya dengan malu.     

Suhu panas di sekitarnya membuat Xiao Yan harus mengusap keringatnya, sambil bertanya dalam hati, "Guru, kapan kita akan bertindak?"     

"Tunggu sebentar lagi. Meski saat ini seluruh perhatiannya sepenuhnya tertuju pada 'Api Surgawi', tapi jika dia merasakan kehadiranmu, dia pasti akan langsung menghabisi udang kecil sepertimu dengan mudah. Aku mungkin bisa membantumu melarikan diri tapi 'Api Surgawi'..."     

"Kalau begitu kita akan menunggu sebentar lagi." Kata Xiao Yan setelah mendengar ucapan Yao Lao, lalu ia kembali terdiam. Tatapan matanya tertuju pada ruang kosong yang berada tak jauh dari situ.     

Membiarkan gaun berwarna ungunya menyentuh tanah, Ratu Medusa perlahan melangkah maju. Pandangan matanya menjadi buram saat menatap gugusan api berwarna hijau itu. Sambil menggigit bibirnya yang merah, dia kemudian bergumam, "Jika aku berlatih dengan mengikuti semua metode secara normal, langkah demi langkah, maka entah kapan aku bisa menyentuh pintu Dou Zong. Jadi ini adalah satu-satunya cara agar aku bisa segera mencapai level Dou Zong."     

Tangannya yang halus dan ramping dengan lembut bersandar di bahunya. Dia sedikit membungkukkan pinggangnya ke arah 'Api Surgawi' yang berada di udara. Kemudian perlahan mengangkat kepalanya dan menatap pertarungan sengit yang terjadi di tembok kota. Matanya yang indah tampak dingin. Jari-jarinya yang lembut menarik rambut hitam di dahinya dan berkata dengan lembut, "Jika aku berhasil berevolusi, semua manusia yang hari ini ada di sini akan tinggal di padang pasir selamanya!"     

Setelah mengucapkan kalimat yang dingin tersebut, Ratu Medusa perlahan menarik pita yang mengikat rambut hitamnya. Seketika, rambut hitam legamnya yang lembut tergerai ke bawah dan berkumpul di pinggang rampingnya.     

Dia mengayunkan kepalanya dengan pelan dan rambutnya berayun dengan tidak beraturan. Sikapnya yang dilakukan secara spontan ini meningkatkan kecantikan Ratu Medusa yang mempesona.     

Ratu Medusa kemudian melipat kedua tangannya dan menutup matanya yang cantik. Dia berulang kali mengubah bentuk segel aneh di tangannya. Mengiringi perubahan segel tersebut, gelombang energi di hutan bambu tiba-tiba menjadi jauh lebih kuat.     

Sambil bersembunyi di balik semak-semak, Xiao Yan mengenali perubahan ini dan langsung terkejut. Tubuhnya berada dalam sikap waspada, bersiap menghadapi berbagai macam situasi yang secara tiba-tiba bisa terjadi kapan saja.     

Gelombang di dalam hutan bambu menjadi semakin kuat. Kemudian, gelombang itu membentuk pusaran energi yang besar di ruang di atas langit. Melihat perubahan tersebut, Xiao Yan dengan takjub berkata di dalam hati, "Apa yang sedang ia lakukan?"     

"Ini... aku tidak begitu mengerti. Evolusi Ratu Medusa sangatlah misterius. Aku hanya pernah mendengarnya; Aku belum pernah melihatnya... tapi sepertinya, cara yang dia lakukan untuk berevolusi tidak tepat... Ah, dengan kata lain, bahkan jika dia berhasil, ia akan berevolusi menjadi apa... tidak ada yang tahu. Hal ini begitu membingungkan..." Yao Lao tertawa pahit. "Tapi ada sesuatu yang aku tahu pasti. Ini pasti akan ada hubungannya dengan ular."     

"..." Mendengar penjelasan Yao Lao yang agak berantakan, Xiao Yan yang tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Setelah mengurungkan niatnya untuk bertanya secara detail, ia kembali memfokuskan pandangannya kepada Ratu Medusa yang tertutupi oleh cahaya terang.     

Cahaya itu pun terus berkembang dan menguncup. Sesaat kemudian, suara raungan yang mirip seperti singa dan harimau terdengar kencang dari cahaya tersebut. Tak lama setelah raungan itu terdengar, cahaya yang menusuk mata tiba-tiba membesar.     

Di bawah sorotan cahaya yang begitu tajam dan menyilaukan ini, Xiao Yan tanpa sadar memejamkan matanya. Sesaat kemudian, dia kembali membuka mata dan tampak terkejut saat dia menyadari ada seekor ular besar berwarna ungu yang panjangnya lebih dari seratus kaki tergantung di udara, di atas pulau kecil tersebut.     

Tubuh ular besar berwarna ungu itu tampak panjang dan kuat. Dia juga terkesan cukup elegan dan indah. Mata berwarna ungu pucatnya berbeda dengan mata ganas ular besar yang sebelumnya Xiao Yan temui di danau. Sebaliknya, mata itu terkesan tenang dan acuh.     

Ular besar berwarna ungu itu perlahan memutar tubuhnya di udara. Kepala besarnya melihat ke arah tembok kota yang sedang kacau. Mata ungu pucat itu pun tampak dingin.     

Di sisi tembok kota, sosok berjubah hitam itu tampak tergantung di udara. Dengan acuh tak acuh dia melirik Hua She Er yang ada di seberangnya, yang berada dalam kondisi yang mengerikan. Sesaat kemudian, dia seperti telah merasakan sesuatu dan tiba-tiba menoleh. Tatapan matanya, menatap tajam ke arah sudut lain kota, di mana langit dipenuhi dengan cahaya ungu. Mata di bawah jubah hitam itu pun menyipit saat dia bergumam dengan pelan, "Apakah evolusi akan dimulai?"     

"Kalian manusia sialan. Begitu Yang Mulia berhasil berevolusi, tak satupun dari kalian yang akan bisa melarikan diri!" Hua She Er berkata dengan nada dingin, sambil mengusap darah di sudut bibirnya.     

"Jika evolusinya gagal, maka kita tidak perlu melakukan apa-apa. Secara alami, dia akan menghilang dari dunia ini." Ancaman dari Hua She Er tidak membuat sosok berjubah hitam itu merasa marah. Sepertinya dia telah dilahirkan dengan sikap yang acuh tak acuh. Sehingga jarang ada sesuatu yang dapat membuatnya panik. Orang seperti ini, ia seperti awan putih yang ada di langit. Meski dia tampak malas dan acuh tak acuh, tapi dia memiliki ketenangan dan pandangan ke depan yang bisa mengetahui segalanya.     

"Dan kau tahu betul bahwa evolusi semacam ini tidak memiliki peraturan atau metode. Bahkan jika dia akhirnya berhasil... tidak akan ada yang tahu dia akan berubah menjadi seperti apa." Sosok berjubah hitam itu kembali berkata dengan pelan.     

"Yang Mulia pasti akan berhasil!" Ekspresi Hua She Er tampak berubah marah saat dia berteriak dengan kencang, tapi tersembunyi di balik penampilan itu, hatinya merasa khawatir. Kakinya menginjak tembok kota dan Dou Qi-nya mengalir dengan liar saat dia menyerbu ke arah sosok berjubah hitam tersebut.     

"Sebenarnya... aku juga ingin melihat hasil akhir dari evolusi Ratu Medusa." Sosok berjubah hitam itu menatap acuh tak acuh pada Hua She Er yang menyerangnya dengan marah. Dia tersenyum lembut, kemudian menggelengkan kepala dan melambaikan tangannya. Lebih dari sepuluh angin yang berbentuk pisau besar berwarna hijau itu, yang panjangnya lebih dari seratus kaki menuju Hua She Er yang sedang melayang dan menyerangnya.     

"Ini adalah tubuh asli Ratu Medusa?" Xiao Yan tanpa sadar berteriak saat menatap ular ungu besar yang ada di langit dengan takjub.     

"Suku Manusia-Ular dan manusia memang berbeda. Tidak lama setelah mereka lahir, teknik rahasia biasanya digunakan untuk memasukkan roh Binatang Sihir berbentuk ular ke dalam tubuh mereka. Seiring dengan bertambahnya usia dan kekuatan mereka yang terus berkembang, roh dari Binatang Sihir berbentuk ular seperti ini perlahan akan bergabung dengan diri mereka dan akhirnya menjadi satu kesatuan. Setelah bergabung dengan roh berbentuk ular... saat mereka nantinya bertemu musuh yang kuat, mereka bisa mengeluarkan bentuk aslinya seperti ini. Saat itu terjadi, kekuatan mereka akan meningkat pesat. Rahasia ini juga merupakan kartu terakhir yang dimiliki suku Manusia-Ular." Yao Lao menjelaskan dalam hati Xiao Yan.     

"Oh..." Xiao Yan menganggukkan kepala sebelum kemudian mengangkatnya. Tangannya membelai dagunya dan bergumam, "Dia... apa yang ingin dia lakukan? Dia tidak akan menelan 'Api Surgawi' itu, kan? Jika dia menelan api itu... lalu apa yang harus aku lakukan?"     

"Ini..." Mendengar pertanyaan Xiao Yan, Yao Lao pun sedikit lemas. Seketika, dengan tak berdaya dia berkata, "Aku juga tidak terlalu yakin. Sebenarnya... aku kira evolusinya tidak akan berhasil. Kekuatan perusak dari 'Api Surgawi' bukanlah sesuatu yang bisa diremehkan. Meski dia adalah seorang Dou Huang, tapi dia masih akan kesulitan melawan kekuatan yang dimiliki oleh 'Api Surgawi'."     

Xiao Yan mendesah pelan. Dia kemudian tersenyum pahit dan berkata, "Kita tunggu dan lihat saja. Jika kita bergegas keluar sekarang, kita mungkin akan terbakar habis oleh 'Inti Api Teratai Hijau' yang liar itu."     

"Oke, lebih berhati-hati. Jika ada masalah, bersiaplah untuk melarikan diri kapan saja. Baik 'Api Surgawi' atau Ratu Medusa, keduanya sama-sama sangat berbahaya..." Yao Lao mengingatkan.     

Xiao Yan mengangguk sambil tersenyum pahit dan meningkatkan kewaspadaan seperti yang diperintahkan. Dia menatap pada ular ungu besar yang ada di langit itu dengan tajam, tanpa berkedip.     

Tubuh besar itu masih berada di udara. Cahaya ungu yang terang, keluar dari tubuh ungunya hingga akhirnya melingkupi seluruh kuil.     

"Dia sedang membuat mantra energi. Kukira dia takut diganggu oleh Gu He dan yang lainnya. Sepertinya evolusi seperti ini membutuhkan lingkungan yang sunyi. Dia cukup sial, karena hari ini kebetulan bertemu dengan kelompok orang-orang ini." Kata Yao Lao sambil tertawa.     

"Iya. Tapi tanpa bantuan mereka dalam menciptakan keributan ini, kita tidak akan memiliki kesempatan untuk masuk kesini..." Xiao Yan tersenyum dan mengangguk. Tatapan matanya tetap tertuju pada apa yang sedang terjadi di udara. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba ekspresinya menjadi tegang, dan dia berkata dengan serius, "Dia akan segera memulainya!"     

Saat Xiao Yan mengucapkan kalimat tersebut, ular ungu besar itu pun berputar beberapa kali di langit sebelum kemudian tiba-tiba memekik dengan pelan. Setelah itu, tanpa ragu-ragu dia menuju ke arah sekelompok api berwarna hijau itu.     

"Wanita gila ini... dia benar-benar berani menghadapi 'Api Surgawi' secara langsung!" Melihat tindakan ular ungu tersebut, Xiao Yan menarik nafas dingin dan dia segera mundur.     

Dengan tatapan Xiao Yan yang sangat fokus, ular ungu besar itu langsung turun ke bawah, dan tanpa ragu menuju ke dalam api berwarna hijau tersebut.     

Saat ular ungu itu memasuki 'Api Surgawi', Ratu Medusa mengeluarkan suara teriakan kencang yang membuat orang lain merasakan sakit dikepalanya.     

[1] Pisau di atas nafsu: Sesuatu yang dipenuhi nafsu dapat menimbulkan akibat yang mengerikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.