Perjuangan Menembus Surga

Hasil!



Hasil!

0"Dor!"     

Sepasang telapak tangan berdarah dan telapak api hijau dengan keras menghantam satu sama lain di dalam kabut semerah darah. Gelombang udara yang mengerikan tiba - tiba menyebar dari tangan mereka berdua, menyebabkan Tetua Sekte Darah, yang berada di samping, tidak memiliki pilihan selain dengan cepat mundur ketika raut muka mereka sedikit berubah.     

Terdapat kesunyian selama beberapa saat, setelah kedua telapak tangan itu bertabrakan di dalam kabut merah, sebelum suara lengkingan yang terdengar ketakutan muncul, "Api? Sialan, kau memiliki sebuah 'Api Surgawi'?"     

"Dor!"     

Suara melengking baru saja berhenti, ketika sebuah gelombang udara panas menyebar dari dalam kabut darah. Ketika gelombang udara itu bergulung, kabut darah tadi, yang menyelimuti udara dan tanah, dipanggang oleh udara panas itu hingga menjadi jauh lebih tipis.     

"Glek."     

Suara darah yang dimuntahkan mendadak terdengar dari dalam kabut darah yang berangsur - angsur menipis. Tepat setelah hal ini terjadi, sebuah bayangan terlihat di tanah, ketika bayangan itu melesat keluar dari dalam kabut darah tadi. Kakinya meninggalkan jejak sejauh hampir sepuluh meter panjangnya di tanah, sebelum ia akhirnya menabrak sebuah batang pohon dengan keras. Pundaknya gemetar dan batang itu seketika terbelah menjadi dua.     

Punggungnya bersandar di batang pohon itu, kaki sosok manusia itu lalu menjadi lemas dan tubuhnya terjatuh. Tangannya menopang dirinya sendiri di atas tanah, saat darah mulai menetes dari ujung mulutnya. Suara nafas parau yang terengah - engah terdengar berulang kali, mirip sekali dengan suara sebuah puputan.     

"Pemimpin Sekte Muda!" Tatapan mata dari dua tetua Sekte Darah melesat ke arah sosok manusia tadi, yang sedang sangat kesulitan. Wajah mereka berubah drastis, saat mereka berteriak secara refleks. Mereka tidak pernah menduga bahwa Fan Ling akan dihajar oleh seseorang yang kekuatannya hanya berada pada tingkatan Da Dou Shi, bahkan, setelah ia menggunakan Teknik Dou yang ganas dan aneh seperti 'Telapak Darah Perubah Tulang'.     

Seluruh tubuh Fan Ling bergetar ketika ia berdiri dari tanah. Ia menundukkan kepalanya dan memandang tangannya yang terbakar hangus. Rasa terkejut tanpa sadar muncul di wajah pucatnya. Ia batuk dengan keras beberapa kali ketika ia mengangkat kepalanya dan memandang kabut darah yang perlahan menipis.     

Setelah tiga orang itu terdiam, suasana area ini juga berubah menjadi sunyi. Namun, beberapa saat kemudian, suara langkah kaki perlahan terdengar dari kabut darah yang samar itu, membuat raut muka ketiga orang tadi berubah total.     

Suara langkah kaki tadi berangsur - angsur menjadi lebih keras dan lebih jelas. Kabut darah itu juga diam - diam menghilang. Sesosok manusia, yang seluruh badannya terbungkus api hijau, muncul di hadapan tiga pria tadi.     

Ketika mereka memandang sosok manusia itu, yang tubuhnya dibungkus oleh api hijau dan merasakan nafas panas samar - samar merembes keluar, dua Tetua Sekte Darah merasakan bahwa Dou Qi di tubuh mereka menjadi menggumpal ketika beredar. Mata mereka menciut seketika, saat mereka secara refleks berteriak kaget, "Di tubuhnya, apakah itu sebuah 'Api Surgawi'?"     

Metode Qi Sekte Darah adalah metode yang tidak umum dan dengan sengaja mengambil jalan yang kelam dan dingin. Elemen api adalah elemen yang secara alami dapat mempengaruhi tipe darah. Tentu saja, hubungan saling serang ini hanya terjadi pada Dou Qi api biasa. Jika mereka bertemu dengan api alami bumi dan surga, seperti 'Api Surgawi', hal tersebut akan menjadi seperti seekor tikus bertemu dengan seekor kucing. Pertemuan semacam ini berarti penekanan yang mutlak, dimana tidak ada kekuatan yang melawan balik sedikitpun…     

Dalam peraturan pertama Sekte Darah, tertulis bahwa jika mereka bertemu dengan seseorang yang kuat, yang memiliki 'Api Surgawi', mereka harus mundur dengan cepat! Dari sini, bisa dilihat seberapa jauh Metode Qi Sekte Darah akan ditekan oleh 'Api Surgawi'. Terlebih lagi, ketika seseorang dari Sekte Darah bertarung dengan orang yang memiliki 'Api Surgawi', mereka akan kesulitan menunjukkan, bahkan hanya lima sampai enam puluh persen kemampuan bertarung mereka.     

Namun untungnya, tidak banyak orang di dunia ini yang memiliki sebuah 'Api Surgawi'. Oleh karena itu, orang - orang dari Sekte Darah jarang bertemu dengan orang kuat yang memiliki sebuah 'Api Surgawi'. Kali ini, sebaiknya, kelompok Fan Ling ditakdirkan untuk menjadi tidak beruntung.     

"Siapa sebenarnya dirimu? Kenapa kau ingin bertarung melawan Sekte Darah? Jika kau mundur, aku akan bersumpah atas nama Pemimpin Sekte Muda Sekte Darah, bahwa aku tak akan memperkeruh permasalahan ini lagi." Fan Ling berdiri dan berusaha untuk bergabung dengan kedua Tetua itu, ketika ia berteriak kencang.     

"Kau ingin menunda hingga Fan Lao bergegas kemari?" Senyum Xiao Yan tampak terang, tetapi, menyembunyikan perasaan dingin seperti es. Dalam satu kalimat, ia membongkar tujuan Fan Ling.     

Raut wajah Fan Ling sedikit berubah ketika ia mendengar hal ini. Matanya memandang dengan sungguh - sungguh ke arah wajah yang jauh lebih muda darinya itu. Ia kesulitan membayangkan bagaimana orang semuda itu dapat memiliki pemikiran yang luar biasa dan 'Api Surgawi' yang mengerikan semacam itu, yang bahkan ayahnya ketakutan.     

"Pemimpin Sekte Muda, pergilah dahulu. Aku akan menahannya! Dengan kekuatan Pemimpin Sekte, aku rasa ia sudah menyelesaikan masalah dengan Tetua Qing dari 'Rumah Ular Langit'. Selama kita menundanya untuk beberapa waktu, kita akan bisa menahannya sampai Pemimpin Sekte datang!" Tetua Luo, yang masih memiliki sedikit kekuatan, memegang sebuah belati panjang di tangannya. Meskipun ketakutan akan 'Api Surgawi' memenuhi hatinya, ia adalah satu - satunya orang yang memiliki kemampuan untuk melawan musuhnya saat ini.     

Fan Ling menggertakkan giginya ketika mendengar kata - kata Tetua Luo. Tanpa keraguan, ia menyeret tubuhnya yang terluka, berbalik, dan lari.     

Melihat Fan Ling, yang tidak ragu untuk berbalik dan kabur, Xiao Yan mendadak tersenyum. Tubuhnya tidak bergerak.     

Fan Ling berbalik dan berlari untuk beberapa saat. Ketika ia tidak merasakan pertarungan yang ganas di belakangnya, kecurigaan muncul di dalam hatinya. Kecurigaan ini baru muncul ketika ujung matanya yang tidak yakin, melihat sebuah kilatan bayangan tujuh warna.     

Bayangan tujuh warna itu menghilang dari pandangannya dalam sekejap, tetapi tetap diperhatikan oleh Fan Ling, yang terlihat seperti seekor burung di yang akan jatuh. Kakinya menancap ke dalam tanah, meluncur dan membuat lekukan di dalamnya. Kecepatan geraknya, saat ia bergegas maju, tiba - tiba terhenti. Namun, ia tidak menemukan apapun ketika matanya menyapu ke segala arah dan ia mengernyitkan alisnya. Ketika ia hendak lanjut melarikan diri, rasa sakit yang begitu tajam, seperti sebuah lubang yang dibor, menembus jantungnya, terasa dari dadanya. Fan Ling perlahan menundukkan kepalanya dan secara kebetulan, melihat bayangan tujuh warna tadi masuk melewati punggungnya dan menembus dadanya.     

Setelah bayangan itu menembus dadanya, bayangan itu berubah menjadi ular kecil tujuh warna yang panjangnya bahkan tidak lebih dari lima belas sentimeter di hadapan mata Fan Ling. Matanya memandang dengan sungguh - sungguh ke arah sepasang mata ular yang memikat dan unik itu. Fan Ling tidak dapat memahami bagaimana ular itu dapat menerobos pertahanan tingkat Dou Ling miliknya seperti menembus sepotong tahu…     

"Aku akan mati kali ini…" Rasa sakit yang tajam, terpancar dari dadanya, membuat pandangan Fan Ling berangsur - angsur menjadi kabur. Ketika ia akan tumbang, ia dengan paksa memutar kepalanya. Tatapannya menembus celah - celah di hutan dan ia secara kebetulan melihat api hijau di sebuah lahan kosong mendadak menjadi semakin hebat. Ia juga mendengar dua teriakan melengking yang mengerikan. Dibawah tekanan mutlak 'Api Surgawi', kedua Tetua, yang satu sedikit terluka, sementara yang lain terluka parah, tidak mungkin selamat dari tangan Xiao Yan, yang kekuatannya tiba - tiba melonjak.     

Tubuh Fan Ling dengan keras menghantam tanah dan kelopak matanya terkulai perlahan. Ia secara samar - samar dapat melihat sebuah jubah hitam, yang perlahan berjalan di antara pepohonan dan menghampirinya.     

Mengikuti pergerakkan langkah kaki itu, api berwarna hijau di tubuh Xiao Yan berangsur - angsur kembali ke dalamnya. Qi yang dapat disandingkan dengan seorang Dou Ling yang kuat itu diam - diam surut saat ini.     

Langkah kaki Xiao Yan berhenti di depan mayat Fan Ling. Qi-nya sekali lagi kembali ke tingkat kekuatan seorang Da Dou Shi, sementara raut wajahnya agak pucat. Ia batuk dengan keras beberapa kali ketika ia menundukkan kepalanya dan memandang tangannya yang agak terbakar karena energi yang terlalu kuat tadi. Dengan tawa yang pahit, ia berbisik, "Kekuatan 'Tiga Perubahan Misterius Api Langit' ini memang cukup bagus. Sayangnya, kerusakan yang disebabkan ke tubuh penggunanya juga lumayan besar…"     

"Sungguh tidak terduga bahwa kau telah berhasil mempelajari salah satu perubahan dari 'Tiga Perubahan Misterius Api Langit'. Hanya saja, kau belum begitu ahli menggunakan potensi maksimal jurus itu. Jika tidak, kau hanya akan sedikit lelah dan luka seperti itu setidaknya tak akan muncul." Suara Yao Lao yang agak terkejut terdengar di dalam hati Xiao Yan. Ia merasa cukup terkejut mengetahui Xiao Yan telah berhasil 'meraba - raba' cara menggunakan 'Tiga Perubahan Misterius Api Langit' dalam sebulan.     

Xiao Yan sedikit mengangguk. Ia memasukkan 'Python Penelan Surga' ke dalam lengan bajunya dan berjongkok untuk mengambil cincin penyimpanan di jari Fan Ling. Setelah itu, ia dengan cepat mencari di dalam cincin itu dan mengeluarkan sebuah kotak giok dingin.     

Mulut Xiao Yan terasa kering ketika ia mengamati kotak giok dingin di tangannya, nilai dari barang itu bisa dibilang mengerikan. Meskipun dengan kekuatan mentalnya, hatinya juga mulai berdegup kencang saat ini.     

Setelah ia menghirup nafas dalam - dalam, Xiao Yan tidak membuka kotak giok dingin itu. Namun, ia menyimpannya di cincin penyimpanan miliknya. Setelah itu, ia mulai mencari - cari dengan kasar di cincin penyimpanan Fan Ling tadi. Beberapa saat kemudian, sebuah potongan peta melesat muncul.     

Ketika ia membuka potongan peta itu, garis - garis yang tak asing dan juga setengah lukisan seperti iblis yang aneh, muncul di pandangan Xiao Yan.     

"Akhirnya kudapatkan…" Xiao Yan memegang potongan peta itu ketika kegembiraan bergejolak di wajahnya. Ia dengan hati - hati menyimpan peta itu ke dalam cincin penyimpanannya dan menghela nafas panjang.     

"Anak muda, bergegaslah pergi. Aku telah merasakan Qi milik Fan Lao!" Xiao Yan baru saja menyimpan potongan peta itu ketika suara Yao Lao terdengar mendesak.     

Hati Xiao Yan seketika mengerut. Namun, ketika ia hendak berbalik, tubuhnya tiba - tiba terhenti. Ia berbalik sekali lagi dan dengan ganas menghantam kepala Fan Ling. Baru setelah ia mendengar suara tengkorak yang pecah, ia dapat merasa benar - benar yakin. Tubuhnya berubah menjadi sebuah bayangan hitam yang melesat ke dalam hutan yang lebat.     

Setelah sepuluh menit sejak Xiao Yan menghilang, sebuah sosok berwarna merah melesat melewati langit di atas bagian hutan gunung itu. Beberapa saat kemudian, tubuhnya tampak menjadi kaku, ketika ia melihat sebuah lahan kosong.     

Raut wajahnya sangatlah gelap dan dingin, ketika ia memandang mayat di lahan kosong itu. Bayangan merah itu melesat turun, mendarat di atas lahan kosong tadi. Matanya menatap tubuh - tubuh Penjaga Darah satu persatu. Akhirnya, matanya mendadak menciut ketika terhenti pada mayat sepuluh orang lebih yang memiliki tengkorak pada pakaian mereka. Sebuah suara berdecit terdengar ketika ia mengepalkan tinjunya erat.     

Tatapan sosok merah itu terarah ke seluruh mayat yang terbaring di seluruh tempat itu, tetapi ia tidak menemukan satu mayat yang ia cari. Ia mulai mencari dengan tergesa - gesa dan beberapa saat kemudian, tubuhnya berubah menjadi sebuah bayangan merah dan melaju ke dalam hutan yang lebat.     

Bayangan merah itu mendadak terhenti di dalam hutan lebat. Seluruh tubuhnya bergetar ketika ia memandang sebuah mayat di atas tanah. Tiba - tiba, ia mengangkat kepalanya dan meraung ganas dengan muka yang pucat.     

Setelah meraung untuk beberapa saat, raungan itu perlahan mulai menghilang. Fan Lao bergegas berjalan ke arah mayat Fan Ling. Cahaya darah menjadi semakin pekat di tangannya ketika ia menutupi kepala Fan Ling. Mengikuti tanda dari cahaya darah itu, setetes cairan darah yang aneh tiba - tiba merembes keluar dari belakang kepala Fan Ling dan akhirnya muncul di depan Fan Lao.     

Wajahnya penuh dengan kebencian kelam yang dingin. Ia mengayunkan tangannya dan cairan darah itu pecah, berubah menjadi sebuah genangan darah kecil. Di dalam genangan darah itu, sesosok manusia, yang seluruh tubuhnya terbungkus api hijau, muncul sebagian. Namun, karena genangan itu terlalu tipis, Fan Lao tidak dapat melihat dengan jelas penampilan sosok manusia itu.     

"Dor…" Genangan darah itu bertahan hingga setengah menit, sebelum akhirnya mendadak pecah.     

"Makam Tulang Hitam… bagus…"     

Fan Lao perlahan membungkukkan tubuhnya dan membawa mayat Fan Ling. Setelah itu, ia berjalan keluar dari hutan yang lebat dengan raut muka yang suram. Suara itu, yang penuh dengan kebencian sehingga membuat orang gemetar ketakutan, perlahan menggema di tempat itu.     

"Siapapun dia, selama aku mengetahui siapa yang melakukan hal ini, aku pasti akan membuatnya merasakan sakit seperti daging yang dipotong dengan sepuluh ribu belati!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.