Perjuangan Menembus Surga

Pil Api Ungu



Pil Api Ungu

0Xiao Yan mengusap dagunya, ia sedang berpikir keras. Beberapa saat kemudian, ia membalikkan tangannya dan sebuah botol bening berisi Sari Kecubung muncul di telapak tangannya.     

Xiao Yan membuka tutup botol itu dan memasukkan jarinya ke dalamnya. Saat ujung jarinya menyentuh cairan Sari Kecubung itu, jarinya terasa sakit.     

Setelah menarik tangannya keluar, Xiao Yan menatap setetes Sari Kecubung di ujung jarinya. Ia mengalirkan Dou Qi-nya ke ujung jarinya. Seketika itu juga, sebuah bunyi ledakan kecil terdengar. Benang api ungu muncul di ujung jarinya. Suhu panas api itu membuat Xiao Yan memicingkan matanya.     

Xiao Yan tersenyum dan menganggukkan kepalanya sebelum berkata dengan nada menyesal, "Suhunya tidak buruk... tetapi sayangnya api yang dapat dihasilkan dari Sari Kecubung itu terlalu kecil."     

Xiao Yan menatap botol itu dan mengernyitkan alisnya saat ia berkata, "Aku tidak punya banyak Sari Kecubung. Jika setetes sari itu hanya dapat menghasilkan api sekecil itu, kerugian ku akan lebih besar dari keuntunganku."     

Xiao Yan menoleh kepada 'Python Penelan Surga' yang sedang bermain – main dengan api itu dan bertanya dalam hati, "Tetapi ular ini juga tidak banyak meminumnya. Bagaimana dia dapat menembakkan api sebesar itu?"     

Xiao Yan menatap ular itu dengan tajam. Beberapa saat kemudian, ia mengangkat alisnya. Setelah diperhatikan, ia menemukan bahwa setiap kali ular itu akan menembakkan api ungu itu, semacam ludah akan muncul di antara taringnya. Saat api ungu kecil itu tercampur dengan ludah itu, ukuran api itu tiba – tiba membesar beberapa kali lipat.     

"Apakah karena ludah itu?" Gumam Xiao Yan dalam hati. Ia tersenyum dan membalikkan telapak tangannya. Seketika itu juga, sebuah botol kosong muncul di tangannya. Setelah itu, ia langsung berjalan menghampiri 'Python Penelan Surga' itu sambil tersenyum.     

...     

Setelah berusaha dengan keras, Xiao Yan yang penuh keringat akhirnya berhasil mendapatkan hampir sebotol penuh ludah berwarna hijau milik ular itu. Ular itu menatapnya dengan kesal saat ia mencium aroma ludah itu. Xiao Yan terlihat terkejut dan menggelengkan kepalanya. Sambil menatap ular itu, ia bergumam dalam hati, "Ular ini, jangan – jangan ia adalah seekor betina."     

Xiao Yan menaruh kedua botol itu dan berpikir sejenak. Tiba – tiba, ia menggoyangkan tangannya, mengeluarkan kuali obat merah dari dalam cincinnya, dan meletakkannya di atas meja. Ia menjentikkan jarinya dan beberapa lidah api kecil berwarna hijau muncul dan berkumpul menjadi satu lidah api besar di dalam tungku itu.     

Melihat api yang berkobar di dalam tungku itu, Xiao Yan mengusap cincinnya lagi dan mengeluarkan beberapa tanaman berwarna merah yang mempunyai energi api. Ia melempar tanaman – tanaman itu ke dalam tungku, lalu ia mengendalikan api hijau itu dan mengubah tanaman – tanaman itu menjadi setumpuk besar bubuk berwarna merah.     

Setelah bubuk merah itu terbentuk, Xiao Yan menggunakan dua tabung kecil untuk menyedot masing - masing setetes Sari Kecubung dan ludah 'Python Penelan Surga.' Setelah itu, ia memasukkan semua bahan itu ke dalam tungku itu.     

Melihat api yang berkobar di dalam tungku itu, Xiao Yan tersenyum kecil. Kesepuluh jarinya bergerak – gerak untuk mengendalikan suhu api hijau itu. Suhu api hijau itu naik dan turun sesuai dengan pikirannya. Walaupun menaik turunkan suhu api itu sudah merupakan hal yang menantang bagi seorang ahli kimia, Xiao Yan dapat melakukannya dengan mudah setelah menyerap energi 'Bibit Teratai Api.'     

Di dalam kuali obat itu, api hijau menari – nari dengan indah. Beberapa saat kemudian, api itu perlahan lahan menghilang. Akhirnya, api itu terkumpul menjadi sebuah lidah api kecil yang kembali ke jari Xiao Yan.     

"Walaupun sebagian besar api itu habis terpakai untuk membuat obat itu, dapat mengambil kembali api itu, walaupun sedikit tetap terasa menyenangkan." Xiao Yan tersenyum saat lidah api kecil itu masuk kembali ke tubuhnya. Ia menjentikkan jarinya dan sebuah angin membuka penutup tungku itu. Tiga buah pil berwarna merah melayang dari dalam tungku itu dan mendarat di tangan Xiao Yan.     

Xiao Yan bermain – main dengan ketiga pil itu sambil tersenyum. Pil – pil itu bukanlah pil obat. Hal itu karena mereka tidak berkhasiat seperti pil – pil obat lainnya. Jika seseorang menelan pil itu, mereka tidak akan mendapat khasiat apapun, yang akan ia dapat hanyalah rasa sakit.     

Setelah bermain dengan pil – pil merah tersebut, Xiao Yan melemparkannya ke dalam mulutnya. Ia mengunyahnya dan menunggu sampai ia merasakan sebuah energi panas di seluruh mulutnya. Saat itu, Dou Qi di dalam tubuhnya terkumpul di mulutnya dan bercampur dengan energi panas itu.     

Saat mereka bercampur, Xiao Yan membuka mulutnya sedikit. Sebuah api ungu yang panas keluar dari mulutnya dan mendarat di telapak tangannya yang diselimuti oleh Dou Qi. Api itu berkobar dengan kencang dan terlihat memiliki kekuatan yang besar.     

Xiao Yan mengeluarkan asap dari mulutnya sebelum melihat api ungu yang berkobar di tangannya. Besarnya api ungu itu cukup untuk digabungkan dengan 'Inti Api Teratai Hijau'. Melihat hal itu, Xiao Yan menghela nafas lega. Setetes Sari Kecubung, setetes ludah 'Python Penelan Surga,' dan beberapa bahan obat tipe api. Kekuatan yang dihasilkan campuran ketiga bahan ini cukup untuk membuat Xiao Yan merasa puas.     

"Kuberi nama benda ini 'Pil Api Ungu'..." Sambil melempar dua pil di tangannya dan menangkapnya lagi, Xiao Yan tertawa. Ia ingin mencoba dan melihat kekuatan 'Api Teratai Buddha Marah' hasil penggabungan antara 'Inti Api Teratai Hijau' dengan api ungu itu.     

"Sepertinya aku perlu sasaran yang hidup..."     

Xiao Yan tersenyum saat ia melihat 'Pil Api Ungu' itu. Ia berbalik dan mengangkat 'Python Penelan Surga' yang tertidur setelah lelah mengeluarkan api itu. Kemudian, ia tersenyum dan berjalan keluar dari ruangan yang akan rubuh itu. Ia ingin mencari sasaran hidup untuk mencoba tiruan dari 'Api Teratai Buddha Marah...'     

Saat itu adalah waktu latihan 'Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun.' Jadi, banyak tentara bayaran yang berkumpul di tempat latihan. Tubuh mereka penuh keringat menahan teriknya matahari saat mereka berlatih tanding untuk melihat kekuatan mereka. Di tempat yang sejuk oleh bayangan, Xiao Ding dan beberapa orang lainnya berdiri. Mereka sesekali melihat ke arah tempat latihan dan mengangguk pelan.     

Xiao Ding menoleh dan tersenyum kepada Luo Bu saat ia melihat para tentara bayaran dari kedua perusahaan telah menyatu. "Saudara Luo Bu, sepertinya para anggota 'Perusahaan Tentara Bayaran Pasir' dapat menyatu dengan baik dengan anggota – anggota lainnya. Kau telah bekerja dengan keras."     

Saat ia mendengar Xiao Ding bertanya, ia pun segera menjawab, "Ini semua berkat metode dari Ketua Xiao Ding. Saya hanya melaksanakannya." Luo Bu menggeleng dan lalu menatap Hai Bo Dong dengan penuh hormat. Ia pernah melihat orang tua itu bertarung sebelumnya. Jadi, ia tahu kekuatan macam apa yang dimiliki oleh orang tua gila itu. Luo Bu juga menjadi semakin takut terhadap Xiao Yan yang dapat mengajak Hai Bo Dong untuk tinggal di perusahaan tentara bayaran itu.     

Xiao Ding tahu tentang ketakutan Luo Bu. Ia tersenyum dan bercakap – cakap dengannya sebelum ia menoleh dan melihat Hai Bo Dong yang sedang bersandar di sebuah pohon dengan murung. Ia berkata sambil tersenyum, "He he, Pak Tua Hai, apakah toko – toko obat tidak menjual bahan – bahan obat yang kau butuhkan? Tenanglah, aku telah mengutus orang – orang untuk membantu mu mencari di kota – kota lain. Jika mereka mendapatkan sesuatu, mereka akan langsung melaporkannya."     

Mendengar hal itu, Hai Bo Dong tersenyum kecil dan menjawab, "Paling tidak, kau telah berusaha membantuku. Xiao Yan terus menyendiri di halaman itu setelah ia memberitahu ku tentang bahan – bahan obat itu dan belum keluar sama sekali."     

"Membicarakan orang di belakang mereka itu tidak baik..." Sebuah tawa kecil terdengar dari belakang mereka. Suara yang tidak asing itu membuat beberapa orang menoleh dan melihat Xiao Yan yang berjalan dengan senyuman di wajahnya.     

Melihat Xiao Yan yang jauh lebih sehat daripada sebelumnya, Hai Bo Dong terkejut dan bertanya, "Apakah lukamu telah sembuh sepenuhnya?"     

"Ya." Jawab Xiao Yan sambil mengangguk.     

Melihat Xiao Yan mengangguk, Hai Bo Dong tersenyum kecut dan menggeleng. "Ugh, sungguh orang yang luar biasa. Ia dapat pulih kurang dari sebulan dengan luka separah itu..."      

Xiao Yan tersenyum dan menggeleng lalu berbincang – bincang dengan Xiao Ding dan beberapa orang lainnya sebelum ia melihat Luo Bu. Ia tersenyum kecil, tetapi senyum itu membuat Luo Bu sedikit takut.     

"Ketua Xiao Yan." Melihat Xiao Yan yang berjalan ke arahnya, Luo Bu langsung menyapanya.     

"Saudara Luo Bu, apakah kau sudah nyaman bersama 'Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun?'" Kata Xiao Yan dengan senyuman.     

Melihat senyuman Xiao Yan, Luo Bu dengan cepat menganggukkan kepalanya. Saat itu, berita tentang kematian ketua kaln Mo telah menyebar ke seluruh wilayah timur Kerajaan Jia Ma. Walaupun orang – orang tidak tahu benar siapa pembunuhnya, Luo Bu tahu benar jika orang itu adalah pria muda yang terlihat lemah yang berdiri di depannya itu.     

"Saudara Luo Bu, karena kau sedang tidak sibuk, apakah kau dapat membantuku dengan sebuah percobaan?" tanya Xiao Yan lagi. Ia tidak menunggu Luo Bu untuk menganggukkan kepalanya. Ia langsung berjalan keluar dari tempat sejuk di dalam bayangan itu. Walaupun kekuatan Xiao Yan kembali setingkat seorang Dou Shi, Xiao Yan tahu bagaimana harus menghadapi orang seperti Luo Bu. Luo Bu akan menjadi curiga jika seseorang menjadi terlalu ramah dengannya.     

Mendengar perkataan Xiao Yan, Luo Bu terdiam. Ia tersenyum kecut dan menggeleng sebelum berjalan mengikuti Xiao Yan.     

Xiao Ding dan Xiao Li yang berdiri di pinggir melihat adegan mencengangkan itu. Mereka bertukar pandang dan kemudian juga berjalan mengikuti mereka.     

Xiao Yan berhenti di pojok tempat latihan itu. Ia menghadap ke Luo Bu yang sedikit tegang dan berkata sambil tersenyum, "Sebaiknya kau gunakan seluruh kekuatanmu untuk menahanku. Aku ingin mencoba sekuat apa jurus yang baru saja kuciptakan."     

"Hah?" Mendengar hal itu, sudut bibir Luo Bu gemetar dan wajahnya menjadi pucat. Xiao Yan sudah merencanakan untuk menjadikannya sasaran untuk latihannya.     

Xiao Ding dan yang lainnya adalah para pemimpin Perusahaan Tentara Bayaran Logam Gurun. Saat tentara bayaran lainnya melihat mereka berkumpul, mereka mulai berkerumun untuk melihat Xiao Yan dan Luo Bu.     

"Hati - hati."     

Xiao Yan memperingatkan Luo Bu yang semakin pucat. Ia kemudian menjentikkan jarinya dan sebuah pil merah muncul. Ia melempar pil itu ke dalam mulutnya dan mengunyahnya. Ia kemudian membuka mulutnya dan api ungu muncul dan mendarat di tangannya yang diselimuti Dou Qi.     

Xiao Yan melempar – lempar api ungu itu ambil tersenyum. Ia kemudian mengulurkan tangan kanannya dan api berwarna hijau muncul...     

Melihat dua api dengan warna yang berbeda itu, Hai Bo Dong terkejut. Ekspresinya berubah dan ia bergumam, "Sial, apakah bocah ini akan menggunakan jurus itu lagi?"     

Saat Hai Bo Dong semakin cemas, Xiao Yan yang berada di tempat latihan itu mulai menyatukan kedua api itu...     

Melihat hal itu, ekspresi Hai Bo Dong benar – benar berubah. Ia menginjak tanah dengan keras dan melayang ke udara disaksikan oleh semua orang dan berteriak, "Xiao Yan, kau gila! Terakhir kali kau menggunakan jurus itu kau hampir mati. Mengapa kau masih akan mencoba menggunakan jurus itu lagi?"     

Xiao Yan mendongak dan melihat Hai Bo Dong yang melayang dengan penuh amarah di udara. Ia terkejut karena tidak menyangka orang tua itu sangat takut dengan jurus 'Api Teratai Buddha Marah' nya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.