Perjuangan Menembus Surga

Python Yang Menelan Surga Tujuh Warna



Python Yang Menelan Surga Tujuh Warna

0Ketika Xiao Yan mengamati mayat ular besar itu, kulit yang hitam karena hangus dari mayat yang kaku itu tiba-tiba mulai rontok...     

Kecepatan dari kulit yang rontok itu perlahan-lahan jatuhnya menjadi semakin cepat, Xiao Yan dapat melihat bahwa sepertinya ada sesuatu di dalam ular itu yang hendak keluar dari tubuh mayat ular besar itu.     

"Gu." Melihat kejadian aneh ini, tubuh Xiao Yan bergidik. Dia menelan ludahnya dan berbalik dengan perlahan. Dia menatap ular besar yang berulang kali merontokkan kulit hitamnya yang hangus itu dengan teliti. Ia melangkah mundur dengan hati-hati, dan segera bertanya, "Guru, apa yang terjadi?"     

"Sebuah Qi telah muncul di dalam tubuh ular itu..." suara Yao Lao saat ini sangat lebih serius.     

Xiao Yan mengerutkan alisnya, dan bertanya dengan datar, "Apakah dia berhasil berevolusi?"     

"…Sepertinya begitu. Berhati-hatilah." Yao Lao sendiri juga tak yakin dengan apa yang sedang terjadi. Jadi, jawabannya juga terdengar tidak yakin.     

Mendengar ini, hati Xiao Yan merasa murung. Sesaat kemudian, dia mengangkat wajahnya ,menatap api berwarna hijau di udara dan berkata dengan tegas, "Guru. Bagaimana caranya kita bisa mendapatkan 'Api Surgawi' itu? Cepatlah, kita tidak memiliki banyak waktu. Begitu benda itu keluar, aku takut kita akan..."     

"Berhati-hatilah!" Sebelum Xiao Yan bisa menyelesaikan apa yang ingin dia katakan, tiba-tiba suara peringatan Yao Lao segera terdengar di dalam hatinya.     

Ketika suara teriakan Yao Lao terdengar, jantung Xiao Yan pun berdebar dengan kencang. Setelah lebih dari satu tahun melewati masa latihan yang sulit, Xiao Yan telah mendapatkan kemampuan untuk terus bersikap waspada. Dalam sekejap ekspresinya pun berubah, ujung kakinya menginjak tanah dengan pelan dan tubuhnya segera melangkah mundur. "Bang!" Ketika Xiao Yan mundur dengan cepat, mayat ular besar yang ada di tanah tiba-tiba mengeluarkan suara ledakan. Sisik hitamnya terbang ke segala arah, dan dalam sekejap, mayatnya berubah menjadi bubuk.     

Ketika mayat ular besar itu berubah menjadi bubuk, Qi yang besar dan menakutkan tiba-tiba keluar dan menutupi seluruh kota dengan begitu cepat dan membuat yang lain merasa khawatir.     

"Yang Mulia berhasil?" Merasakan Qi yang tak asing ini, sejumlah Manusia-Ular yang berada di kota saling menatap satu sama lain. Seketika, wajah mereka tampak begitu gembira dan mereka bersorak dengan nyaring.     

Saat Qi yang besar ini meledak, ekspresi wajah Gu He, yang sedang berada di luar tirai berwarna ungu, tampak berubah drastis. Pada saat yang sama, tubuhnya terdorong mundur sejauh lebih dari puluhan meter.     

Sambil ia bergegas untuk mundur, Gu He berteriak kepada sosok berjubah hitam yang berdiri dengan tenang di udara, dan wajahnya suram, "Ayo kita cepat pergi. Ratu Medusa telah berhasil berevolusi.     

"Jangan panik!" Menghadapi energi yang tiba-tiba muncul dari Qi yang menakutkan, sosok berjubah hitam itu tetap tenang. Orang lain mungkin akan kesulitan untuk merasakan ketidak seimbangan di dalam Qi itu, tetapi ia dapat merasakannya dengan jelas. Qi ini mungkin sangat kuat dan menakutkan, tetapi Qi ini tidak memiliki kekuatan untuk bertahan.     

Inderanya tidak salah. Setelah Qi itu meledak, energi itu hanya bertahan selama sepuluh detik, kemudian energi itu mengecil dan kembali ke dalam tirai cahaya, seperti sebuah gelombang kembali ke laut.     

Setelah Qi itu sekali lagi menghilang, sorak-sorai yang terdengar di dalam kota juga tiba-tiba berhenti. Seluruh Manusia-Ular itu tercengang dan hati mereka merasa khawatir menunggu hasil dari perubahan yang baru.     

Setelah Qi tersebut kembali padam, sorak-sorai yang terdengar di kota juga tiba-tiba berhenti. Seluruh Manusia-Ular itu pun tampak tertegun dengan hati yang cemas menunggu hasil perkembangan baru.     

Pemadaman yang terjadi pada Qi itu juga membuat hati Xiao Yan tercengang. Namun, saat ini dia tidak berani meremehkan apapun yang sedang terjadi saat ini. Dengan sedikit menyipitkan matanya, dia menatap tajam ke area yang tertutup oleh debu hitam yang disebabkan oleh tubuh ular yang meledak itu. Telapak tangannya pun dipenuhi dengan keringat.     

Perlahan debu berwarna hitam itu pun bertebaran ke bawah. Dalam sekejap, tiba-tiba cahaya tujuh warna keluar dari kabut itu. Cahaya itu bergerak begitu cepat hingga membuat orang tak dapat bereaksi dengan tepat waktu, cahaya itu seolah sedang menembus langit.     

Cahaya tujuh warna itu pun terlintas di dalam mata Xiao Yan yang hitam. Melihat hal itu, wajahnya pun tampak terkejut. Dia tidak berani menyentuh cahaya itu sebelum dia tahu betul apa sebenarnya cahaya itu tersebut.     

"Sialan. Cahaya itu terlalu cepat!" Meski Xiao Yan ingin menghindar, tapi kecepatan cahaya tujuh warna itu sangat mengerikan. Bahkan Yun Zhi, orang yang paling cepat yang pernah ia temui saat di Pegunungan Binatang Magic, kecepatannya masih berada di bawah cahaya itu.     

Suara angin kencang yang disebabkan oleh cahaya tujuh warna yang melintas dengan cepat itu, menggema di dalam telinga Xiao Yan ketika Dou Qi di dalam tubuhnya mulai bergerak.     

"Bang..." Saat keadaan menjadi sangat berbahaya, tiba-tia sebuah api putih yang tebal keluar dari tubuh Xiao Yan. Suhunya yang sangat tinggi menyebabkan udara disekitarnya ikut berubah.     

"Zhi!" Cahaya tujuh warna itu sepertinya telah merasakan kekuatan dari api putih tebal yang dikeluarkan oleh tubuh Xiao Yan. Cahaya yang menuju Xiao Yan dengan cepat itu tidak lagi bergerak menuju Xiao Yan. Tiba-tiba, cahaya itu berhenti di depan Xiao Yan. Perubahan kecepatan dari sangat cepat menjadi diam, terjadi dengan begitu alami tanpa mengubah bentuk dari cahaya itu.     

Cahaya tujuh warna itu berhenti tepat beberapa sentimeter di depan Xiao Yan, kemudian memperlihatkan tubuhnya di depan mata Xiao Yan.     

Wajah Xiao Yan masih tampak terkejut akibat tabrakan yang tidak terhindarkan itu, tapi ketika dia melihat makhluk hidup yang muncul di depannya, keterkejutan itu berubah menjadi ekspresi tertegun dan kosong, sehingga memperlihat pemandangan yang cukup menarik.     

Makhluk hidup yang muncul di depan Xiao Yan adalah ular kecil ramping yang panjangnya hanya sekitar dua sentimeter. Tubuhnya tertutup oleh sisik tujuh warna yang kecil dan matanya yang berwarna ungu pucat terlihat mempesona. Sebuah aroma segar yang unik menyelimuti tubuhnya. Meskipun bentuknya saat ini hanyalah seekor ular, tetapi kesan anggun dan mewah mengalir dari ular itu.     

Ular kecil itu tidak terlihat ganas, tetapi ia terlihat terlihat cantik. Makhluk hidup yang cantik seperti ini mungkin akan membuat banyak wanita melupakan ketakutan dan rasa jijik mereka terhadap ular.     

Seluruh tubuh ular kecil tujuh warna itu terlihat tidak memiliki banyak titik yang membahayakan. Namun, samar-samar Xiao Yan masih bisa merasakan kekuatan yang menakutkan di dalam tubuhnya yang kecil, yang bahkan seorang Dou Huang pun tidak akan berani meremehkannya.     

Ular kecil itu melayang di depan Xiao Yan. Matanya yang berwarna ungu pucat itu sama sekali tak memperlihatkan aura yang ingin membunuh. Sebaliknya, mata itu tampak sangat murni dan bersih. Meski Xiao Yan memahami bahwa ular kecil ini kemungkinan merupakan wujud perubahan dari Ratu Medusa yang terkenal kejam dan telah menakuti beberapa kerajaan di sekitar padang pasir ini, tapi di hatinya ia sama sekali tidak menemukan perasaan benci pada ular kecil itu.     

Ular kecil tujuh warna itu mengayunkan ekornya yang mungil, kemudian melebarkan matanya yang berwarna ungu dan memperhatikan Xiao Yan yang berada di depannya. Dia mencoba untuk sedikit mendekat pada Xiao Yan, tetapi dia juga tampak takut pada api putih tebal yang mengelilingi tubuh Xiao Yan. Seketika, dia kembali mengecil, dan meringkukkan tubuhnya. Matanya yang berwarna ungu pucat terlihat sangat takut ketika ia menatap Xiao.     

Dengan tubuhnya yang menjadi kaku, Xiao Yan menatap ular kecil tujuh warna di hadapannya. Ular kecil itu sama sekali tidak terlihat berbahaya. Dia tidak berani bergerak sedikit pun. Kemudian sambil menelan air liurnya, dia bertanya dalam hati, "Guru... ini... ini Ratu Medusa?"     

"Ya..." ucap Yao Lao dengan kaku sambil menganggukkan kepalanya. Dia mendesah pelan dan bergumam, "Tubuhnya memiliki tujuh warna, matanya sedikit ungu, tubuhnya pun memancarkan wewangian dan kekuatannya sangat luar biasa... Sungguh tak disangka. evolusi yang dilakukan oleh Ratu Medusa sebenarnya adalah evolusi jiwa, sehingga dia meninggalkan bentuk aslinya, lalu dengan menggunakan Kekuatan Spiritual-nya, dia memadatkannya menjadi tubuh yang baru."     

"...Lalu, saat ini dia sedang berevolusi menjadi makhluk apa?" Xiao Yan bertanya dengan khawatir.     

"Sebelumnya, roh pendamping Ratu Medusa adalah ular besar berwarna ungu yang tadi kau lihat. Roh itu adalah Binatang Magic peringkat enam, 'Ular Api Ungu Tenang'. Menurut legenda, Ular Api Ungu Tenang ini dapat mengaktifkan garis darah di dalam tubuh mereka dan berubah menjadi leluhur mereka. Tentu saja, peluang terjadinya hal ini sangat kecil. Bahkan sangat sedikit sehingga dapat diabaikan begitu saja." Yao Lao berkata dengan pelan, "Binatang buas eksotis yang pernah bertarung dengan orang-orang yang berada di tingkat Dou Sheng adalah 'Python Menelan Surga Tujuh Warna'. Titik perbedaannya adalah tubuhnya memiliki tujuh warna, matanya yang sedikit ungu, aroma tubuh dan kekuatannya... sangat luar biasa."     

"Hal itu sama persis dengan ular tujuh warna di depanku ini..." Xiao Yan meraung di dalam hatinya.     

"Iya. Jika tebakanku benar, ular kecil di depanmu ini seharusnya sang legendaris 'Python Menelan Surga Tujuh Warna'... Pada saat yang sama, ular ini juga merupakan tubuh Ratu Medusa yang baru." Yao Lao menghela nafas.     

Sambil menelan air liurnya, Xiao Yan menatap ular kecil yang cantik dan tidak berbahaya ini dengan sedikit rasa tidak percaya. Apakah benar binatang kuno yang eksotis ini bisa dibandingkan dengan level Dou Sheng yang legendaris?     

Sambil menatap mata kecil ular itu yang tampak seperti bayi penuh rasa ingin tahu, Xiao Yan bertanya, dengan bingung, "Uh... itu tidak benar. Jika dia benar-benar Ratu Medusa, kenapa aku tidak bisa merasakan sedikitpun niat untuk membunuhku. Menurut akal sehat... jika dia benar-benar wanita kejam itu, maka aku pasti sudah mati di tempat."     

"Ini... aku tidak tahu." Yao Lao berkata dengan malu: "Mungkin... ketika berevolusi, dia menjadi bodoh setelah tersambar petir."     

"..." Mendengar perkataan Yao Lao, Xiao Yan pun mengerutkan keningnya. Dia menjilat bibirnya dan berkata dengan pelan, "Guru. Aku merasa sepertinya... dia tidak memiliki niat membunuh. Bagaimana jika kau menghilangkan 'Api Pendingin Tulang' mu lebih dulu?"     

"Ini... baiklah. Tapi berhati-hatilah." Mendengar usul itu, Yao Lao sempat merasa ragu-ragu sejenak sebelum kemudian ia menganggukkan kepalanya.     

Saat suara Yao Lao menghilang, api putih tebal di tubuh Xiao Yan pun segera padam. Setelah 'Api Surgawi' itu benar-benar menghilang, Xiao Yan mengepalkan tangannya yang penuh keringat dan menatap ular kecil tujuh warna di depannya. Dia dengan hati-hati berkata, "Yang Mulia?"     

Ular kecil itu tidak memberikan tanggapan sedikitpun pada panggilan Xiao Yan. Dia hanya mengedipkan matanya, kemudian mengayunkan ekor ularnya dan perlahan-lahan berenang menuju Xiao Yan sambil melayang di udara.     

Melihat sikapnya, Xiao Yan hanya bisa berdiri dengan tenang di tempatnya dengan hati yang berdegup dengan kencang.     

Ular tujuh warna itu pun memutari Xiao Yan dua kali, tetapi ia tidak terlihat memiliki niat yang buruk. Sehingga hal ini membuat Xiao Yan menghela nafas lega.     

Setelah mengayunkan ekornya dan berputar di sekitar Xiao Yan sekali lagi, ular kecil tujuh warna itu tiba-tiba berhenti di atas tangan Xiao Yan. Mata jernihnya menatap cincin penyimpanan di jari Xiao Yan dengan tatapan penuh keinginan. Kemudian dia mengangkat kepalanya dan mendesis pelan ke arah Xiao Yan. Suara desisan yang lembut itu terdengar seperti anak yang manja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.