Perjuangan Menembus Surga

Situasi Yang Kacau



Situasi Yang Kacau

0"Apa yang terjadi?" Gu He, yang telah mundur agak jauh, dengan gelisah kembali ke sisi sosok berjubah hitam setelah Qi yang menakutkan itu menghilang.     

Sosok berjubah hitam itu menggelengkan kepalanya dan berkata pelan, "Pasti ada sesuatu yang terjadi selama proses evolusi itu berlangsung. Nafas Qi itu benar-benar menghilang."     

"Apakah dia gagal?" Mendengar ucapan sosok berjubah hitam itu, Gu He, terdiam dan segera menghela napas antara sedih dan bahagia. Dia menatap tajam ke tempat di mana kabut berwarna hijau perlahan menghilang. Dia tiba-tiba mengerutkan kening dan berkata, "Kenapa tanda keberadaan 'Api Surgawi'... juga menghilang?"     

"Gelombang energi yang ada di dalam sudah tenang. Mengenai 'Api Surgawi' itu, apa mungkin telah dihancurkan oleh Ratu Medusa?" Sosok berjubah hitam itu menjawab dengan sedikit ragu.     

"Sepertinya tidak mungkin. Meski Ratu Medusa sangat kuat, tapi dia masih terhitung terlalu lemah untuk menghancurkan 'Api Surgawi'." Gu He menggelengkan kepala. Sebagai seorang Alchemist, dia sangat memahami kekuatan dari 'Api Surgawi'.     

Gu He mengerutkan kedua alisnya dan berkata dengan putus asa, "Tunggu sampai kabut itu menghilang, sebelum kita mulai melakukan pencarian secara menyeluruh."     

"Pak Tua He, bagaimana?" Tampak dua cahaya terbang dari luar tembok kota, kemudian berhenti di samping Gu He dan sosok berjubah hitam itu. Tatapan mereka tertuju pada kuil yang berada di bawah mereka, kemudian Yan Shi bertanya dengan suara berat, "Bagaimana dengan Qi yang barusan?"     

"Kemungkinan itu Qi Ratu Medusa. Tapi sepertinya ada sedikit masalah yang terjadi dengan evolusi yang dia lakukan. Mungkin... dia sudah benar-benar lenyap." Gu He menyuarakan pemikirannya.     

"Hu..." Mendengar ini, Yao Shi dan Feng Li pun menghela nafas panjang. Qi yang menakutkan tadi telah membuat mereka kehilangan seluruh semangatnya untuk bertarung. Orang-orang kuat itu telah berada di level yang tidak bisa mereka sentuh apalagi untuk bertarung.     

"Sekarang, apa yang akan kita lakukan?"     

Feng Li memperhatikan kota. Melihat sejumlah tatapan penuh kebencian yang diarahkan pada mereka membuatnya mengerutkan kening. Dia kemudian mengangkat kepala dan memperhatikan langit dari kejauhan. Tampak Yue Mei dan Mo Basi memelototi mereka dengan dingin sambil sesekali memperlihatkan tatapan yang cemas ke arah kuil.     

Meski Yue Mei dan Mo Basi tampak dipenuhi dengan keinginan untuk membunuh, tetapi mereka tidak menyerang begitu saja. Di bawah kepemimpinan mereka, sejumlah Manusia-Ular yang kuat membawa tombak ular dan bergegas menuju puncak atap. Mereka menatap orang-orang yang melayang di udara dengan tatapan yang dingin.     

Di kota yang dianggap suci oleh para Manusia-Ular ini, ada cukup banyak Manusia-Ular yang kuat. Jika menghitung jumlah orang kuat dengan level Dou Wang yang ada di Suku Manusia-Ular, maka jumlah Manusia-Ular dengan level Dou Wang akan lebih banyak dibanding orang kuat dengan level Dou Wang yang ada di kelompok Gu He. Tapi, mereka tak memiliki Manusia-Ular dengan level Dou Huang yang bisa bertanding dengan sosok berjubah hitam itu. Jika saja mereka tidak mengkhawatirkan sosok Dou Huang itu akan menggila dan membunuh banyak Manusia-Ular, maka mereka pasti sudah menyerang kelompok Gu He dan membunuh mereka sejak tadi.     

Oleh karena itu, saat ini Yue Mei dan Manusia-Ular lainnya menahan diri untuk tidak menyerang lawan mereka dengan gegabah. Yue Mei hanya memerintahkan beberapa Manusia-Ular yang kuat untuk mengelilingi kelompok Gu He. Sepertinya mereka berniat untuk menahan kelompok Gu He di dalam kota.     

"Mereka sedang menunggu pemimpin dari suku-suku yang lain tiba. Setelah semua pemimpin dari delapan suku besar berkumpul, kita akan kesulitan, walaupun kita memiliki Pemimpin Sekte Yun. Lagipula, dengan mengesampingkan kita bertiga, lima orang Dou Wang lainnya sudah cukup untuk membuat seorang Dou Huang kesulitan. Ketika hal itu terjadi, kita akan berada dalam situasi yang kurang menguntungkan. Bagaimanapun juga ini adalah wilayah mereka. Selain itu, Pengawal Ular Medusa bukanlah hanya sebuah pajangan. Meskipun mereka tidak bisa melukai kita, tapi mereka tidak akan kesulitan membuat kita kewalahan." Yan Shi berkata dengan serius sambil mengalihkan tatapan matanya pada Manusia-Ular kuat yang sedang memenuhi atap. Meskipun sifatnya sedikit kasar, tapi dia tidak bodoh. Setelah berpikir sejenak, dia pun langsung tahu maksud dari pihak lawan.     

Gu He menganggukkan kepalanya. Dia tentu saja paham apa yang ingin dilakukan oleh pihak lawan, tapi dia belum mendapatkan barang yang paling penting itu. Jika mereka pergi begitu saja, hatinya benar-benar akan merasa tidak puas. Karena itu dia segera berpikir dengan tenang, kemudian menjawab dengan lembut, "Kita coba tunggu dulu. Tirai cahaya ungu itu akan segera menghilang. Setelah tirai cahaya itu benar-benar menghilang, kita akan segera ke sana dan mencari Api Surgawi dengan cepat. Kita akan segera pergi setelah berhasil menemukan Api Surgawi itu. Tapi jika kita tidak bisa menemukannya... maka kita juga tetap harus pergi."     

Melihat kegigihan Gu He dan tidak adanya keberatan dari sosok berjubah hitam di sampingnya, Yan Shi dan Feng Li pun saling bertukar pandang, kemudian dengan tak berdaya mereka menganggukkan kepala.     

Gu He mendesah pelan saat menyadari kedua orang itu tidak menentangnya. Dia kemudian menolehkan kepalanya dan melirik wajah dingin Yue Mei dan Mo Basi yang berada di kejauhan, kemudian dengan penuh harap ia menatap tirai cahaya yang mulai lenyap. Dou Qi di tubuhnya pun mulai mengalir dengan cepat.     

Suasana di kota besar itu menjadi sunyi. Tatapan semua orang tertuju pada tirai cahaya berwarna ungu yang hampir lenyap. Mereka menatap dengan penuh perhatian tanpa berani mengalihkan tatapan mereka sedikitpun, bahkan untuk sekedar berkedip.     

Tirai cahaya berwarna ungu yang menutupi ruang besar itu pun perlahan menjadi ilusi.     

Setelah keadaan tenang ini bertahan selama beberapa menit, sosok berjubah hitam itu tiba-tiba membalikkan tubuhnya. Tatapan matanya tertuju ke arah cakrawala barat, lalu dia berkata dengan pelan, "Manusia-Ular yang kuat telah tiba. Dari Qi-nya, sepertinya dia adalah salah satu pemimpin dari delapan suku besar Manusia-Ular."     

Mendengar perkataan sosok berjubah hitam itu, ekspresi Gu He pun tampak sedikit berubah. Dia kemudian menolehkan kepala dan mendapati sosok berwarna merah sedang terbang menuju kota dengan begitu cepat. Setelah sekitar satu menit, Manusia-Ular jantan yang seluruh tubuhnya tertutupi Dou Qi berwarna merah itu tiba-tiba muncul di langit kota. Tatapan matanya memperhatikan keadaan di sekelilingnya, kemudian dia menatap kelompok Gu He dengan tatapan marah.     

"Manusia sialan. Berani-beraninya kalian memasuki kota suci milik Suku kami!" Sosok Manusia-Ular yang baru tiba itu tampaknya memiliki temperamen yang meledak-ledak. Saat dia melihat kelompok Gu He, dalam sekejap raungan kemarahannya terdengar di atas langit kota itu. Pada saat yang sama, Dou Qi berwarna merah di tubuhnya pun melambung hampir setinggi satu meter. Jika dilihat dari kejauhan, dia tampak seperti bola api.     

Feng Li mengerutkan kening saat melihat Manusia-Ular yang tiba-tiba muncul, kemudian berkata dengan tidak berdaya, "Orang ini adalah Yan Ci, pemimpin Suku Ular Yan dari delapan suku besar. Meski sifatnya sangat buruk, tapi dia memiliki kekuatan yang paling kuat di antara delapan pemimpin suku. Sebelumnya selama masa perang antara Suku Manusia-Ular dan Kekaisaran Jia Ma terjadi, banyak orang kuat dari Kekaisaran Jia Ma yang mati di tangannya. Dia adalah lawan yang sangat merepotkan."      

Gu He pun mengerutkan alisnya ketika mendengar hal itu. Tatapan matanya tertuju pada kelompok lawan dan berkata, "Jika dihitung, mereka sudah memiliki tiga orang dengan kemampuan Dou Wang. Tapi untungnya, komandan Pengawal Ular Medusa, Hua She Er kehilangan kemampuan bertarungnya untuk sementara waktu."     

"Tirai cahaya akan segera lenyap."     

Sosok berjubah hitam itu berkata dengan pelan, sambil menatap cahaya berwarna ungu yang berada di depannya. Penutup cahaya ini adalah tirai cahaya mempesona yang dilepaskan Ratu Medusa dengan semua kekuatannya setelah berubah bentuk menjadi tubuh ular. Jadi, bahkan dengan kekuatan Dou Huang yang dimiliki oleh sosok berjubah hitam itu, dia akan kesulitan untuk menghancurkan cahaya pelindung ini dari luar. Satu-satunya pilihan adalah menunggu hingga cahaya pelindung itu menghilang dengan sendirinya.     

Mendengar ucapan dari sosok berjubah hitam itu, wajah Gu He pun tampak menjadi tegang. Dia tak begitu memperdulikan keberadaan Yan Ci yang seluruh tubuhnya memancarkan api. Sebaliknya, ia dengan cepat berbalik dan menatap tirai cahaya ungu yang semakin transparan itu dengan fokus.     

Di langit, wajah Yue Mei dan Mo Basi tampak begitu bahagia saat melihat kedatangan Yan Ci. Mereka berdua bergegas bergerak menghampiri sosok Yan Ci. Setelah itu, mereka berbisik dan menceritakan semua yang terjadi di kota secara rinci pada Yan Ci.     

Wajah Yan Ci tampak begitu marah saat mendengar perkataan Yue Mei dan Mo Basi. Dou Qi merah berapi-api yang muncul di tubuhnya pun menjadi semakin kuat. Pada akhirnya, Dou Qi api itu terlihat seperti api sungguhan. Dia mengepalkan tinjunya, dan sejumlah urat nadi berwarna hijau berdenyut di lengannya yang tebal dan kuat. Dia menatap kelompok Gu He dengan begitu marah. Dia terdengar menggeram pelan dengan keinginan membunuh yang begitu kuat, "Sekelompok manusia brengsek. Aku harus menggunakan darah segar kalian untuk membersihkan penghinaan hari ini."     

Kelompok Gu He memilih untuk mengabaikan Yan Ci yang tampak begitu marah dan murka. Tatapan mereka tertuju pada tirai cahaya. Dalam sesaat, cahaya berwarna ungu bersinar ringan dan pecah dalam sekejap, memenuhi langit dengan potongan-potongan energi kecil.     

Begitu tirai cahaya berwarna ungu itu pecah, kelompok Gu He yang berada di udara secara bersamaan terbang turun dengan cepat. Mereka masuk ke dalam kuil di mana kabut berwarna hijau itu belum sepenuhnya menghilang.     

Mengiringi aksi Gu He, sejumlah Manusia-Ular kemudian mengaum geram. Sejumlah Manusia-Ular melompat dan muncul di atap lalu menyerbu ke arah cahaya dari segala arah. Terdengar suara jeritan 'Yang Mulia' dari seluruh kota.     

Saat ini, kota suci Manusia-Ular telah menjadi benar-benar kacau.     

Mengandalkan ingatan yang mereka miliki sebelumnya, kelompok Gu He segera memasuki kuil dan muncul di atas langit pulau kecil. Mungkin hal ini karena hilangnya Ratu Medusa, tapi batasan terbang yang semula ada di atas danau pulau kecil itu kini sepenuhnya benar-benar lenyap. Karena itu, kelompok Gu He sampai di tengah pulau kecil tanpa mendapat serangan sedikit pun.     

Setelah kaki kelompok Gu He menyentuh tanah, mereka segera mengalihkan tatapan mereka ke sekeliling. Namun, mereka tak sedikitpun menemukan jejak keberadaan 'Api Surgawi' ataupun Ratu Medusa.     

Sepasang mata di bawah jubah hitam itu memperhatikan sekelilingnya. Lalu sosok berjubah hitam itu tiba-tiba berjongkok dan mengambil potongan sisik yang hangus terbakar. Dengan sedikit mengerutkan dahinya, dia menggumam, "Apa dia benar-benar terbakar oleh 'Api Surgawi' hingga tak ada yang tersisa?"     

"Sialan. Di mana 'Api Surgawi' itu?" Gu He telah menutupi seluruh pulau kecil itu dengan Persepsi Spiritualnya tapi dia tetap tak bisa menemukan keberadaan 'Api Surgawi'. Dalam sekejap, wajahnya yang tenang pun berubah menjadi marah.     

Sosok berjubah hitam itu berdiri dan melambaikan lengan bajunya. Kemudian, angin kencang tiba-tiba muncul dari tempatnya berada. Kabut berwarna hijau yang sebelumnya ada di sekelilingnya juga sepenuhnya hilang. Dalam sekejap, pandangan mereka pun menjadi jelas.     

Saat kabut berwarna hijau itu hilang, semua orang yang ada di sana pun bisa melihat keadaan pulau kecil yang benar-benar kosong itu. Saat mereka melihat beberapa lubang dalam yang ada di sana, mereka pun bisa membayangkan bagaimana rusaknya tempat ini.     

"'Api Surgawi' nya tidak ada!" Yan Shi memperhatikan pulau kecil yang kosong itu sambil berkata dengan serius.     

Di antara telapak tangan Feng Li muncul beberapa bilah angin kecil yang kemudian diterbangkan ke segala arah, membuat Manusia-Ular yang menyerang ke arah mereka terlempar ke belakang dengan keras. Dia kemudian menoleh dan mendesak, "Ayo pergi. Jika kita tidak pergi sekarang, kita mungkin tidak akan bisa kabur! Sepertinya, ada Manusia-Ular kuat lainnya yang mendekat!"     

Gu He pun menggertakkan giginya mendengar ucapan tersebut. Sesaat kemudian, dia menghela nafas dan berkata dengan wajah yang terlihat tidak ingin pergi, "Ayo pergi!"     

Yan Shi dan Feng Li kemudian mendesah lega saat mendengar perintah Gu He. Namun, saat mereka bersiap untuk mundur, Manusia-Ular yang mengelilinginya perlahan-lahan bergerak, dan tiba-tiba membuat suasana menjadi kacau.     

Gu He melihat sekitarnya dan tiba-tiba menyipitkan matanya. Di langit yang jauh, tampak sesosok manusia sedang terbang dengan membawa Kursi Teratai Hijau. Pada Kursi Teratai Hijau itu terdapat api hijau yang beberapa kali menggelora.     

"Api Surgawi!"     

Menatap dengan penuh perhatian pada sosok manusia yang semakin kecil, Gu He tiba-tiba berteriak marah. Dia dan kelompoknya telah mempertaruhkan nyawa untuk menghadapi Manusia-Ular yang kuat, tapi tanpa disangka ternyata ada orang lain yang memanfaatkan situasi tersebut. Menyadari hal itu dia pun meraung marah dalam sekejap, "Sialan orang itu! Berani-beraninya dia memanfaatkanku!"     

"Kejar!" Gu He kemudian memberi perintah. Dou Qi segera menggelora dari seluruh tubuhnya dengan ganas. Dia mengepakkan sayap Dou Qi yang ada di punggungnya dengan marah dan mengejar sosok manusia itu. Di belakangnya, sosok berjubah hitam, Yan Shi dan Feng Li pun mengikutinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.