Perjuangan Menembus Surga

Mengikis, Memurnikan, Melebur!



Mengikis, Memurnikan, Melebur!

0'Api Hati Gugur' seketika melepaskan suhu yang mengerikan ketika memasuki tubuh Xiao Yan. Di dalam suhu setinggi ini, Xiao Yan berangsur - angsur menjadi panas mendidih, menyebabkan rasa sakit membakar, meskipun memiliki perlindungan dari cahaya berpijar aneh dan 'Api Surgawi'-nya. Intisari dari 'Api Hati Gugur' ini mungkin tidak besar, tetapi hal itu terbentuk hanya setelah mengumpulkan banyak sekali tahun. Oleh karena itu, suhunya luar biasa.     

Meskipun rasa sakit membakar itu kembali muncul di dalam tubuhnya, hal itu tidak mencapai titik di mana sulit ditahan setelah Xiao Yan mengalami rasa sakit hebat yang lebih buruk daripada kematian pada saat itu. Ia dengan paksa menstabilkan pikirannya. Api hijau yang menggelora mengalir keluar dari tubuhnya, dan seketika membentuk semacam bentuk pukat sebelum mengepung 'Api Hati Gugur' yang sedang menyebabkan kerusakan di dalam tubuh Xiao Yan.     

Pada saat ini, 'Api Hati Gugur' jelas memiliki kesadarannya sendiri, meskipun telah diserap ke dalam tubuh Xiao Yan. Karena itu, makhluk itu bersikap licik, saat ia menggeliat ke segala arah setelah dikepung oleh Xiao Yan. Suhu tinggi yang mengerikan tidak lagi menyebabkan Xiao Yan merasa kesakitan hingga ia tidak lagi ingin hidup. Akan tetapi, tak terelakkan bahwa hal itu akan membentuk perasaan frustasi di dalam hati orang jika hal ini tak kunjung usai.     

Penangkapan itu berlanjut hampir sepuluh menit sebelum Xiao Yan akhirnya menghentikan tindakan yang tak berujung ini. Berlama - lama seperti ini percuma…     

"Aku tidak percaya bahwa aku tak bisa menangkapmu…"     

Pikiran Xiao Yan perlahan menjadi hening. Untaian - untaian cahaya berpijar pekat mendadak merembes keluar dari sekujur tubuhnya, sebelum menyebar ke setiap sudut tubuhnya.     

Disinari oleh cahaya berpijar itu, 'Api Hati Gugur' yang bergerak dengan aneh, akhirnya menjadi sedikit lambat. Xiao Yan menggunakan kesempatan ini dan menggunakan 'Api Inti Teratai Hijau' untuk membungkusnya.     

'Api Hati Gugur' tidak menyerah meskipun dikepung oleh api hijau. Alih - alih, ia mulai melawan dengan hebat, layaknya sebuah binatang buas yang dipenjara. Makhluk itu berulang kali memancarkan suhu yang mengerikan. Di dalam suhu yang semakin hebat itu, wajah Xiao Yan yang semula tenang perlahan menunjukkan kesakitan.     

Xiao Yan dengan paksa menahan rasa sakit membakar itu. Pikirannya bergerak dan api hijau mendesing di dalam tubuhnya. Akhirnya, ia dengan cepat bergerak dan membentuk sebuah bola api hijau terang. Bagian dalam dari bola api itu adalah 'Api Hati Gugur', yang sedang berjuang dengan seluruh kekuatannya untuk berusaha kabur.     

Pikiran Xiao Yan menembus api dan membawa ketajaman, saat ia memandang 'Api Hati Gugur' di dalamnya. Pikirannya berpaling dan api itu berguling. Seketika, gelombang - gelombang api hijau datang menyebar, sebelum akhirnya menjadi seperti banyak terowongan yang ditancapkan ke dalam 'Api Hati Gugur' putih krem seukuran telapak tangan.     

Setelah tertuangnya api hijau itu, gumpalan 'Api Hati Gugur' mulai merasa terancam. Hal itu seketika berguling dengan hebat. Akan tetapi, karena berbagai macam cegatan dari 'Api Inti Teratai Hijau', sulit bagi api itu untuk lepas dari kunci yang seperti pukat ini, bagaimanapun api tersebut melompat dan berjuang.     

Pada saat ini, 'Api Hati Gugur' sudah memiliki kehendak sendiri. Karena itu, Xiao Yan harus menghapus kehendaknya jika ia ingin menelan dan memurnikannya. Jika tidak, menelannya dengan paksa hanya akan mendatangkan daya tahan di antara dua jenis 'Api Surgawi'. Jika mereka meletus pada saat itu, yang akan menjadi paling tidak beruntung adalah dirinya. Tindakan Xiao Yan ini adalah mengendalikan 'Api Inti Teratai Hijau' untuk benar - benar menghapus kehendak dari api satunya!     

'Api Hati Gugur' juga paham mengenai niat Xiao Yan. Karena itu, makhluk itu berusaha mati - matian untuk menahannya. Akan tetapi, pada saat ini, hal itu telah menjadi seperti seekor ikan di atas talenan. Tergantung pada Xiao Yan apakah ia akan membunuh atau memotongnya…     

Semuanya yang ada di dunia ini pada dasarnya adalah sebuah perputaran dengan pasang surutnya. Tadi, 'Api Hati Gugur' berkesempatan memurnikan Xiao Yan, tetapi gagal karena berbagai macam alasan. Pada saat ini, telah menjadi giliran Xiao Yan untuk mengendalikan situasinya. Dengan taktiknya, tentu saja ia tidak melepaskannya!     

Pemberontakan 'Api Hati Gugur' tidak terlalu berguna. Setelah tertuangnya 'Api Inti Teratai Hijau' tanpa henti, perlawanan 'Api Hati Gugur' berangsur - angsur berkurang. Akan tetapi, hal ini setidaknya telah menyampaikan sebuah pesan kepada Xiao Yan. Kehendak dari 'Api Hati Gugur' telah mulai digerus oleh 'Api Inti Teratai Hijau'…     

Xiao Yan tiba - tiba dapat mendengar suara samar dari 'Api Hati Gugur' selama penggerusan ini. Meskipun ia tidak yakin sebutan tepatnya untuk suara ini, rasa dari memohon belas kasihan sangatlah jelas.     

"Memohon belas kasihan…"     

Sudut mulut Xiao Yan terangkat dengan rapat dan dingin. Ia tertawa dingin, "Dahulu, kenapa aku tidak melihatmu menunjukkan belas kasihan kepada kami, ketika kau sedang memurnikan guru dan diriku? Jika bukan karena keberuntunganku, kemungkinan aku sudah kau telan…"     

Pikiran Xiao Yan bergerak setelah suara itu terdengar. Kecepatan api hijau terasularkan menjadi semakin kencang dan ganas. Xiao Yan tak menunjukan ekspresi apapun dan tidak sedikitpun terpengaruh oleh usaha 'Api Hati Gugur' yang memohon ampunan.     

Penggerusan itu berlanjut dengan sangat perlahan. Akan tetapi, Xiao Yan tidak tergesa - gesa. Bagaimanapun juga, sebuah 'Api Surgawi' adalah sesuatu yang memiliki kekuatan penghancur terbesar di alam. Waktu yang dibutuhkan untuk menggumpalkan kehendaknya sendiri luar biasa panjang. Berusaha menghapuskan kehendak ini mungkin tidak membutuhkan waktu selama itu, tetapi hanya angan - angan belaka jika orang berpikir mereka bisa mencapainya dalam kurun waktu yang singkat.     

Waktu berangsur - angsur mengalir di hadapan penggerusan yang membosankan ini. Xiao Yan juga tampak seperti seorang biksu tua yang sedang bermeditasi, tidak terpengaruh oleh apapun di dunia luar. Ia mengumpulkan pikirannya dan menaruh seluruh perhatiannya kepada gumpalan api putih krem itu.     

Penggerusan selambat itu berlangsung entah seberapa lama. Mungkin sebulan, mungkin lebih lama lagi. Konsep waktu telah menjadi sangat samar di tempat ini.     

Api hijau diputar tanpa kenal lelah di dalam bola api hijau. Gumpalan api putih krem itu juga berubah menjadi lebih hening dan damai sekarang, dibandingkan dengan perlawanan dan perjuangannya yang hebat sebelumnya. Hal ini jelas menandakan bahwa kehendak 'Api Hati Gugur' berangsur - angsur menghilang…     

"Krek…"     

Suara gemeretak pelan tiba - tiba terdengar di dalam tubuh yang tenang tersebut. Setelah kemunculan suara ini, pikiran Xiao Yan yang tenang juga melompat dengan hebat. Ia berpaling ke arah 'Api Hati Gugur' yang dibungkus oleh lapisan - lapisan api hijau. Pada saat ini, 'Api Hati Gugur' melayang di dalamnya dan gumpalan putih - krem itu menjadi hangat dan tenang.     

Kehendak di dalam 'Api Hati Gugur', yang semula telah terisi oleh sifat ofensif dan merusak, akhirnya menghilang setelah penggerusan berkepanjangan oleh Xiao Yan. 'Api Hati Gugur' saat ini tampak seperti baru saja terlahir dan tidak memiliki sedikitpun sifat ganas.     

"Apakah kita telah berhasil?"     

Pikiran Xiao Yan terbuka dari keadaan yang seperti tertidur, setelah menghilangnya kesadaran 'Api Hati Gugur'. Meskipun ia tidak menghitung waktunya dengan tepat, ia dapat dengan samar merasakan pengikisan kali ini kemungkinan telah menghabiskan cukup banyak waktu.     

"Entah berapa lama waktu yang dihabiskan, ini jauh lebih baik daripada terjebak di sini selamanya…" Xiao Yan menghibur dirinya dalam hati. Pikirannya bergerak dan bola api hijau yang membungkus 'Api Hati Gugur' dengan cepat menghilang. 'Api Hati Gugur' itu juga melayang dengan tenang. Suhunya menurun hingga Xiao Yan tidak lagi merasakan rasa sakit membakar.     

"Berikutnya, seharusnya adalah pemurnian…"     

Xiao Yan tersenyum saat ia memandang gumpalan 'Api Hati Gugur'. Pikirannya mengendalikan gumpalan 'Api Hati Gugur' tersebut dan perlahan menggerakkannya ke dalam pembuluhnya. Setelah itu, ia mulai menggerakkannya di sepanjang jalur 'Mantra Api' dan dengan tenang mengedarkannya…     

Pemurnian 'Api Hati Gugur' tanpa kesadaran api itu jauh lebih mudah daripada yang Xiao Yan perkirakan. Mungkin ini karena tubuhnya telah dibakar oleh api terkutuk itu untuk waktu yang lama, menghasilkan pemahaman yang disadari tanpa harus dikatakan, yang secara samar terbentuk di antara keduanya. Bagaimanapun juga, pemurnian 'Api Hati Gugur' kali ini lebih mulus daripada ketika Xiao Yan pertama kali memurnikan 'Api Inti Teratai Hijau'.     

Tentu saja, meskipun proses itu berjalan mulus, terdapat sebuah kesamaan dengan penggerusan kehendak 'Api Hati Gugur' tadi. Kesamaan itu tetap saja lambat… begitu lambat hingga memberikan orang perasaan hendak ambruk.     

Untungnya, selambat apapun proses itu, setidaknya akan mencapai tujuannya.     

Xiao Yan kembali terbangun dari keadaan tertidurnya ketika 'Api Hati Gugur' berhasil dimurnikan. Pikirannya sedang mengamati 'Api Hati Gugur' yang mengalir di dalam Jalur Qi - nya. Perasaan gembira perlahan menjalar dari lubuk hatinya, sebelum akhirnya membuat senyuman bahagia muncul di wajah pemuda itu.     

Xiao Yan tidak tergesa - gesa untuk mengendalikan peleburannya dengan 'Api Inti Teratai Hijau', setelah memurnikan 'Api Hati Gugur'. Ia jelas paham bahwa tahap ini adalah yang paling penting dalam menerapkan 'Mantra Api'; dan juga yang paling berbahaya.     

Xiao Yan perlahan membuka matanya dan mengamati api keputih - putihan yang membungkus di sekitarnya. Ia tertawa pelan. Saat ini, api yang awalnya menunjukkan kekuatan menyerang yang dahsyat terhadapnya, telah menjadi seperti lengannya. Memerintahnya sangatlah mudah tanpa perasaan lesu.     

Tatapan Xiao Yan berpaling ke arah sosok cantik menyihir di dalam api. Sosok itu masih berada di dalam keadaan di mana roh - roh sedang dileburkan. Akan tetapi, dilihat dari roh yang semaki memadat di atas kepalanya, jelas bahwa ia telah memasuki tahap terakhir. Mungkin hanya dalam kurun waktu singkat, Ratu Medusa ini akan benar - benar memiliki kendali penuh terhadap tubuh itu. Pada saat itu, ia akan benar - benar berubah seutuhnya dan menjadi seorang yang sangat kuat di kelas Dou Zong!     

Mata Xiao Yan dengan santai menatap ke tubuh telanjang Ratu Medusa yang menawan, sebelum dengan cepat berpaling. Wanita ini penuh dengan sejenis daya pikat yang luar biasa kepada para pria. Bahkan tanpa bergerak pun, seperti yang sedang terjadi saat ini, ia masih membuat api keji melonjak di hati orang.     

Xiao Yan akhirnya mengendalikan pikirannya setelah terdiam untuk beberapa waktu. Raut wajahnya serius saat ia menjulurkan hatinya jauh ke dalam tubuhnya dan memulai tahap terakhir yang sangat penting ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.