Perjuangan Menembus Surga

Persetujuan Tiga Tahun



Persetujuan Tiga Tahun

0Kalimat membosankan perlahan memenuhi lapangan. Atmosfer yang awalnya hening menemui sedikit kekacauan.     

Ratusan murid Sekte Misty Cloud memperlihatkan ekspresi berbeda - beda, kala mereka menatap figur pemuda berjubah hitam di dekat tangga. Mereka tidak mengenali pemuda bernama Xiao Yan ini. Relasi antar Xiao Yan dan Nalan Yanran merupakan gosip sehari - hari para murid. Tentu, tiap kali nama Xiao Yan muncul, mereka pasti mengoloknya. Seorang bocah dari klan kecil berani menikahi Nalan Yanran yang statusnya di Sekte Misty Cloud telah serupa seorang tuan putri. Di mata para murid, Xiao Yan nampak terlalu percaya diri dengan kemampuannya. Gosip ini makin gencar setelah Perjanjian Tiga Tahun terjadi. Pastinya, salah satu alasan mereka begitu tekun mencibir adalah karena rasa iri.     

Sebagai ketua muda dari Sekte Misty Cloud, Nalan Yanran adalah sosok dewi yang tidak tersentuh oleh para murid lainnya. Ketika mereka berpapasan, para murid selalu terkesima menatap ekspresi agung Nalan Yanran. Semua yang ingin mendekat dengan gadis itu selalu gagal. Xiao Yan, sebagai seorang laki - laki yang hampir menjadi suami Nalan Yanran, tentu akan menghadapi rasa iri hati yang besar.     

Disulut oleh iri hati dan rumor, para murid Sekte Misty Cloud memiliki pendapat yang sangat buruk terhadap Xiao Yan. Ketika mereka bercakap - cakap, banyak dari mereka menghina Xiao Yan. Seolah - olah, level Xiao Yan tidak lebih dari seekor kutu.     

Namun, kala mereka menatap pemuda yang tetap tenang dan teguh di hadapan gabungan Qi dari hampir seribu murid, beberapa murid yang pintar merasa terkesima. Keteguhan mentalnya ini bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan oleh seorang sampah.     

Tatapan cerah Nalan Yanran menetap pada pemuda bertubuh kurus yang berjarak beberapa meter darinya itu. Pandangannya meneliti wajah tampan Xiao Yan. Saat itu, ia masih dapat mengenali wajah Xiao Yan yang dulu. Hanya dalam tiga tahun, sisi kekanak - kanakannya telah terkikis habis. Pemuda di hadapannya itu tidak lagi memiliki semangat meluap - luap seperti saat ia berada di aula Klan Xiao dahulu. Kini, pemuda itu sangat hebat dalam mengendalikan dirinya.     

"Ia telah berubah banyak." Sebuah pikiran muncul di benak Nalan Yanran. Ia memandang Xiao Yan dengan perasaan yang bercampur aduk. Ia tidak pernah menyangka bahwa seorang sampah dapat datang ke Sekte Misty Cloud tanpa gentar. Apalagi, Xiao Yan nampak tetap tenang dan tidak menunjukkan rasa takut sama sekali di hadapan ratusan murid Sekte Misty Cloud.     

"Klan Nalan, Nalan Yanran."     

Perlahan, Nalan Yanran berdiri. Tubuhnya yang indah serupa teratai salju yang tidak tergoyahkan. Kedua bola matanya menatap lekat Xiao Yan dan suaranya tidak kalah tenang dari suara pemuda itu.     

"Inikah bocah dari Klan Xiao? Bukankah ia hanyalah seorang sampah yang tidak dapat menyimpan Dou Qi?" Di atas pohon raksasa, Jia Xing Tian memperhatikan Xiao Yan dengan kagum. Ia tertawa pelan, "Hahaha, melihat sikapnya, ia bukanlah seorang lemah yang berusaha tampil kuat. Bahkan, meskipun ketenangannya hanyalah sandiwara, untuk dapat sedemikian tenang di hadapan kekuatan dari para anggota Sekte Misty Cloud, bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan."     

Fa Ma yang berdiri di dekat Jia Xing Tian mengangguk. Kedua mata tuanya yang tajam meneliti Xiao Yan dengan cermat. Beberapa detik kemudian, ia menatap wajah Xiao Yan. Alisnya bertaut lembut, saat ia berkata, "Entah mengapa, pemuda itu terasa tidak asing."     

"Hahaha, kamu juga merasa begitu?" Mendengar hal ini, Jia Xing Tian tertawa pelan. Tatapannya serius, kala menatap Xiao Yan. "Tampaknya, kita pernah melihatnya sebelumnya."     

Guratan di kening Fa Ma semakin mendalam. Matanya berkedip saat menatap Xiao Yan, namun ia tidak berkomentar lebih lanjut.     

"Hei, Pak Tua Nalan, apakah ini bocah dari Klan Xiao yang hampir menjadi menantu Klan Nalan? Ia tidak terlihat seperti kutu tidak berguna seperti rumornya. Sikap dan kekuatan mentalnya jarang aku lihat di anak muda yang telah aku temui." Ujar Mu Chen sambil menoleh pada Nalan Jie. Ia tersenyum pada Nalan Jie yang tengah menatap lekat sosok Xiao Yan dari awal. Mu Chen tersenyum senang. Seorang menantu yang diusir karena dikira sampah ternyata kini terlihat lebih hebat dari beberapa orang yang disebut jenius. Meskipun Nalan Jie tidak akan menyesal hingga merasa ingin mati, orang tua itu paling tidak akan kecewa berat.     

Ekspresi Nalan Jie terlihat marah ketika ia memotong omongan Mu Chen dengan tatapan kasar. Ia terlalu malas untuk membalas hal yang tidak penting itu. Disertai tawa dingin, ia kembali menatap pemuda berpenampilan halus dan tampan itu. Dalam hati, emosinya berkecamuk.     

Meski Nalan Jie telah cukup lama tahu bahwa Xiao Yan sudah bukan lagi seorang sampah, ketenangan dan kekuatan mental pemuda itu membuatnya terhenyak. Terlebih lagi, ia merasa amat menyesal. Dengan situasi yang telah memuncak hingga titik ini, apapun yang ia katakan tidak akan merubah situasi. Ia hanya dapat berharap bahwa dendam antara Xiao Yan dan Nalan Yanran akan hilang setelah ini. Akan lebih baik jika mereka dapat berbaikan. Tentu saja, harapannya itu memang sulit untuk tercapai. Meski keduanya tidak dapat bersama lagi di masa depan, jika kebencian Xiao Yan terhadap Klan Nalan berkurang, Nalan Jie akan merasa lebih baik. Bagaimanapun, dari yang Nalan Jie lihat, pemuda ini memiliki semua ciri - ciri seseorang yang kuat     

Kekuatan mental yang hebat, talenta berlatih yang luar biasa, dan ketekunan untuk terus berusaha selama tiga tahun hanya untuk sebuah perjanjian; hanya dengan tiga perihal itu saja, masa depan Xiao Yan untuk menjadi kuat akan jauh lebih mudah dan lancar. Nalan Jie merasa, dibenci oleh pemuda dengan kekuatan seperti itu, bukanlah hal yang baik.     

"Nampaknya aku harus mengutus seseorang untuk menghubungi Klan Xiao." Nalan Jie menghela nafas pelan di dalam hatinya dan menggelengkan kepalanya. Kemudian, ia menatap ]lapangan itu. Ia kini hanya dapat menunggu dimulainya Perjanjian Tiga Tahun.     

Setelah Nalan Yanran berdiri, sepuluh orang tua berjubah putih perlahan membuka mata mereka. Tatapan mereka tertuju pada sosok pemuda berjubah hitam di depan tangga batu. Mereka saling bertatapan dalam kekaguman. Ketidakyakinan di hati mereka mirip dengan apa yang Nalan Jie dan orang - orang rasakan. Dilihat dari segi mana pun, Xiao Yan saat ini bukanlah sampah Klan Xiao yang dahulu diolok - olok.     

Orang tua berjubah putih di tengah jajaran melihat ke arah Xiao Yan. Setelah beberapa saat, ia membuka mulut dan berujar demikian. "Kamu Xiao Yan dan Klan Xiao?"     

Pandangan Xiao Yan terarah kepada sosok lelaki tua berjubah putih di tengah mimbar. Ia segera paham bahwa figur itu memegang posisi penting di Sekte Misty Cloud. Semenjak sosok tersebut bicara, tetua yang lain tetap diam, mengatupkan mulut mereka.     

"Aku adalah kepala tetua Sekte Misty Cloud, Yun Leng." Sebelum Xiao Yan dapat menjawab, lelaki tua itu telah lanjut bicara seenaknya dan berkata, "Ketua sekte belum kembali hari ini. Maka, Perjanjian Tiga Tahun akan diawasi olehku. Tujuan kompetisi ini adalah untuk belajar dari satu sama lain. Berhenti ketika…"     

"Hidup dan mati ditentukan surga." Suara lembut bergaung, memotong kalimat Yun Leng.     

Seluruh tatapan mencari asal suara, dan berhenti pada sosok pemuda berjubah hitam yang tenang itu. Ekspresi mereka bermacam - macam. Banyak yang tidak menyangka bahwa Xiao Yan akan mengatakan demikian. Pemuda itu harusnya sadar bahwa lawannya adalah calon penerus Sekte Misty Cloud yang perkembangannya diprioritaskan sekte.     

"Hahaha, sungguh pemuda yang berani." Di atas pohon - pohon tinggi, beberapa orang tua tidak dapat menahan tawa mereka. Beberapa bahkan mengacungkan jempol pada Xiao Yan.     

Mata Nalan Yanran membelak sedikit. Ia menatap Xiao Yan dan menemukan gejolak emosi pada pupil hitam kelamnya. Apakah itu kebencian?     

Beberapa saat kemudian, Nalan Yanran mengangguk. Nada suaranya tenang saat ia berkata, "Sesuai permintaanmu."     

Mendengar jawaban Nalan Yanran, Yun Leng mengernyitkan alisnya. Interupsi Xiao Yan membuat Tetua Kepala tak suka. Ia telah tahu bahwa Xiao Yan bukanlah seorang sampah. Namun, kemampuan Nalan Yanran juga tidak kalah darinya. Apalagi, Sekte Misty Cloud-lah yang menempa Nalan Yanran. Kecepatan pertumbuhan kekuatannya sangat hebat. Jika keduanya bertarung, Yun Leng tidak yakin Xiao Yan dapat menang.     

"Anak muda, kamu seharusnya selalu berkepala dingin saat menghadapi semua hal yang kau lakukan. Namun, karena kamu telah membuat keputusan, lakukanlah apa yang kau mau. Hidup dan mati ditentukan surga." Yun Leng mengibaskan tangannya sembari berujar pelan.     

Xiao Yan tersenyum. Dalam hati, ia tertawa dingin. Kelonggaran? Dahulu, saat, Nalan Yanran amat bengis padanya, apakah ada yang memintanya untuk lebih bermurah hati?     

Perlahan, tangan Xiao Yan mengerat pada gagang pedangnya. Dengan sigap, ia menghunuskan Pedang Xuan Berat dari punggungnya; angin berdesing, seiring pergerakan berat pedang itu. Pedangnya berdebum ke tanah dan melontarkan debu ke udara. Dou Qi berwarna hijau samar menyelimuti tubuh Xiao Yan yang sedang menatap Nalan Yanran. "Aku telah datang sesuai Perjanjian Tiga Tahun. Hari ini, mari kita tuntaskan semua dendam masa lalu. Kau harus membayar seluruh penghinaan yang kau lontarkan ke Klan Xiao saat itu."     

Nalan Yanran mengulurkan lengannya dan cincin penyimpanan berwarna hijau zamrud di jarinya bercahaya; memunculkan sebuah pedang panjang berwarna hijau muda. Tepi pedang itu sedikit miring, merefleksikan sebuah sensasi dingin di bawah sinar terik matahari.     

Mata cantik Nalan Yanran beradu tatap dengan sepasang pupil hitam. Gadis itu menghela nafas kecewa, kala berbisik, "Aku akan menentukan pernikahanku sendiri. Meski tiga tahun telah berlalu, aku tidak menganggap diriku salah. Aku memiliki hak untuk memilih jalan hidupku sendiri. Mungkin, beberapa kelakuanku tergolong tidak pantas kala itu. Namun, aku akan membuat keputusan yang sama, bahkan jika aku dapat memutar waktu."     

"Kelakuanmu tidak pantas?" Xiao Yan tertawa pelan. Hanya kelakuan tidak pantas, katanya? Seolah - olah, pengakuan seringan itu cukup untuk mewakili sikap kasar dan tidak masuk akalnya. Tidakkah ini terlalu sederhana?     

Ekspresi Xiao Yan perlahan kembali dingin. Telapaknya mencengkeram pada hulu pedang. Sedetik kemudian, kakinya melangkah maju. Kala kakinya mendarat, garis - garis retakan muncul di lantai berbatu hijau. Dou Qi hijau berbentuk api hijau bergolak ganas di permukaan tubuh Xiao Yan.     

"Mari kita mulai."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.