Perjuangan Menembus Surga

Sebuah Wilayah Kacau, Dimana Kebaikan Tak Dibutuhkan



Sebuah Wilayah Kacau, Dimana Kebaikan Tak Dibutuhkan

0Jika sekilas melihat dataran yang tak berujung sejauh mata memandang, hanya ada sebuah warna hitam yang membosankan. Dengan berlatar belakang langit gelap, suasana murung yang menyebabkan seseorang merasa putus asa, menyelimuti dataran itu. Di tempat yang asing ini, mengherankan mengapa aturan - aturan yang kacau itu muncul.     

Bayangan hitam seketika melaju dari kejahuan di dataran yang sunyi ini. Kecepatan dari bayangan hitam tersebut sangatlah cepat. Saat melintas, bayangan itu tampak seperti berteleportasi. Namun, tiap kali kakinya menyetuh tanah, itu menyebabkan gemuruh ledakan yang teredam. Suara ledakan membentuk gelombang yang perlahan menyebar ke seluruh daratan..     

Saat seorang manusia berlari dengan kecepatan penuh, tiba - tiba, ia mengangkat wajahnya dan memperlihatkan wajahnya yang halus dan tampan. Ia adalah Xiao Yan yang telah datang dari ribuan kilometer jauhnya. Sekarang, ia sedang mengerutkan keningnya, sambil menyaksikan daratan yang luas itu. Ia perlahan menggerutu, "Tempat sialan ini benar - benar membuat semua orang merasa gelisah, tapi, mengapa aku belum melihat seorangpun, setelah memasuki dataran ini setelah sekian lama?"     

"Terus maju. Kupikir sepertinya, si Hai Bo Dong belum pernah ke sini sebelumnya. Oleh karena itu, peta yang ia berikan kepadamu tidak memiliki rute pasti untuk Dataran Luas Daerah Hitam. Sekarang, kita hanya dapat memasuki beberapa kota kecil di dataran ini dan membeli peta dari tempat ini." Yao Lao berkata seperti tidak yakin. Ia juga tidak terbiasa dengan tempat ini, karena sebelumnya, ia hanya mendengar informasi tentang ini.     

"Baik." Xiao Yan mengangguk tak berdaya dan hanya bisa melanjutkan menundukkan kepalanya dan bergegas dengan getir.     

"Oh ya, anak muda. Aku akan mengingatkanmu sekali lagi. Di 'Daerah Pelosok Hitam' ini, jangan terlalu menunjukkan kebaikan hati. Di sini, hal itu merupakan sesuatu yang dibuang ke dalam selokan yang bau. Jika kau menunjukkannya, tidak akan ada manfaatnya sedikitpun untukmu. Malahan, hal ini akan menyeretmu ke dalam selokan itu." Yao Lao mengingatkannya sekali lagi dengan segera.     

"Membunuh ayam untuk memperingatkan para kera merupakan taktik yang jitu disini."     

TL: Membunuh ayam untuk memperingatkan para kera – Menyakiti seseorang untuk memberikan contoh, untuk memperingatkan yang lain.     

Xiao Yan sedikit tersenyum dan berkata, "Aku bukanlah seseorang yang sangat baik, aku juga bukan orang suci yang penuh dengan kasih sayang. Bukan bagianku untuk melakukan hal - hal hebat seperti menyelamatkan penderitaan dunia ini. Aku hanya berpikir untuk membuat diriku semakin kuat, lalu pergi melindungi orang - orang yang harus kulindungi. Aku tidak punya kemauan, ataupun aku ahli untuk mengurusi masalah orang lain."     

"Itu merupakan sikap yang paling bagus agar bisa bertahan hidup di dalam 'Daerah Pelosok Hitam'." Yao Lao tersenyum, saat mendengar hal ini, sambil menghela nafas lega. Ia juga tidak berharap muridnya menjadi semacam malaikat berhati suci. Ini dikarenakan, ia tahu jenis - jenis orang inilah yang tidak akan bertahan hidup lama.     

Daripada menjadi orang suci yang memiliki hidup pendek, ia menginginkan Xiao Yan menjadi orang jahat yang memilih menggunakan segala macam cara yang licik dan kejam untuk melindungi orang - orang yang ia harus lindungi.     

Xiao Yan menghela nafas. Ia terus menundukkan kepalanya dan berjalan maju. Setelah terus berlari hampir selama setengah jam, titik hitam kecil perlahan muncul di dalam pandangannya. Saat ia maju mendekat, titik hitam ini juga perlahan membesar. Potongan - potongan tenda putih bermunculan di dalam pandangan Xiao Yan. Tempat itu sebenarnya adalah sebuah perkemahan suku kecil.     

Ketika ia mendengar suara samar orang - orang itu dari dalam tenda, Xiao Yan menghela nafas lega di dalam hatinya. Kakinya menekan lembut di atas tanah dan tubuhnya seperti bayangan hitam yang berlari menuju perkemahan suku kecil itu.     

Setelah berlari hampir dua sampai tiga menit, seluruh perkemahan suku itu akhirnya muncul di mata Xiao Yan. Ia perlahan memperlambat gerak tubuhnya dan perlahan berjalan menuju bagian luar pintu masuk perkemahan suku.     

Pandangan Xiao Yan melihat ke semua arah di sekitarnya, ketika ia begitu dekat. Ia sadar jika perkemahan suku kecil ini sebenarnya tidak begitu kecil. Ada hampir seratus tenda besar dan kecil yang terletak berdekatan satu dengan yang lain. Mendengar suara yang berulang - ulang terdengar, dari dalamnya, kelihatannya arus manusia disini cukup baik.     

Xiao Yan berjalan mendekat ke pintu masuk utama dari perkemahan suku, ketika raut wajahnya berubah. Kakinya tiba - tiba mundur satu langkah, saat panah panjang, tiba - tiba menembus udara dan melesat ke arahnya. Dengan kasar, anak panah itu masuk ke rerumputan di depannya. Dilihat dari ekor anak panah, yang bergetar itu, jelas, orang yang menembakan panah pasti memiliki niat membunuh.     

Setelah Xiao Yan menghindari panah panjang itu, kejutan pelan 'hei' terdengar dari pagar perkemahan suku tidak jauh dari situ.     

"Aku hanya lewat di sini dan berencana untuk mengisi ulang persediaanku. Apa maksudmu dengan ini?" Xiao Yan menatap ke titik tertentu di pagar dan berteriak dingin.     

"Cih, jangan bilang padaku kau hanyalah pendatang baru yang baru saja memasuki 'Daerah Pelosok Hitam'? Kau juga tidak tahu tentang aturan yang mengharuskanmu membayar biaya jalan seratus meter sebelum kau memasuki perkemahan suku?" Sosok seorang manusia melompat ke atas pagar. Ketika ia mendengar perkataan Xiao Yan, awalnya ia terkejut, sebelum ia tampaknya langsung menyadari sesuatu. Ia mengangkat alis matanya dan ekspresi aneh dengan cepat melintas di matanya.     

Xiao Yan mengerutkan keningnya, biaya jalan?     

"Lima ratus koin emas. Cepat. Jangan lamban dan membuang waktuku. Jangan bilang padaku, jika kau tidak dapat membayar biaya jalan?" Melihat sikap ragu - ragu dari Xiao Yan, ekspresi aneh yang terlihat di matanya, menjadi lebih jelas. Suaranya menjadi sedikit lambat, selagi ia mendesak.     

"Aturan yang aneh." Xiao Yan menghela nafas lega di dalam hatinya. Ia menjentikkan jarinya dan sekantong koin emas muncul di tangannya. Setelah itu, ia melemparkannya ke orang tersebut. Orang itu bergegas menerimanya. Ia dengan hati - hati menghitung, sebelum melambaikan tangannya dan berteriak dengan suara nyaring, "Buka gerbangnya."     

Setelah mendengar suara itu, pintu kayu rusak milik perkemahan suku segera berdenyit sambil terbuka. Menunjukkan jalan di dalamnya dan orang - orang yang datang dan pergi pun berlalu.     

"Masuklah, pemula." Lelaki kurus membuka mulutnya dan tertawa selagi berbicara dengan tersenyum.     

Xiao Yan sedikit mengerutkan keningnya. Benar seperti yang dikatakan Yao Lao. 'Daerah Pelosok Hitam' ini benar - benar tidak mempunyai orang - orang biasa yang banyak. Tangannya memegang gagang pedang di bahunya dan ia meningkatkan kewaspadaannya di dalam hatinya sambil ia perlahan melangkah maju ke pintu utama dan sebelum melangkah masuk.     

Sesaat ia memasuki perkemahan suku, jalan yang terbentuk oleh tenda - tenda, muncul di hadapannya. Ada beragam jenis stan berbeda yang diperlihatkan di luar tenda - tenda itu, dengan banyak benda - benda aneh dan unik yang ditempatkan di situ. Saat ini, juga ada beberapa orang yang membawa senjata di tangan mereka, sambil berjalan kesana kesini.     

"Aku harus pergi dan mencari tahu apakah ada peta yang dijual." Xiao Yan mengulanginya di dalam hatinya. Ia baru saja memasuki jalan, saat ada sesosok manusia yang melintas di depannya. Seketika, tiga orang membawa pisau yang berkilau, menghadangnya dengan senyuman lebar yang jahat.     

"Hei, aku akan memberitahumu, pemula yang baru saja tiba di 'Daerah Pelosok Hitam'. Hari ini, biarkan aku mengajarimu aturan pertama di dalam 'Daerah Pelosok Hitam'. Yaitu, jangan membiarkan orang lain dengan mudah melihatmu seperti kau pemula yang baru saja tiba." Tawa mengerikan seperti terompet terdengar di belakangnya. Xiao Yan membalikkan badannya dan mencoba melihat. Pria kurus yang telah menembakkan panah sebelumnya sedang memegang busur dan panah di tangannya. Panah yang tajam di busur itu diarahkan ke Xiao Yan dari kejauhan.     

"Berikan semua yang kau punya. Uangmu, senjata, dan yang lainnya. Berikan semua yang kau punya. Jika suasana hatiku sedang bagus, aku mungkin hanya mengambil tanganmu sebagai harga ganti setelah kesalahan yang kau buat." Pria kurus tersebut membuka mulutnya dan tertawa.     

"Memang layak untuk disebut sebagai 'Daerah Pelosok Hitam'. Hanya saja itu sangat disayangkan, tidak peduli, seberapa tingginya sekelompok belalang melompat, pada akhirnya, mereka masih adalah belalang." Pandangan Xiao Yan melihat ke seluruh jalanan di depannya dan berbicara. Saat ini, orang - orang yang berada di jalan juga mengetahui situasi yang sedang terjadi. Namun, tidak ada seorangpun yang maju dan membantu Xiao Yan meredakan situasi ini. Malahan, semua orang menyilangkan tangan mereka. Wajah mereka sedang menghina, seperti mereka sedang menonton sebuah pertunjukan.     

"Anak muda, akhirnya sekarang kau telah mengerti setelah mengalaminya sendiri, kan? Apa yang dikatakan orang itu benar. Jangan biarkan orang lain melihat latar belakangmu atau jumlah uangmu di dalam 'Daerah Pelosok Hitam'. Di tempat ini, tidak ada yang disebut orang - orang baik, jadi, jangan berharap para penonton akan maju untuk membantumu. Ini sudah benar - benar tak terduga, saat mereka tidak menambah penderitaanmu dengan cara menebasmu berkali - kali." Suara Yao Lao terdengar dari hati Xiao Yan.     

Xiao Yan sedikit mengangguk. Tangannya perlahan memegang ganggang dari Pedang Penguasa Xuan Berat.     

Ketika mereka melihat tindakan Xiao Yan, wajah dari ketiga orang yang menghalangi di depan Xiao Yan seketika berubah menjadi dingin. Mereka tidak berbasa - basi lagi dan pisau - pisau yang berada di tangan mereka, seketika menyabet dengan ganas menuju leher Xiao Yan di depan mereka. Sengaran mereka seketika menjadi sangat keji.     

"Tring, tring, tring."     

Pisau - pisau itu belum menyentuh sasaran mereka, ketika bayangan hitam, seketika melesat muncul. Ekspresi kelam dan dingin ketiga orang tersebut, langsung berubah menjadi pucat. Tubuh mereka seperti telah dihantam oleh palu yang besar, ketika mereka terhempas ke tenda di belakang mereka. Pemandangan darah segar yang meresap ke tenda berwarna putih itu sungguh menusuk mata.     

"Keparat!"     

Dalam sekejap, saat tiga rekannya terhantam dengan sangat keras, perasaan ngeri dan marah, terlintas di mata pria kurus tersebut. Busur di tangannya akan digerakkan, ketika bayangan hitam muncul seketika di belakangnya. Suara yang rendah dan serak perlahan terdengar, "Besok, sebelum kau menyerang, sebaiknya kau mengenali dengan jelas, perbedaan kekuatan antara kau dan lawanmu. Namun, aku pikir, kau tidak akan mempunyai kesempatan lagi."     

"Glek!" Setelah kata - kata itu diutarakan, pedang besar itu, dengan keras, menghantam punggung orang itu. Seketika, darah segar yang bercampur dengan organ dalam yang telah dihancurkan oleh kekuatan besar, dimuntahkan dari mulut orang itu.     

Xiao Yan menunjukkan raut muka tidak peduli, saat ia melihat orang yang perlahan terjatuh itu. Ia membalikkan tangannya dan menaruh kembali pedang hitamnya ke punggungnya. Setelah itu, ia perlahan melangkah di jalan. Wajah dari orang - orang yang mulanya terisi dengan ejekan, seketika menjadi pudar, saat mereka melihatnya. Lalu dengan segera, mereka menyembunyikan ekspresi mereka dan membiarkan seseorang dengan bau darah itu berjalan, lewat di depan mereka.     

Hanya setelah Xiao Yan perlahan menghilang di sudut jalan, kerumunan di sini melanjutkan kegiatan mereka. Mereka tersenyum, sambil melihat mayat yang terjatuh di pintu gerbang utama. Tidak ada rasa kasihan di mata mereka. Mereka hanya memuji, "Hei, anak muda ini benar - benar kejam. Ia bertindak dengan yakin. Sepertinya, ia dapat tinggal dengan nyaman di dalam 'Daerah Pelosok Hitam'."     

Saat ini, Xiao Yan sebenarnya tidak tahu, bahwa karena tindakan kejamnya, ia telah mendapatkan banyak pujian. Sepertinya, kalimat muluk yang dikatakan Yao Lao ada benarnya.     

Setelah Xiao Yan berjalan menyusuri beberapa jalan yang tidak begitu panjang, untuk beberapa kali, dia sedikit kecewa, karena perkemahan suku kecil ini tidak mempunyai peta yang dijual.     

Xiao Yan menggelengkan kepala, merasa murung. Saat ia berencana untuk mencari seseorang untuk ditanya tentang gambaran kasar rute yang harus ia tempuh, sesosok manusia yang agak gemuk, seketika muncul di depannya. Wajah orang itu dipenuhi senyuman.     

"Tuan, kau berniat untuk membeli peta, bukan? Awalnya, aku melihat dirimu bertanya - tanya sampai ke sini." Si gemuk itu tersenyum dan berbicara di depan Xiao Yan.     

"Kau punya satu?" Xiao Yan melirik ke orang asing gemuk dan bertanya dengan jelas.     

"Aku ini seorang pedagang yang telah berjalan di Daratan Luas Daerah Hitam ini. Sudah seharusnya, aku membawa peta yang paling rinci." Pria gemuk itu tersenyum kembali dan menjawab.     

"Berapa harganya?" Tak ada sedikit gejolak pun di dalam suara Xiao Yan. Di 'Daerah Pelosok Hitam' ini, tidak ada yang gratis.     

"He he, aku akan mengatakan sesuatu dengan jujur kepadamu Tuan. Di 'Dataran Luas Daerah Hitam' ini, bahkan, jika kau menginginkan peta, kau akan tetap mendapatkan kesulitan untuk mencapai tujuanmu. Ini dikarenakan, kadang - kadang, di dataran ini ada Badai Hitam yang menutupi semua langit dan menghilangkan matahari. Di saat waktu itu terjadi, peta tidak akan berguna. Hanya mereka yang memiliki pengalaman hebatlah, yang dapat berhasil keluar dari Badai Hitam. Namun, aku rasa, Tuan, sebagai pendatang baru, pastinya belum memiliki pengalaman tersebut, bukan?"     

Orang gendut itu menggelengkan kepalanya dan berkata dengan senyuman lain, "Seharusnya, aku tidak bertele - tele denganmu. Mulanya, saat di gerbang masuk ke perkemahan suku, aku lihat, kekuatanmu itu tidak begitu buruk. Terlebih lagi, aku ingin menyewamu untuk menjadi penjaga dari kelompok tentara bayaranku. Jika tujuanmu adalah melewati Dataran Luas Daerah Hitam, dan memasuki bagian terdalam dari 'Daerah Pelosok Hitam', kau bisa menemaniku dalam perjalanan. Namun, sebagai gantinya karena telah menuntunmu keluar dari Dataran Luas, kau harus membantuku ketika kelompok tentara bayaranku mendapatkan masalah. Bagaimana menurutmu?"     

Xiao Yan mengernyitkan alis matanya ketika ia mendengarnya. Di dalam hatinya, ia dengan waspada bertanya, "Guru, apa benar yang ia katakan?"     

"Huh. Dataran Luas Daerah Hitam memang terkenal dengan Badai Hitamnya. Orang - orang yang tidak mempunyai pengalaman akan kehilangan arah. Dikatakan bahwa, ada seseorang yang tidak beruntung kala itu, bergegas di perjalanan, di dalam Badai Hitam. Pada akhirnya, ia berjalan setengah lingkaran di Dataran Luas dan berakhir mati karena kelelahan." Yao Lao berhenti untuk sesaat, sebelum melanjutkan, "Jika kau ingin melewati Dataran Luas Daerah Hitam, kau dapat menghindari banyak masalah, jika kau pergi bersama para kelompok pedagang yang sudah berpengalaman."     

"He he, tujuan dari rombongan tentara bayaran kami adalah 'Kota Tanda Hitam' yang berada di bagian dalam 'Daerah Pelosok Hitam'. Pameran Pelelangan Besar tahunan akan diadakan, lusa di tempat itu. Oleh karena itu, aku harus menambah kekuatan pertahananku dan memanfaatkan waktu untuk bergegas. Jika tidak, aku juga tidak akan mencari orang yang tidak kukenal." Si gendut tersenyum dan menjelaskan tindakannya yang sedikit lancang.     

"Pameran Pelelangan Besar?" Hati Xiao Yan sedikit tergerak ketika mendengar nama itu. Hal yang paling menarik di dalam 'Daerah Pelosok Hitam' adalah benda - benda misterius yang membuat orang takjub. Setiap kali pelelangan itu diadakan, banyak sekali orang akan menawar benda - benda tersebut.     

Xiao Yan sekali lagi merenung untuk beberapa saat. Kemudian, ia berhenti merasa ragu - ragu dan lalu mengangguk.     

"Mari kita bekerjasama dengan baik. Kau bisa memanggilku Duo Ma." Melihat Xiao Yan menganggukkan kepalanya, si gendut seketika bernafas lega. Ia tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada Xiao Yan.     

"Yao Yan." Xiao Yan dengan sembrono menjabat tangan milik orang gemuk itu, ketika ia menjawab acuh tak acuh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.