Perjuangan Menembus Surga

Wanita Berbaju Hijau yang Misterius



Wanita Berbaju Hijau yang Misterius

0Pria berjubah hitam itu menatap es yang meleleh tanpa menunjukkan ekspresi apapun, lalu mengangkat kepalanya dengan pelan. Tatapannya yang mengarah ke seluruh ruangan yang sunyi senyap itu menembus penutup wajahnya.     

Walaupun penglihatannya terhalang kain penutup wajahnya, ekspresi setiap orang yang ditatapnya akan berubah dan wajah mereka menjadi tegang. Mereka tidak berani membalas tatapannya dan memilih untuk melihat kearah yang lain.     

Nalan Yanran mengepalkan tinjunya. Wajah cantiknya menjadi pucat saat ia melihat es yang perlahan mencair di karpet dan tubuhnya yang indah gemetar. Ketua klan Mo itu yang satu jam sebelumnya baru saja menceritakan ambisinya yang besar, sekarang mati dan mayatnya terbakar habis tanpa bekas. Dua adegan yang berbeda itu membuat orang – orang tidak dapat percaya hal itu terjadi begitu saja.     

Nalan Yanran menarik nafas dalam – dalam. Ia berusaha menenangkan hatinya. Bagaimanapun juga, ia sudah jauh berubah dari gadis yang mudah emosi tiga tahun yang lalu. Pucat di wajahnya mulai menghilang. Ia menatap pria berjubah hitam itu dan berkata, "Siapapun dirimu, kau akan berurusan dengan Sekte Misty Cloud. Mungkin kami tidak akan melawan seorang Dou Huang demi Mo Cheng, tetapi kami akan melakukannya demi melindungi nama Sekte Misty Cloud!"     

"Hari ini, kau telah membunuh Mo Cheng di hadapan kami dan para pemimpin klan wilayah timur laut kerajaan. Jika kami, Sekte Misty Cloud, tidak melakukan apa – apa, mereka yang bergantung kepada Sekte Misty Cloud akan merasa dikecewakan."     

Pria berjubah hitam itu menatap Nalan Yanran. Beberapa saat kemudian, ia menggeleng dan berkata, "Kata – katamu itu tidak berpengaruh apa – apa kepadaku. Cepat atau lambat, aku pasti akan bertarung dengan Sekte Misty Cloud mu. Bahkan jika hari ini aku tidak membunuh Mo Cheng, aku tetap akan mendatangi Sekte Misty Cloud. Saat itu terjadi, permusuhan kita akan menjadi semakin besar. "     

Mendengar perkataan pria berjubah hitam itu, Nalan Yanran mengernyitkan dahinya. Ia berteriak, "Siapa kau sebenarnya?"     

"Kau akan tahu nanti." Jawab pria berjubah hitam itu. Ia berbalik, tidak mepedulikan Nalan Yanran, lalu berjalan kearah para anggota klan Mo yang ketakutan.     

"Serahkan orang itu!" Pria berjubah hitam itu menghentikan langkahnya dua meter dari Mo Lan. Di dalam perkataannya, terdapat amarah dan rasa haus darah yang belum padam. Mo Lan mengerti maksud pria itu, jika mereka tidak segera menurutinya, mereka juga akan berubah menjadi patung es.     

"Tuan… saya akan segera membawanya ke sini." Suara Mo Lan terdengar gemetar saat ia menjawab pria itu. Kakinya juga gemetar saat ia melangkah mundur. Setelah itu, barulah ia merasa sedikit tenang.     

"Lima menit."     

Pria berjubah hitam itu tidak memperdulikan Mo Lan yang bergegas pergi. Ia tidak menunjukkan ekspresi apapun saat mengeluarkan dua patah kata itu. Setelahnya, ia berdiri dengan tenang di aula itu seperti sebuah tiang kayu.     

Mendengar kedua kata itu, sudut bibir Mo Lan bergerak – gerak beberapa kali. Setelah itu, ia dengan cepat memanggil seorang anggota klan Mo dengan wajah cemas, lalu menyuruhnya untuk bergegas.     

Kaligrafi berwarna merah masih tergantung di tiang – tiang di aula yang luas itu. Kaligrafi itu bertuliskan kata – kata untuk menyambut perayaan hari itu. Tetapi, saat itu warna merah yang melambangkan kebahagiaan itu membuat orang – orang hanya dapat tersenyum kecut. Sepertinya setelah acara itu selesai, klan Mo yang baru saja mengadakan perayaan akan mengadakan sebuah upacara kematian.     

Orang – orang di aula itu merasa takut saat menatap pria berjubah hitam itu yang sedang berdiri di tengah – tengah aula. Ketua klan Mo yang telah menekan mereka sampai mereka tidak berani melawannya, sama sekali tidak berdaya melawan kekuatan pria ini yang sangat mengerikan. Jika pria itu ingin menghabisinya, ia akan menghabisinya, ketua Mo Cheng tidak dapat berbuat apa – apa.     

Melihat orang sekuat itu adalah hal yang hampir tidak mungkin terjadi bagi orang -orang sekelas mereka. Saat itu, mereka menerka – nerka apa yang telah dilakukan oleh Mo Cheng sehingga membuat orang sekuat ini marah dan membunuhnya.     

Di dalam aula itu, semua orang terdiam, tidak berani mengeluarkan sepatah katapun. Karena itu, aula itu terasa sangat tegang.     

Pria berjubah hitam itu menoleh. Tatapannya menembus kain penutup wajahnya menuju sebuah bayangan hitam yang berdiri di atas kayu penyangga atap. Pria itu mengangguk kepada sosok itu, memberitahunya bahwa segalanya berjalan lancar.     

Hai Bo Dong berdiri di atas tiang penyangga atap itu dan merasakan tatapan pria berjubah hitam itu dari bawahnya. Ia diam sesaat lalu menangguk kepadanya. Tetapi saat ia mengangguk, ia merasa tidak yakin. Hal itu karena, sesaat sebelumnya, sepintas ia merasakan sebuah Qi yang tersembunyi di dalam aula itu. Tetapi, ia tidak dapat menjelaskan apa – apa dari Qi yang ia rasakan sesaat itu.     

Pria berjubah hitam itu tidak dapat melihat ekspresi Hai Bo Dong yang tidak yakin karena tertutup jubah hitamnya. Pria berjubah hitam itu hanya diam dan menunggu selama beberapa menit. Lalu, cincin hitam di jarinya bergetar.     

Getaran cincin itu sangat pelan, tetapi dapat dirasakan oleh pria berjubah hitam itu. Ia kemudian bertanya dengan pelan, "Ada apa, guru?"     

"Hati – hati. Entah mengapa, aku dapat mencium bau yang tidak asing." Nada bicara Yao Lao di dalam hati Xiao Yan terdengar tidak yakin.     

"Eh? Apa maksudmu?" Mendengar hal ini, Xiao Yan terdiam sesaat. Ia berkata dengan terkejut, "Sebuah bau yang tidak asing?"     

"Saat kau menggunakan Kekuatan Spiritual ku dan menyebarnya, bau itu yang awalnya benar – benar tersembunyi bergerak sedikit. Jika bukan karena itu, sepertinya aku juga tidak dapat merasakannya." Yao Lao melanjutkan, "Terlebih lagi, bau ini terasa sangat tidak asing… mungkin orang itu pernah bertemu denganku."     

Mendengar kata – kata Yao Lao, Xiao Yan terkejut. Xiao Yan tidak yakin seberapa kuat Yao Lao di masa lalunya. Tetapi yang ia tahu, dulu Yao Lao orang terkuat di dunia Dou Qi. Untuk dapat bertemu dengan Yao Lao, kekuatan orang itu pasti tidak dapat diremehkan.     

Yao lao berkata dalam hati, "Dulu, aku jarang bertemu orang – orang kuat dari kerajaan Jia Ma. Jadi, sepertinya orang kuat ini berasal dari dunia Dou Qi. Tetapi entah mengapa, ia datang ke Kerajaan Jia Ma dan bersembunyi di klan Mo ini. Apa yang dia sebenarnya inginkan?"     

"Seperti apa kekuatannya?" tanya Xiao Yan dalam hati sambil mengernyitkan dahinya.     

Yao Lao yang sedikit pusing menjawab, "Aku tidak yakin. Sekarang, aku hanya dapat merasakannya saja. Aku bahkan tidak tahu siapa dia."     

"Apapun yang terjadi, berhati – hatilah. Tunggulah Qing Lin datang dan bawalah ia pergi dengan cepat."     

"Baiklah." Xiao Yan mengangguk. Wajahnya berubah menjadi serius. Matanya mengawasi seluruh ruangan yang penuh dengan orang itu. Tetapi, ia tidak menemukan apapun. Seketika itu juga, ia menjadi waspada.     

Lima menit berlalu dengan cepat. Akhirnya, wajah Mo Lan yang cemas melihat sesosok orang yang muncul di kejauhan. Ia lalu menghela nafas lega.     

Beberapa sosok orang itu bergegas menuju aula. Di belakang tiga anggota klan Mo itu, seorang gadis kecil berbaju hijau membuka matanya yang basah sambil mengawasi sekitarnya.     

Di aula itu, semua orang menatap gadis kecil berbaju hijau itu. Mereka terkejut saat mengetahui bahwa alasan Dou Huang ini datang adalah demi gadis kecil yang cukup cantik itu.     

Qing Lin terlihat kurus kering, tetapi tidak terluka. Xiao Yan menghela nafas lega. Tinjunya yang terkepal di dalam lengan bajunya mulai kembali tenang.     

Mo Lan menggendong Qing Lin dan berjalan dengan gugup menuju Xiao Yan saat ia berkata, "Tuan, inilah gadis kecil yang dibawa ketua dari Kota Gurun Batu. Selama ini, kami tidak menyakitinya."     

Saat itu, Qing Lin tidak mengenali Xiao Yan. Karena itu, saat Mo Lan menggendongnya menuju pria berjubah hitam itu, ia merasa takut. Ia mencoba melawan, tetapi tidak berhasil.     

Melihat Qing Lin yang sedang digendong, Xiao Yan menghela nafas lega. Ia mengulurkan tangannya untuk menggendong Qing Lin saat tiba – tiba suasana di aula itu berubah.     

"Dor!"     

Saat Xiao Yan mengulurkan tangannya, terdengar suara yang keras dari sisinya. Seketika itu juga, lantai di situ hancur. Batang – batang pohon berwarna hijau muncul dari dalam tanah. Setelahnya, mereka tersambung menjadi sebuah kurungan kayu yang mengunci Xiao Yan di dalamnya.     

Adegan itu membuat semua orang di aula itu, termasuk Nalan Yanran terkejut. Mereka tidak menyangka ada seseorang yang berani menyerang Dou Huang itu.     

Saat semua orang masih terkejut, sesosok manusia berwarna hijau berdiri seperti seorang pelayan di samping tiang aula itu. Saat semua orang melihatnya, ia melesat dengan kecepatan yang mengerikan. Dalam sekejap mata, ia muncul di depan Mo Lan, mengulurkan tangannya, dan menggendong Qing Lin di depan dadanya.     

Sosok berwarna hijau itu memegang Qing Lin. Kakinya menapak ke lantai sebelum ia melesat meninggalkan tempat itu. Tetapi api putih berkobar dari dalam kurungan kayu itu dan langsung menghanguskannya. Xiao yan menendang kepala sosok hijau itu sambil berteriak, "Mau kemana kau?"     

Merasakan datangnya serangan Xiao Yan, sosok manusia berwarna hijau itu melambaikan tangannya. Tiba – tiba muncul tiang kayu besar dari dalam tanah yang menahan serangan Xiao Yan.     

Setelah menangkis serangan Xiao Yan, tubuh sosok hijau itu berputar di udara dan melesat keluar ruangan itu.     

"Pak Tua Hai, hentikan dia!"     

"Hei, ternyata memang ada seseorang!" Sesaat sebelum sosok hijau itu melewati pintu utama, udara dingin muncul di pintu itu. Seketika itu juga, udara dingin itu membentuk sebuah perisai es tebal yang menutupi pintu itu.     

Kaki sosok hijau itu menapak perisai es itu sebelum ia mundur beberapa langkah. Ia melompat ke atas tiang bangunan itu dan ia menatap Hai Bo Dong di atasnya. Ia tertawa pelan, "He he, dua Dou Huang. Aku tidak menyangka di dalam Kerajaan Jia Ma terdapat banyak sekali orang kuat. Tetapi, aku paling tertarik dengan gadis ini dan tidak akan menyerahkannya begitu saja."     

Di dalam aula itu, Xiao Yan melompat ke atas tiang lainnya secepat kilat. Di antara kedua telapak tangannya, muncul api berwarna putih saat ia menatap wanita berbaju hijau yang menutupi wajahnya.     

Di dalam aula itu, tiba – tiba muncul energi yang sangat besar. Saat semua orang di aula itu mendongak untuk melihat ketiga orang di atas, mereka terkejut…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.