Perjuangan Menembus Surga

Diburu Oleh Waktu



Diburu Oleh Waktu

0Saat sosok berjubah hitam itu menghancurkan energi yang berbentuk tubuh Ratu Medusa, pada saat yang sama, kemarahan muncul di wajah Yue Mei dan Mo Basi. Mereka tiba-tiba menoleh dan berteriak ke arah penjaga yang tak terhitung jumlahnya yang sedang berdiri di tembok kota, "Bunuh semua manusia ini!"     

Mendengar perintah Mo Basi, suara teriakan marah yang memekakkan telinga terdengar dari tembok kota. Sejumlah Manusia-Ular yang memegang tombak racun di tangan mereka dengan erat, segera mengambil dua langkah mundur lalu maju dan dengan sekuat tenaga melemparkan tombak itu. Mereka melepaskan tombak racun dari tangan dan dalam sekejap, hujan tombak racun melesat ke arah sosok berjubah hitam dan kelompok Gu He yang tak jauh dari mereka. Suara siulan yang tajam membuat telinga manusia berdering.     

Sosok berjubah hitam itu menatap hujan deras tombak racun di langit dengan acuh tak acuh tanpa menggerakkan tubuhnya sama sekali. Dia melambaikan lengan bajunya pelan. Dalam sekejap, tornado besar berwarna hijau tiba-tiba muncul di depannya. Tornado hijau itu pun berputar dengan kecepatan tinggi dan pasir kuning di tanah bertebaran di udara.     

Mengamati tornado yang ukurannya membesar, sosok berjubah hitam itu pun mengayunkan tangannya secara acak, seperti seseorang yang akan mengusir nyamuk. Dalam sekejap, tornado berwarna hijau itu tiba-tiba dilepaskan. Hujan tombak beracun yang datang dari segala arah hancur berkeping-keping oleh kekuatan hisap yang liar dari tornado itu. Tombak racun yang harus melewati tornado itu pun kesulitan menyerang kelompok Gu He yang ada di belakang tornado.     

Sepasang mata di bawah jubah hitam itu memandang gelombang tombak racun yang tak henti-hentinya ditembakkan, yang kemudian ditepis oleh angin tornado. Sambil membalikkan tubuhnya, dia menghadap kelompok Gu He dan berkata dengan lemah, "Serang. Ratu Medusa kemungkinan sedang dalam kondisi penting. Saat ini, dia sangat lemah. Jika kau ingin mendapatkan 'Api Surgawi', ini adalah satu-satunya kesempatan yang kau miliki."     

Mendengar ini, Gu He mengerutkan alisnya. Setelah merenung sebentar, dia pun mengangguk dengan wajah serius. Dia bukanlah orang yang tidak tegas. Saat tiba waktunya membuat keputusan, dia tidak akan membiarkan kesempatan yang ada di depannya lewat begitu saja hanya karena alasan bodoh seperti moralitas dan keadilan.     

"Pak Tua Shi, Feng Li, serang. Kalian berdua bantu menghadang Mo Basi dan Yue Mei. Aku akan masuk ke dalam kota untuk mencari 'Api Surgawi'!" Gu He tiba-tiba berkata dengan suara serius sambil melambaikan tangannya.     

"Hee hee, kalau begitu, kita lakukan sesuatu yang besar. Bagaimanapun, kau adalah orang yang kaya. Semakin serius cederanya, maka hadiahnya pun akan semakin besar!" Yan Shi membuka mulutnya dan tertawa keras.     

Mendengar ini, Gu He hanya bisa menggelengkan kepalanya, tidak tahu harus menanggapinya seperti apa. Tubuhnya sedikit bergetar dan sepasang sayap Dou Qi besar muncul di punggungnya. Kakinya menginjak udara dan tubuhnya dengan cepat menuju bagian dalam kota.     

"Hentikan dia!" Melihat sikap Gu He, Yue Mei dan Mo Basi segera bergegas pergi dari atas tembok kota. Mereka menghalangi Gu He dengan wajah murung dan dingin.     

"Haha, lawan mu adalah kami!" sebuah tenaga yang begitu kuat menghantam Yue Mei dan Mo Basi dengan hebat.     

Yue Mei dan Mo Basi segera menghindari serangan tersebut. Yan Shi dan Feng Li kemudian dalam sekejap muncul di depan Yue Mei dan Mo Basi, mereka menghalangi keduanya dengan tersenyum.     

"Pengawal Medusa, hentikan dia!" melihat Gu He yang hendak memasuki kota, wajah Yue Mei berubah dingin. Dia menolehkan kepalanya dan dengan suara dingin berteriak memerintah pada para penjaga yang ada di tembok kota.     

"Ya!" suara perintah dingin tersebut dijawab dengan teriakan. Seketika, lebih dari sepuluh sosok yang bersinar, segera melompat dengan cepat dari ketinggian tembok kota untuk menghalangi Gu He.     

"Bunuh dia!" lebih dari sepuluh Manusia-Ular yang berpakaian aneh itu menatap Gu He dengan tatapan gelap dan dingin yang tampak seperti mengandung racun. Diiringi teriakan mereka yang dingin, lebih dari sepuluh Manusia-Ular itu menggerakkan tubuh mereka secara bersamaan. Kekuatan kencang yang mereka keluarkan dalam sekejap terbang ke udara dan mulai berkumpul menjadi satu. Setelah penggabungan kekuatan aneh tersebut, energi yang dikandungnya pun menjadi berlipat ganda.     

Gu He menatap lebih dari sepuluh Manusia-Ular itu dengan acuh tak acuh. Hanya dengan pandangan sekilas, dia bisa dengan jelas membedakan kekuatan mereka. Dua orang Dou Ling dan lebih dari sepuluh orang Da Dou Shi. Perbedaan level yang terlalu tinggi itu tidak bisa diabaikan, meskipun kemampuan aneh yang mereka miliki memungkinkan mereka untuk menggabungkan kekuatan serang mereka.     

Membuka salah satu telapak tangannya sambil menutup telapak tangan lainnya, Gu He mengeluarkan api biru pucat dan dalam sekejap menutupi tubuhnya. Dia mengepakkan sayap di punggungnya dan tangannya segera membentuk sebuah segel. Dia kemudian memekik pelan, "Api Biru Raksasa!"     

Saat pekikan itu terdengar, api berwarna biru pucat tiba-tiba muncul di depan tubuh Gu He. Pada saat dia melambaikan tangannya, api itu melesat ke arah Manusia-Ular yang berjumlah lebih dari sepuluh itu, dari segala arah. Kekuatan gabungan dari sepuluh lebih Manusia-Ular itu pun menjadi tidak ada apa-apanya di bawah api biru pucat itu.     

Gu He mengepakkan sepasang sayapnya dan dia segera melewati pertahanan dari Manusia-Ular yang berjumlah lebih dari sepuluh itu dengan kecepatan yang menakutkan. Dia mengulurkan tangannya dan mengeluarkan serangan kekuatan rahasia. Seketika, lebih dari sepuluh Manusia-Ular itu pun memuntahkan darah dan terlempar mundur.     

Gu He secepat mungkin mengalahkan orang-orang yang menghalangi jalannya. Ketika ia akan masuk ke dalam kota, sebuah kekuatan yang ganas menyerangnya dari bawah dan membuat ekspresi wajahnya berubah.. Dia segera mengepakkan sayapnya dan bergegas mundur, menghindari tombak ular yang ditembakkan padanya.     

"Komandan Pengawal Ular Medusa, Hua She Er!" Seorang wanita dengan tubuh anggun dan cantik melayang di langit dan berteriak dengan nada yang dingin.     

"Dou Wang... hu. Ternyata orang kuat di Suku Manusia-Ular cukup banyak." Melihat wanita yang muncul di depannya, Gu He mengira-ngira kekuatan lawannya itu dan segera menghela nafasnya dengan lemas di dalam hatinya.     

Wanita di depannya sepertinya tidak berniat untuk berbincang dengan Gu He. Dia memegang tombak ular yang tajam dengan satu tangan sambil menggoyang-goyangkan ekor ularnya di udara. Setelah itu, dia menyerang Gu He dengan kekuatan yang ganas, berniat untuk membunuhnya.     

Namun, tepat ketika Gu He bersiap untuk menggerakkan tubuhnya dan bertarung, sosok berjubah hitam tiba-tiba melintas di depannya. Dia berkata dengan pelan, "Serahkan dia padaku. Pergi dan temukan 'Api Surgawi' itu. Kita tidak memiliki banyak waktu. Begitu Ratu Medusa berhasil berevolusi, kukira saat itu, satu-satunya pilihan kita adalah berlari sejauh mungkin."     

"Ya." Gu He segera menganggukan kepalanya sambil menatap sosok berjubah hitam yang muncul di depannya. Setelah mendengar peringatan dari sosok berjubah hitam itu, Gu He segera masuk ke dalam kota dengan secepat kilat di bawah tatapan marah Hua She Er.     

Ketika suasana di area tembok kota sedang kacau, tidak seorangpun menyadari bahwa ada sosok yang diam-diam menyelinap masuk dari luar tembok kota. Setelah menyingkirkan beberapa Manusia-Ular yang sesekali ia temui di sepanjang jalan, dia segera melangkah dan bergegas menuju kota besar ini. Punggungnya sedikit bergetar dan ia mengeluarkan Sayap Awan Ungu. Xiao Yan terbang dengan cepat di ketinggian yang rendah sambil bertanya dengan cemas di dalam hatinya, "Guru, bagaimana? Apa kau sudah merasakan dimana letak 'Api Surgawi'?"     

"Ratu Medusa sangat licik. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan tapi dia membagi kehadiran 'Api Surgawi' menjadi empat bagian. Lokasi empat bagian itu diletakkan di empat sudut kota. Jika kita mencari mereka satu per satu, kita mungkin akan membuang banyak waktu." Ucap Yao Lao sambil tersenyum.     

Mendengar ini, Xiao Yan mengerutkan alis, tersenyum pahit, dan bertanya, "Ugh, wanita licik... apa yang harus kita lakukan sekarang?"     

"Hehe, tenang. Meski dia menggunakan cara yang sangat cerdas, tapi terlepas dari bagaimana kau menganggapnya, aku telah berinteraksi dengan 'Api Surgawi' cukup lama. Aku tetap bisa merasakan perbedaan kecil yang ada di antara mereka." Suara Yao Lao terdengar bangga.     

Xiao Yan menghela napas lega di dalam hatinya, dan segera bertanya, "Ke arah mana?"      

"Timur!" Yao Lao menjawab cepat.     

"Haha, Gu He menuju ke arah yang salah." Mendengar jawaban Yao Lao, Xiao Yan pun segera membuka bibirnya dan tertawa. Dia jelas-jelas senang atas kemalangan saingannya itu. Karena pada saat ini melihat Gu He terbang ke arah utara.     

Dengan cepat, kaki Xiao Yan segera melangkah keluar dari atap sambil menghindari beberapa serangan tombak ular yang dilemparkan ke arahnya. Dia menundukkan kepala melirik kota yang berantakan di bawahnya, kemudian mengepakkan Sayap Awan Ungu-nya dan terbang menuju bagian timur kota.     

Setelah dengan hati-hati terbang selama lebih dari sepuluh menit, perlahan, mulai terlihat sebuah kuil yang besar.     

"Di dalam sini. Hati-hati, disini keberadaan 'Api Surgawi' terasa lebih besar!" saat kuil tersebut nampak, suara peringatan Yao Lao terdengar di dalam hatinya.     

"Baiklah." Xiao Yan menganggukkan kepala dan perlahan-lahan memperlambat kecepatan terbangnya. Setelah itu dia masuk ke dalam wilayah yang gelap, dan sedikit menyipitkan mata saat melihat pertahanan di luar kuil yang ketat.     

"Jangan buang-buang waktu lagi. Cepatlah. Jika Ratu Medusa benar-benar berhasil berevolusi, aku tidak akan bisa menghadapinya. Maka kau hanya bisa melarikan diri untuk menyelamatkan hidupmu!" Ucap Yao Lao dengan serius.     

"Baiklah." Xiao Yan segera mengangguk dan dengan tenang bergerak menuju kuil. Dengan bantuan Yao Lao yang menyembunyikan kehadirannya, Xiao Yan menyelinap masuk ke dalam koridor seperti asap, lalu berlari dengan sekuat tenaga ke arah yang ditunjuk Yao Lao.     

Dengan Persepsi Spiritual Yao Lao yang sangat kuat, Xiao Yan mampu menghindari para penjaga yang berkeliling, setiap kali mereka nyaris bertemu. Setelah selama sekitar sepuluh menit berlari dengan dengan penuh bahaya dan gelisah seperti ini, pandangan mata Xiao Yan tiba-tiba bebas dan jelas. Danau kecil yang jernih terlihat di dalam matanya.     

Terdapat sebuah pulau kecil di tengah danau. Gelombang air di sekelilingnya tampak berkilauan tanpa ada jembatan untuk menuju ke pulau kecil tersebut.     

Sambil berdiri di sisi danau, Xiao Yan melirik air danau yang jernih dimana bagian dasar danau dapat dilihat. Dia menjilat bibirnya dan mengepakkan sayap di punggungnya. Namun, saat dia berada sekitar satu meter di permukaan danau, energi aneh tiba-tiba memaksanya jatuh ke dalam air danau itu.     

Saat tubuhnya hendak menyentuh air danau, jantung Xiao Yan tiba-tiba menjadi sesak. Perasaan tidak enak segera muncul di dalam dirinya. Dia mengambil pedang batu giok dari cincin penyimpanannya, kemudian berdasarkan instingnya, dia melemparkan pedang itu ke bawah. Kemudian ujung kakinya menekan dengan ringan di atas pedang tersebut, dengan kemampuan mengambang dari pedang tersebut di permukaan danau, Xiao Yan bergegas kembali ke sisi danau.     

Xiao Yan berdiri di sisi danau, berbalik dan menyaksikan pedang batu giok itu yang dalam sekejap langsung berkarat dan lenyap. Melihatnya, Xiao Yan hanya bisa menelan ludah...     

"Hati-hati. Ada larangan energi di area atas danau. Benda terbang apapun di atas permukaan danau, akan didorong paksa ke dalam danau. Tentu saja di dalam danau juga ada racun yang sangat kuat. Jika kau terkena sedikit saja... bahkan seorang Dou Wang pun akan mendapat masalah." Suara Yao Lao terdengar di dalam hatinya.     

"Sialan..." Xiao Yan mengutuk pelan dan dengan tidak sabar mengepalkan tangannya. Beberapa saat kemudian, dia menghela napas dalam-dalam dan bertanya dengan senyum pahit, "Sekarang apa yang harus kita lakukan?"     

Yao Lao merenung sejenak, kemudian berkata dengan tak berdaya, "Kita tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan metode yang paling bodoh. Sama seperti terakhir kali kau memasuki danau magma, aku akan menggunakan 'Api Surgawi' untuk melindungimu. Kau harus bergerak secepat mungkin dan bergegas ke pulau itu. Kalau tidak, kau mungkin akan berkarat dan lenyap."     

Xiao Yan menggosok tangannya dengan bersemangat dan mengingatkan, "Cepatlah... waktu kita sangat berharga!"     

Yao Lao menyetujuinya. Api tebal berwarna putih perlahan muncul di tubuh Xiao Yan dan menyelimutinya. Sesaat kemudian, api itu benar-benar menutupi seluruh tubuh Xiao Yan.     

"Sial, ayo pergi..." Berdiri di sisi danau, Xiao Yan menatap air danau yang jernih, kemudian menggertakkan giginya dan menutup mata. Kemudian dia melompat ke dalamnya diiringi suara percikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.