Perjuangan Menembus Surga

Sosok Berjubah Hitam Yang Misterius



Sosok Berjubah Hitam Yang Misterius

0Xiao Yan menyaksikan pertempuran yang terjadi di kejauhan dengan ekspresi terkejut. Sisa-sisa gelombang pertempuran yang sesekali terpancar dari pertarungan itu membuat hati Xiao Yan bergetar. Menurut perhitungannya, jika dia tidak waspada dan terkena sisa-sisa gelombang pertempuran tersebut, dia akan langsung terluka parah.     

"Seperti inikah pertempuran antar Dou Wang?" Xiao Yan hanya bisa menelan air liurnya, sambil menatap kosong pada retakan besar yang tersebar dari tempat di mana tiga orang tersebut bertempur.     

"Bang!" Tiba-tiba terdengar suara ledakan energi yang kuat diiringi percikan pasir kuning yang memenuhi langit. Sesaat kemudian, perlahan-lahan pasir kuning itu mulai menyebar. Tampak tiga sosok bayangan juga terlempar ke belakang dari medan pertempuran.     

Tiga pasang mata tersebut tampak saling memandang di udara, dengan penuh keinginan membunuh.     

Memperhatikan pertempuran yang tiba-tiba menjadi tenang, Xiao Yan menyadari bahwa di antara ketiganya, Yue Mei yang terlihat sedikit pucat berada dalam kondisi yang kurang menguntungkan. Sedangkan di sisi lain, pakaian Yan Shi dan Feng Li hanya tampak sedikit sobek, yang mana merupakan akibat dari serangan gabungan yang mereka lancarkan. Qi mereka pun tetap terasa tenang dan kuat. Terbukti, mereka baik-baik saja.     

"Sungguh manusia yang tak tahu malu... sendirian, aku memang tidak sebanding dengan kalian berdua. Tapi, jika aku ingin meninggalkan gurun ini, kalian berdua tidak akan bisa menghentikanku!" Nafas Yue Mei terlihat sedang terengah-engah. Setelah selama beberapa saat mengukur kekuatan pihak lawan, dia benar-benar tidak ingin bertarung dengan ceroboh. Dia melemparkan senyum dingin dan mengejek sambil tangannya segera membentuk tanda segel di depan tubuhnya.     

Melihat Dou Qi yang tiba-tiba muncul dari tubuh Yue Mei, Yan Shi mengerutkan keningnya dan berteriak. "Hentikan dia!"      

Saat Yan Shi mengucapkan kalimat tersebut, Feng Li yang ada di sampingnya segera berubah menjadi angin dan bergegas menuju Yue Mei dengan cepat.     

"Teknik Ular: Membelah!" Menatap dingin angin yang dengan cepat menuju ke arahnya, tubuh Yue Mei pun gemetar. Kemudian dengan tatapan terkejut dari semua orang, tiba-tiba ia meledak...     

Selama ledakan itu terjadi, tidak ada percikan darah atau daging yang keluar. Sebagai gantinya, energi yang berbentuk ular berwarna hijau gelap yang tak terhitung jumlahnya muncul dari tempat ledakan itu terjadi. Setelah itu, mereka beterbangan ke segala arah dengan cepat.     

Yan Shi melambaikan tangannya dengan acak dan melepaskan puluhan ledakan Dou Qi untuk menghancurkan lebih dari seratus energi yang berbentuk ular besar tersebut. Namun ketika ia melihat jumlah ular yang seperti tak ada habisnya, ia pun berkata dengan muka yang serius, "Teknik Ular yang sangat aneh..."     

Ketika energi ular besar tersebut menutupi seluruh tempat, beberapa orang yang berdiri menonton di samping, juga segera bertindak, kecuali orang berjubah hitam itu. Dalam waktu yang sangat singkat, mereka menghancurkan lebih dari setengah energi tersebut. Namun meski begitu, tetap ada beberapa ular yang lolos dan masuk ke dalam lapisan pasir.     

"Ugh... berusaha membunuh Manusia-Ular yang kuat di padang pasir memang cukup sulit. Kemampuannya untuk melarikan diri seperti ini cukup sulit untuk dilawan." Sambil menyaksikan sejumlah energi ular yang berlarian ke segala arah, pria paruh baya itu hanya bisa tersenyum getir.     

Mendengar ini, beberapa orang yang melakukan segala cara untuk membunuh sekelompok energi ular besar itu pun mengangguk setuju. Menghalangi Teknik Ular seperti ini merupakan hal yang mustahil, kecuali jika lawannya benar-benar siap menghadapi teknik seperti ini. Sambil duduk di atas gundukan pasir, dengan ekspresi terkejut Xiao Yan menyaksikan energi ular besar yang menyusup ke dalam pasir dari segala arah. Tanpa sadar, ia mendecakkan bibirnya. Bukankah orang ini begitu hebat? Dia memiliki kemampuan seperti ini untuk bertahan hidup. Tidak heran jika dia tadi tidak segera melarikan diri saat melihat barisan menakutkan dari lawannya. Ternyata karena dia memiliki teknik rahasia seperti ini...     

"Ugh, tapi untungnya, aku akhirnya terbebas dari wanita itu..." Terlepas dari bagaimanapun, Xiao Yan akhirnya merasa lega karena wanita yang mengincar nyawanya itu akhirnya melarikan diri. Xiao Yan kemudian menghela nafas panjang. Dia mengulurkan tangannya ke arah Pedang Xuan Berat yang ada di sampingnya dan menariknya. Namun ekspresinya tiba-tiba berubah ketika dia baru saja berdiri.     

Tiba-tiba energi yang berbentuk ular itu keluar dari gundukan pasir yang hanya berjarak beberapa meter dari Xiao Yan. Dia membuka mulut buasnya yang besar, melewati pasir kuning dan dengan keji menuju tenggorokan Xiao Yan, berniat untuk menggigitnya.     

"Sialan!" Serangan yang begitu tiba-tiba membuat Xiao Yan tak bisa bereaksi dengan cepat. Saat itu, dia hanya bisa melihat energi ular besar itu semakin mendekatinya dengan wajah yang terlihat takut.     

Ketika ular besar itu tiba-tiba keluar dari gundukan pasir, pria paruh baya dan orang lain yang ada di sekitarnya, telah merasakannya terlebih dulu daripada Xiao Yan. Namun, saat mereka memperhatikan target dari ular besar itu, mereka terlihat ragu-ragu untuk menyelamatkannya.     

Orang-orang kuat ini tidak mengenal Xiao Yan. Ditambah, mereka termasuk orang-orang cuek yang tak ingin repot-repot berbuat baik, jadi ketika mereka melihat orang yang diserang adalah orang yang tidak mereka kenal, maka hati mereka yang tegang menjadi jauh lebih tenang. Meski mereka tetap mengeluarkan energi Dou Qi untuk menyerang ular besar itu, tapi kecepatan dari serangannya tidak akan mampu mengalahkan energi yang berbentuk ular besar itu sebelum menghantam Xiao Yan.     

Xiao Yan mungkin sedang menghadapi bahaya, tapi dia masih membuka pikirannya tentang area di sekelilingnya. Saat dia melihat orang-orang itu hampir tidak peduli padanya, hatinya merasa kecewa dan ujung bibirnya berkedut. Dengan berat hati Xiao Yan bersiap melawan serangan energi ular besar itu, namun tak disangka-sangka, seseorang tiba-tiba maju dan mengambil tindakan.     

Sejak energi ular besar itu menuju ke arah Xiao Yan, langkah ringan dari kaki sosok misterius yang berada di kejauhan itu perlahan terbentuk di permukaan pasir. Apalagi ketika sosok misterius itu menyadari sikap orang-orang di sekitarnya. Dia hanya bisa mendengus dengan pelan di balik jubah hitamnya.     

Ketika energi ular besar itu berjarak sekitar setengah meter dari Xiao Yan, sosok berjubah hitam misterius itu akhirnya tak tahan lagi. Ujung kakinya menginjak tanah dengan pelan, kemudian tubuhnya berubah menjadi seutas benang tipis dan seperti berteleportasi, tiba-tiba muncul di depan Xiao Yan. Saat dia melambaikan lengan bajunya, muncul kekuatan ganas yang dalam sekejap mampu melenyapkan energi ular besar tersebut.     

Setelah mengalahkan energi ular besar itu, tampaknya ia memiliki kemarahan yang sulit untuk ditenangkan. Dia kembali mendengus dan menghentakkan kakinya ke tanah. Seketika, kekuatan ganas yang tak tertandingi masuk ke dalam lapisan pasir dan tiba-tiba pasir itu melonjak ke arah tertentu. Beberapa saat kemudian, terdengar teriakan kesakitan pada jarak lebih dari seratus meter. Setelah pasir kuning tampak beterbangan, pemilik suara teriakan itu bergegas melarikan diri dengan terluka.     

Sosok berjubah hitam yang tiba-tiba muncul di depan Xiao Yan itu telah membantu Xiao Yan terhindar dari luka yang serius. Jantungnya yang berdetak dengan sangat kencang menjadi lebih tenang. Xiao Yan menyeka dahinya, dan ia terkejut ketika menyadari dahinya dipenuhi dengan keringat dingin.     

Nafas Xiao Yan masih sedikit terengah-engah dengan sedikit rasa takut yang masih tertinggal. Dia kemudian menatap sosok berjubah hitam misterius itu dengan tatapan hormat dan berkata, "Penatua, terima kasih telah menyelamatkan saya."     

Sosok berjubah hitam itu bergerak ringan tapi orang di dalamnya tidak berbicara. Tampaknya dia mengangguk.     

"Uh..." Di padang pasir yang luas, pria paruh baya dan beberapa orang lainnya terlihat tercengang saat menyaksikan sosok berjubah hitam misterius itu tiba-tiba bertindak. Mereka sangat mengenal sosok tersebut. Dia adalah orang yang paling tidak peduli di antara semua orang yang ada di sini. Lupakan tentang orang asing yang sekarat di depannya, bahkan jika ada lebih banyak orang yang mati, dia akan tetap membuka matanya dan menonton kejadian tersebut dengan acuh tak acuh. Dia sangat jarang menyelamatkan orang lain, selain orang yang dia kenal. Jadi, mereka terkejut saat melihat sosok itu menyelamatkan pemuda yang tidak dia kenal.     

"Ke Ke, adik kecil ini. Apa kau baik baik saja? Kau benar-benar berani datang sendirian ke area bagian dalam gurun. Jika kami tadi tidak merasakan adanya gelombang energi yang kuat, kau mungkin sudah ditangkap dan dibawa oleh wanita itu." Dalam sekejap ekspresi terkejut pada wajah pria paruh baya itu tergantikan dengan senyuman saat dia berbicara pada Xiao Yan.     

Xiao Yan menatap pria paruh baya itu dan berkata sambil tersenyum, "Aku baik-baik saja. Terima kasih senior."     

"Segeralah pergi. Sebentar lagi tempat ini akan kacau. Tinggalkan gurun ini sesegera mungkin." Sosok berjubah hitam misterius itu membelakangi Xiao Yan sambil membetulkan jubahnya dengan pelan. Suara yang agak serak dan lembut terdengar dari dalamnya.     

"Hah?" Mendengar suara yang sangat serak hingga seperti gigi yang bergesekan ini, pria paruh baya dan Xiao Yan pun kebingungan.     

"Kau... suaramu?" Pria paruh baya itu berkedip kaget seiring dengan ucapan spontan yang keluar dari mulutnya.     

"Aku baik-baik saja. Ayo pergi. Jangan buang-buang waktu!" Sosok berjubah hitam itu di belakangnya itu tiba-tiba melambaikan tangannya. Pasir kuning itu bertebaran dan pria paruh baya itu menelan kembali ucapannya. Suara seraknya terdengar tidak sabar.     

Pria paruh baya itu kebingungan menghadapi sosok berjubah hitam yang tiba-tiba menjadi aneh ini. Hatinya bertanya-tanya dengan gelisah, apakah dia secara tak sengaja telah mencari masalah dengan orang ini.     

Setelah berpikir selama beberapa saat, pria paruh baya itu sepertinya tak menemukan letak kesalahannya. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya dan meniup peluit ke arah langit. Seketika, Binatang Magic besar berwarna hijau gelap yang sedang mengepakkan sayapnya besarnya di langit, perlahan-lahan turun.     

Ketika ia akan terbang, sosok berjubah hitam itu berbalik dan mata di balik jubah hitamnya tiba-tiba tertuju pada pedang berat di tangan Xiao Yan. Setelah merasa ragu untuk beberapa saat, sosok berjubah hitam itu mengepalkan tinjunya dan mengambil pedang berat itu dari tangan Xiao Yan tanpa benar-benar menyentuhnya.     

"Kau..." Xiao Yan bingung ketika ia menyaksikan tindakan dari orang itu. Matanya melebar, ia berpikir bahwa orang itu sedang merebut Pedang Xuan Berat-nya.     

"Pedangmu telah tertutupi racun dari wanita ular tadi. Jika kau menggunakan Dou Qi-mu saat memegangnya, dia akan memanfaatkan kesempatan itu untuk memasuki tubuhmu." Angin yang bertiup membuat Pedang Xuan Berat melayang di depan sosok berjubah hitam itu, dan Dou Qi berwarna hijau pun keluar dari sosok berjubah hitam itu, dan menutupi Pedang Xuan Berat. Kemudian, dia membersihkan racun ular yang ada di permukaan pedang berat itu.     

Xiao Yan tertegun mendengarnya dan dalam sekejap wajahnya terlihat malu.     

Setelah racun ular dibersihkan, pedang berat itu pun terjatuh dan tertimbun di dalam gundukan pasir. Setelah melakukan semua itu, sosok berjubah hitam itu segera beranjak dan ia naik di punggung Binatang Magic yang besar. Dia duduk bersila dan tetap diam.     

Orang-orang kuat yang ada di sekitarnya menatap sosok berjubah hitam yang telah pergi lebih dulu. Mereka kemudian menatap Xiao Yan dengan tatapan aneh. Mereka menggumam dengan penuh curiga di dalam hatinya, "Ini benar-benar aneh. Sejak kapan dia jadi suka menolong. Bukan hanya menyelamatkannya, dia bahkan membantunya menghilangkan racun. Benar-benar malam yang sulit dipercaya..."     

"Sungguh pria yang beruntung." Mereka hanya bisa menggumam dengan tak berdaya karena tidak berhasil menyimpulkan kejadian aneh tersebut. Setelah itu, mereka melompat ke atas punggung Binatang Magic dengan tatapan Xiao Yan yang terlihat benar-benar kebingungan, kemudian mereka segera menghilang di balik cakrawala gurun disertai oleh angin kencang.     

Di padang pasir yang tak berujung, angin malam bertiup kencang dan pasir kuning beterbangan. Beberapa saat kemudian, Xiao Yan menaikkan ujung bibirnya dan bergumam dengan senyum yang pahit, "Malam yang membingungkan..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.