Perjuangan Menembus Surga

Yao Lao yang Tertidur



Yao Lao yang Tertidur

0Saat menatap potongan besi berwarna biru itu, wajah pemimpin Sekte Misty Cloud itu yang awalnya tenang, berubah menjadi cemas. Ia mengepalkan tinjunya, dan jantungnya berdebar kencang     

"Mengapa ada potongan Rompi Inti Lautan di sini? Jangan – jangan orang yang baru saja berada di sini itu... Jika rompi itu rusak, berarti ia seharusnya juga terluka cukup parah. Orang ini... Mengapa dia selalu muncul saat ada masalah?" Wanita itu menatap ke tanah, seperti mencari sesuatu. Wajahnya terlihat penuh kecemasan, tetapi, ia tidak menemukan jejak apapun. Ia mengernyitkan dahi sambil menahan marah.     

"Ketua Sekte Yun Yun, benda apa itu?" Tanya orang tua itu yang terkejut ketika melihat wanita itu emosi. Ini adalah pertama kalinya ia melihat sang ketua Sekte Misty Cloud itu menunjukkan berbagai emosi pada saat bersamaan.     

"Haha, bukan apa – apa." Terkejut mendengar suara orang tua itu, wanita itu langsung menyembunyikan emosinya. Sesaat kemudian, ia benar – benar kembali tenang. Ia tersenyum, menyimpan potongan rompi itu ke dalam cincin penyimpanannya, dan berkata, "Jia Lao, menurutku sebaiknya kita mencari tahu tentang empat orang Dou Huang itu. Lagipula, sepertinya tidak mungkin jika dua orang Dou Huang dari kerajaan lain datang ke Kerajaan Jia Ma hanya untuk berkeliling."     

Mendengar perkataanya, orang tua itu menatap wanita itu dengan tatapan heran. Biasanya, wanita itu bukanlah orang yang tertarik dengan hal – hal seperti itu.     

"Sebenarnya, benda apakah potongan – potongan besi tadi?" Orang tua itu menjadi ragu. Sebagai pelindung dari Kerajaan Jia Ma, sebenarnya mencari tahu orang – orang kuat dari luar kerajaan itu adalah bagian dari tugasnya. Ia sebetulnya ingin meminta Sekte Misty Cloud untuk ikut membantu juga. Ia tidak menyangka bahwa wanita itu akan mengajaknya terlebih dahulu. Jadi, orang tua itu hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya dan tertawa, "Baiklah kalau begitu."     

"Kota Yan ada di bawah kita dan markas klan Mo terletak di situ. Mari kita ke sana dan mencari informasi terlebih dahulu." Tatapan wanita itu berpindah ke kota besar di bawahnya. Ia tersenyum dan lalu turun dan mendarat di luar kota Yan. Di belakangnya, orang tua itu mengikutinya dengan tenang.     

Tiga hari kemudian, di Kota Gurun Batu, di 'Markas Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun.'     

Sebuah aroma kayu cendana tercium di sebuah ruangan yang sunyi, membuat orang – orang disana merasa nyaman. Seorang pria muda berbaring dengan mata terpejam di atas sebuah ranjang di pojok ruangan. Jarak waktu antara tiap nafasnya sangat panjang, membuat orang berpikir bahwa sewaktu – waktu, nafasnya akan berhenti tiba – tiba.     

Saat pria itu terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang, ia hanya bisa merasakan orang yang berjalan di sekelilingnya. Setelah waktu berlalu cukup lama, beberapa suara helaan nafas terdengar dan kemudian menghilang.     

Setelah pintu ruangan itu telah terbuka dan tertutup berkali – kali, jari pria muda yang terbaring di ranjang seperti orang mati itu bergerak pelan. Beberapa saat kemudian, nafasnya yang lemah menjadi lebih kencang. Beberapa saat setelahnya, matanya mulai bergerak. Kelopak matanya terasa berat untuk dibuka.     

Seberkas cahaya lampu menembus ke dalam matanya. Tangan Xiao Yan mengencang saat ia berusaha mengalihkan pandangannya dari cahaya yang silau. Setelah melihat ruangan yang tidak asing baginya, ia menghela nafas lega. Tubuhnya terasa lemah dan lelah saat ia terbaring di ranjang tanpa kekuatan untuk bergerak.     

Xiao Yan menarik nafas dan menghembuskannya. Saat ia telah benar – benar terjaga, ingatan – ingatan mulai muncul di dalam otaknya, membuat Xiao Yan berusaha mengingat apa yang terjadi kepadanya sebelumnya.     

"Sepertinya aku terluka." Mengingat rasa sakit yang luar biasa saat ledakan api itu mengenainya, Xiao Yan tertawa pelan. Ia menarik nafas dalam – dalam dan mencium aroma cendana. Saat ingatannya menjadi lebih jelas, ia menutup matanya dan mencoba melihat ke dalam tubuhnya melalui mata batinnya.     

Saat ia melihat ke dalam tubuhnya, ia terkejut melihat tubuh bagian dalamnya yang rusak.     

Melihat bagian dalam tubuhnya yang rusak karena energi ledakan itu, Xiao Yan menjadi sedih. Walaupun ia tahu bahwa luka yang dialaminya akan cukup serius, ia tidak menyangka bahwa lukanya akan separah itu. Jika orang lain yang terluka separah itu, orang itu pasti sudah cacat!     

"Ini akan sangat merepotkan!" Gumam Xiao Yan dalam hati. Mata batinnya melihat ke sepanjang jalur – jalur Qi yang rusak sampai akhirnya berhenti di vortex, di perutnya. Saat melihat vortex yang hanya menyisakan beberapa tetesan energi, ia menghela nafas. Hal ini hanya akan membuat segalanya lebih sulit.     

Di tengah vortex, sebuah cahaya hijau bergerak pelan. Cahaya itu menyimpan rahasia kekuatan Xiao Yan, 'Inti Api Teratai Hijau.' Tetapi, saat itu Xiao Yan tidak berani mengeluarkan api hijaunya. Saat itu, jalur – jalur Qi di tubuhnya rusak parah. Ia yakin bahwa jika seseorang menyerangnya, ia akan mati saat itu juga.     

Dengan perasaan kecewa, Xiao Yan menarik mata batinnya dari dalam tubuhnya dan membuka matanya. Ia tersenyum pahit, menggeleng, dan menghela nafas.     

Xiao Yan berpikir saat ia menatap langit – langit ruangan itu selama beberapa saat. Sejak ia bangunn, ia merasakan ada sesuatu yang hilang. Sekarang, akhirnya ia ingat. Yao Lao belum muncul sejak tadi.     

Mengingat hal itu, Xiao Yan menjadi panik, ia memanggil – manggil Yao Lao, "Guru? Guru?"     

Ia berteriak dalam hatinya selama beberapa menit tanpa hasil. Suaranya terasa seperti sebuah batu yang tenggelam di dalam lautan. Xiao Yan semakin panik saat Yao Lao tak kunjung menjawab.     

"Apakah terjadi sesuatu?" Sudut mulut Xiao Yan bergetar, saat ia merasakan mulutnya sangat kering. Ia semakin panik. Rasa panik itu mirip dengan rasa panik pada saat kekuatannya menghilang dalam waktu semalam.     

Sejak Xiao Yan dan Yao Lao bertemu, Xiao Yan merasa jauh lebih tenang dan yakin jika Yao Lao bersamanya. Ia merasa seperti itu karena ia yakin bahwa jika Yao Lao bersamanya, ia tidak akan membiarkannya mati. Saat itu, Yao Lao menghilang. Hal itu membuat Xiao Yan yang selalu bergantung kepadanya menjadi panik.     

Xiao Yan menggigit bibirnya saat ia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mengangkat tangannya. Saat ia melihat cincin hitam di tangannya yang masih utuh, ia menghela nafas lega. Ia berusaha menenangkan dirinya dengan menutup matanya lagi. Kekuatan Spiritual muncul di depannya dan membentuk sebuah benang. Setelahnya, benang itu menyentuh cincin hitam itu.     

Saat Kekuatan Spiritualnya menyentuh cincin hitam itu, sebuah kekuatan besar menarik Xiao Yan ke dalam cincin itu. Xiao Yan tidak punya waktu untuk menahannya dan menyedotnya ke dalam cincin itu.     

Saat ia tersedot, ia tidak melihat apa – apa selain kegelapan. Sesaat kemudian, sebuah lingkaran yang menutupi sebuah cahaya putih muncul. Di dalam lingkaran itu, sosok Yao Lao melayang di udara dan tersenyum melihat energi kekuatan spiritual Xiao Yan yang lemah.     

Yao Lao melayang mendekat kepada Xiao Yan saat ia berkata, "Bocah, kau akhirnya bangun juga."     

"Guru, apakah kau baik – baik saja?" Melihat sosok Yao Lao, rasa panik di hati Xiao Yan mulai berkurang. Tetapi, walaupun rasa paniknya berkurang, Xiao Yan tidak bodoh dan merasa ada yang salah. Sebelumnya, saat Yao Lao berbicara kepadanya, ia dapat berbicara secara langsung melalui hati Xiao Yan. Sekarang, ia memerlukan cincin hitam itu untuk dapat berbicara dengannya. Karena itu, ia tahu kondisi Yao Lao sedang tidak baik.     

"Aku akan memberikan kabar baik dan kabar buruk kepadamu."     

Yao Lao tersenyum saat ia menepuk – nepuk sosok Xiao Yan. Dengan senyuman, Yao Lao berkata, "Kabar baiknya adalah aku sungguh kagum denganmu. Aku terkejut saat melihat kekuatan 'Api Teratai Buddha Marah' yang kau ciptakan. Jika kau dapat menyempurnakannya, kurasa tidak ada orang yang setingkat denganmu yang mampu mengalahkanmu."     

Xiao Yan tidak merasa senang. Jurus itu memang sangatlah kuat, tetapi harga yang harus dibayar juga sangatlah mahal dan mengerikan.     

"Kabar buruknya, mungkin kau telah melihat sendiri bahwa tubuh bagian dalam mu mengalami kerusakan yang sangat parah." Kata Yao Lao sambil tersenyum.     

"Ya, memang sangat parah." Xiao Yan mengangguk dan menghela nafas, "Intinya, tubuhku hampir hancur sepenuhnya."     

"Haha, luka mu memang parah, tetapi jika kau menjalani masa pemulihan dengan benar, tubuhmu pasti akan membaik. Aku telah membuat rencana untuk memulihkan mu. Nanti, aku akan memberitahu kepadamu. Jika kau mengikuti semua yang ku katakan, kau akan dapat mengembalikan seluruh kekuatanmu." Kata Yao Lao.     

Xiao Yan mendengar nada bicara Yao Lao yang tidak seperti biasanya dan bertanya, "Bagaimana denganmu, Guru?"     

"Aku? Ini mungkin kabar yang paling buruk. Walaupun kau berhasil menciptakan jurus yang sangat kuat, proses itu menghabiskan tujuh puluh persen dari Kekuatan Spiritualku. Terlebih lagi, aku harus melindungimu dari kekuatan ledakan itu. Hal – hal itu membuat kekuatan Spiritualku hampir habis total." Jawab Yao Lao sambil tersenyum kecut.     

Mendengar hal itu, ekspresi Xiao Yan berubah. Sosok dirinya yang ia ciptakan dengan Kekuatan Spiritual mulai bergetar.     

"Jangan kuatir, walaupun Kekuatan Spiritualku hampir habis, bukan berarti kekuatanku tidak dapat dipulihkan. Aku hanya perlu tidur untuk beberapa waktu seperti yang kulakukan dulu." Yao Lao tersenyum melihat Xiao Yan yang menggigit bibirnya dan lalu berkata, "Dalam beberapa waktu kedepan, aku tidak akan dapat melindungimu. Kau harus mengandalkan kekuatanmu sendiri."     

Melihat Yao Lao yang tersenyum dengan tenang, mata Xiao Yan menjadi merah. Ia mengepalkan tinjunya dan berkata dengan suara serak, "Maafkan aku, guru."     

Xiao Yan betul – betul tahu bahwa jika ia tidak memaksakan untuk menggabungkan kedua 'Api Surgawi' itu, Kekuatan Spiritual Yao Lao tidak akan terkuras. Ia juga tidak akan perlu untuk tidur lama untuk memulihkan kekuatannya.     

Yao Lao menepuk pundak Xiao Yan dan tertawa, "Haha, kau tidak perlu menyesal. Aku hanya akan tertidur untuk beberapa saat, bukan menghilang selamanya. Aku sangat puas dengan 'Api Teratai Buddha Marah' yang kau ciptakan. Muridku benar – benar bukanlah orang biasa!"     

Sosok Yao Lao menjadi semakin kabur saat ia melambai ke Xiao Yan dan berkata, "Baiklah, Kekuatan Spiritualku benar – benar hampir habis dan kau sebaiknya pergi. Untuk urusan Qing Lin, kau tidak perlu kuatir. Wanita bernama Lu Man itu tidak akan memperlakukannya seperti klan Mo, percayalah kepadaku."     

Xiao Yan berlutut di tempat kosong itu, matanya merah. Ia menundukkan kepalanya sampai menyentuh lantai dan berkata kepada Yao Lao. "Guru, jaga dirimu!"     

Yao Lao terlihat bangga melihat Xiao Yan yang telah melewati kejadian – kejadian itu. Ia bukanlah seorang remaja biasa lagi. Yao Lao tersenyum dan menganggukkan kepalanya, saat sosoknya mulai menghilang dari lingkaran itu.     

"Bocah, kuharap saat aku bangun, aku dapat melihat seorang murid yang telah menjadi kuat. Aku telah menyimpan beberapa 'Api Pendingin Tulang' di dalam cincin ini untuk kau gunakan di saat kau terdesak. Sejak aku pertama kali mengenalmu sampai sekarang, aku selalu bangga melihatmu." Tawa pelan itu terdengar dari dalam lingkaran itu dan terdengar sampai beberapa saat.     

Xiao Yan berdiri dengan pelan. Ia memandangi lingkaran yang kosong itu dan menghela nafasnya. Mulai dari sekarang, ia harus menghadapi dunia ini sendirian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.