Perjuangan Menembus Surga

Berhasil Berevolusi?



Berhasil Berevolusi?

0Mendengar suara lengkingan Ratu Medusa yang menusuk dari dalam 'Api Surgawi', tubuh Xiao Yan menggigil dengan hebat. Ia melihat kumpulan api berwarna hijau yang berada di udara melalui celah-celah daun bambu itu. Di dalamnya, tubuh besar ular ungu besar itu meronta-ronta dengan liar. Dari tempat yang bisa dilihat oleh Xiao Yan, dia bisa melihat dengan jelas jika sisik ular pada tubuh ular ungu itu mulai berubah tak lama setelah mereka memasuki 'Api Surgawi'. Hingga akhirnya, mereka terbakar hangus oleh 'Api Surgawi' kemudian dengan lemah jatuh dari tubuh ular ungu tersebut.     

Setelah sisik ular itu terjatuh dari tubuhnya, darah segar berwarna merah terang mulai menyembur keluar. Namun, dalam sekejap setelah darah segar itu keluar, darah itu pun terbakar habis oleh suhu menakutkan dari 'Api Surgawi. Kemudian, di tubuh ular ungu tersebut muncul garis-garis baru bekas luka berwarna darah yang terlihat mengerikan.     

"Zhi... zhi..."     

Berdiri di pulau kecil itu,. Xiao Yan bahkan bisa mendengar suara berdecit yang keluar dari dalam 'Api Surgawi' tersebut. Karena darah segar itu pun menghilang dengan cepat, maka tubuh ular ungu yang besar itu juga menyusut hingga bisa dilihat dengan mudah oleh mata telanjang.     

Sulit untuk membayangkan rasa sakit yang saat ini dialami oleh Ratu Medusa, sehingga seorang ratu yang angkuh dan kuat ini bisa dengan mudah mengeluarkan teriakan yang terdengar kesakitan. Di bawah pembakaran dari 'Api Surgawi', rasa sakit yang dia rasakan bukan hanya rasa sakit di permukaan tubuh. Tapi bahkan arwahnya pun tidak akan bisa lolos dari rasa sakit pembakaran tersebut. Rasa sakit semacam ini merupakan sesuatu yang sangat menakutkan.     

Dari kejauhan, sambil berdiri di atas batu, Xiao Yan memperhatikan kumpulan api itu dengan wajah yang pucat. Teriakan menusuk dari Ratu Medusa yang membuat jantungnya bergetar, membuatnya begitu terkejut. Dia harus mengakui bahwa wanita ini keras kepala dan gila.     

Ratu Medusa itu bergerak kesakitan dan suara lengkingan yang begitu menusuk, tampaknya telah terdengar oleh lebih dari setengah kota, sehingga menyebabkan kegemparan. Dalam sekejap, sejumlah Manusia-Ular bergegas menuju atap dan dengan terkejut menatap ke area di mana cahaya ungu yang sangat terang itu berasal. Sebagian dari mereka ingin bergegas mendekat, tapi terhalangi oleh cahaya ungu yang keras dan tangguh. Sehingga mereka hanya bisa berdiri di luar dan dengan cemas menyaksikan ular besar berwarna ungu itu layu di dalam api berwarna hijau dari kejauhan.     

Di langit, tampak sosok cahaya menuju ke arah cahaya ungu tersebut dengan cepat. Sesaat kemudian, sosok cahaya itu berhenti di luar cahaya ungu, dan memperlihatkan bahwa sosok itu adalah Gu He yang memiliki wajah yang serius.     

"Apakah Ratu Medusa sudah memulai evolusinya?" Kata Gu He pelan, sambil memperhatikan dengan saksama api berwarna hijau yang bersinar terang dari kejauhan. Tanpa disadari, dia tertawa pahit dengan menyatukan telapak tangannya, "Apa kita tidak punya pilihan lain selain duduk di sini dan menunggu hasilnya?"     

Sambil memutar kepalanya dan menatap orang-orang di sekitarnya yang mendekat, Xiao Yan pun tersadar dan mengerutkan keningnya. Dia kemudian melihat kumpulan api berwarna hijau yang tampaknya telah mencemari udara, sebelum kemudian mengajukan pertanyaan dalam hatinya, "Itu... guru, sekarang, apa yang harus kita lakukan?"     

"Ugh... tunggu saja. 'Inti Api Teratai Hijau' saat ini telah diprovokasi oleh Ratu Medusa dan menjadi semakin liar dan ganas. Dalam jarak tertentu, apapun yang mendekatinya akan terbakar habis," ucap Yao Lao dengan tak berdaya.     

Mendengar ini, tatapan Xiao Yan tertuju ke bagian bawah api berwarna hijau. Dia kemudian menyadari bahwa kolam kecil yang awalnya terisi dengan 'Air Mancur Dingin Roh Es' kini telah menjadi lubang hitam yang kosong. Sekilas, kedalaman lubang kosong itu setidaknya lebih dari sepuluh meter. Selain itu, pohon-pohon bambu yang berada di sekitar 'Api Surgawi', dalam sekejap berubah menjadi abu. Saat angin bertiup, hutan bambu besar itu pun berubah menjadi hamparan tanah yang datar.     

"Kekuatan merusak yang sangat menakutkan..." Xiao Yan menyeka keringat dari wajahnya. Dia merasa bahwa udara disekitarnya menjadi semakin panas. Sambil menggoyangkan tubuhnya, dia mengeluarkan jubah Api Ungu untuk menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan mengambil beberapa langkah mundur. Baru kemudian dia merasa sedikit lebih baik.     

Di dalam api berwarna hijau itu, lengkingan Ratu Medusa yang menusuk terus terdengar hampir selama setengah jam, sebelum kemudian perlahan-lahan menjadi semakin lemah. Sepertinya tubuh besar ular ungu itu telah berhenti meronta-ronta karena energinya telah habis. Tubuhnya, yang awalnya tertutupi sisik berwarna ungu yang indah, kini telah hangus dan menyusut, dari yang awalnya memiliki panjang lebih dari seratus kaki menjadi dua puluh hingga tiga puluh kaki. Sulit dibayangkan berapa banyak tulang, daging, dan darah yang telah terbakar di dalam api tersebut.     

Di luar tirai cahaya berwarna ungu, semakin banyak Manusia-Ular yang berdiri di atap sambil melihat Ular Ungu yang tengah meronta-ronta dengan tatapan kosong. Jeritan dari Ular Ungu itu terdengar ke seluruh kota, membuat kota suci Manusia-Ular itu menjadi sunyi.     

Di dalam api berwarna hijau itu, tubuh Ratu Medusa terbaring diam dan tenang, membuat 'Inti Api Teratai Hijau' itu terus-menerus membakar tubuhnya. Samar-samar tercium aroma hangus.     

"Apakah dia gagal...?" Di luar tirai berwarna ungu, sosok berjubah hitam tiba-tiba muncul di samping Gu He. Sambil mengamati Ratu Medusa yang telah berhenti bergerak di dalam 'Api Surgawi', dia menghela nafas. Dia terdiam sejenak, kemudian membungkukkan tubuhnya ke tempat di mana Ratu Medusa berada. Meskipun sosoknya tampak angkuh dan cuek, tapi dia merasa bahwa dia harus memberikan rasa hormat yang pantas kepada ratu yang telah berani membiarkan 'Api Surgawi' membakar tubuhnya untuk berevolusi ini.     

"Ugh..." sambil mengamati api berwarna hijau tersebut, Gu He yang ada di sampingnya juga menghela nafas pelan. Ratu Medusa yang pernah menjadi penyebab sakit kepala bagi orang-orang kuat yang ada di dalam Kekaisaran Jia Ma telah jatuh dengan cara seperti itu. Sedikit terkesan seperti sebuah drama.     

Mengikuti hilangnya pekikan keras Ratu Medusa, suasana seluruh kota pun berangsur-angsur menjadi sunyi senyap. Beberapa saat kemudian, sejumlah tatapan kebencian pun tertuju pada Gu He dan sosok berjubah hitam yang ada di udara.     

Sambil mengabaikan tatapan penuh kebencian tersebut, sosok berjubah hitam itu pun menatap kelompok api berwarna hijau yang ada di kejauhan dengan acuh tak acuh. Sesaat kemudian, alis di bawah jubah hitam itu berkerut ringan. Sambil mengangkat kepalanya, dia menatap langit yang tiba-tiba menjadi jauh lebih gelap. Setelah terdiam selama beberapa saat, suaranya yang dingin terdengar semakin serius, "Ada yang salah."     

Mendengar ini, ekspresi Gu He pun menjadi tegang dan dia segera bertanya, "Ada apa?"     

Sosok berjubah hitam itu menatap langit dan berkata dengan tenang, "Energi alami yang ada di sini tiba-tiba melonjak."     

Melihat situasi tersebut, Gu He segera ikut mengangkat kepalanya dan menatap langit. Dalam sekejap, ekspresinya tampak langsung berubah. Langit yang semula cerah dan terang tiba-tiba menjadi jauh lebih gelap. Sekelompok awan gelap yang tak diketahui asalnya perlahan-lahan menutupi langit.     

Perubahan yang tiba-tiba itu juga membuat semua orang ikut terpana saat mereka menatap situasi yang terjadi di langit. Wajah mereka tampak penuh dengan kebingungan.     

"Bang!" tiba-tiba terdengar suara guntur dari awan gelap tersebut. Kilatan petir berwarna perak pun melintang di langit, terlihat seperti sejumlah ular panjang berwarna perak.     

Merasakan energi liar yang terkandung di dalam awan gelap itu, Gu He pun menelan air liurnya dan bertanya dengan datar, "Apa yang terjadi?"     

Sosok berjubah hitam itu pun melihat awan gelap yang ada di langit dengan tajam. Dengan suara berat, dia berkata, "Aku pernah membaca sebuah buku kuno. Di dalamnya, tercatat bahwa ketika Binatang Magic legendaris dari zaman kuno lahir atau ketika kekuatan mereka meningkat, mereka akan menyebabkan terjadinya fenomena alam yang dipicu oleh energi berjumlah besar yang tidak teratur di dalam tubuh mereka. Namun, kelas-kelas dari semua Binatang Magic yang legendaris ini adalah eksistensi yang sangat kuat. Yang paling hebat di antara mereka, bahkan bisa dibandingkan dengan manusia dengan level Dou Zong atau Dou Sheng. Di wilayah Dou Qi saat ini, sangat jarang terlihat adanya kelas-kelas legendaris dari Binatang Magic... jika melihat situasinya, kemungkinan terbesar fenomena ini disebabkan oleh Ratu Medusa."     

Gu He mengerutkan keningnya dan bertanya dengan terkejut, "Maksudmu... dia berhasil berevolusi?"      

Sosok berjubah hitam itu menggelengkan kepalanya dan berkata dengan pelan, "Aku tidak yakin."     

Gu He mengerutkan kedua alisnya dan bertanya dengan ragu-ragu, "Apa kita harus kembali mundur?"      

Sosok berjubah hitam itu menggelengkan kepala dan berkata, "Kita tunggu dulu. Bahkan jika dia berhasil berevolusi, dia pasti kehilangan cukup banyak energi yang dia miliki setelah terbakar di dalam 'Api Surgawi' dalam waktu yang lama. Dalam situasi seperti itu, mencari tempat yang tenang untuk memulihkan dirinya adalah pilihan yang paling bijaksana baginya."     

"Ini... baiklah. Mari kita tunggu dan lihat." Mendengar pendapat itu, Gu He merasa ragu untuk beberapa saat, kemudian ia menganggukkan kepala. Ketika ia hendak mengangkat kepalanya, tiba-tiba terdengar raungan yang nyaring dari awan yang berada di atas kepalanya. Dalam sekejap, langit menjadi terang karena petir besar berwarna perak menyambar dari awan, melewati tirai cahaya berwarna ungu dan menghantam kumpulan api berwarna hijau itu.     

Petir itu muncul dan menghilang dengan cepat. Sebelum suara gemuruh petir itu menghilang dari telinga semua orang, awan gelap di langit itu menghilang dengan cepat. Sesaat kemudian, sinar matahari yang panas kembali menutupi seluruh kota.     

Suara raungan yang mengejutkan itu perlahan-lahan menghilang dari telinga semua orang. Semua orang kemudian segera mengarahkan pandangan mereka ke arah tirai cahaya berwarna ungu tersebut. Namun, setelah petir menyambar, sebuah kabut berwarna hijau mulai memasuki pulau kecil itu, dan menghalangi penglihatan semua orang.     

Setelah meluaskan Persepsi Spiritualnya ke dalam tirai cahaya, Gu He segera menggelengkan kepala dan dengan mengerutkan keningnya, ia berkata, "'Api Surgawi' itu mengeluarkan kabut berwarna hijau ketika petir itu menyambarnya. Kabut itu dapat mengikis Kekuatan Spiritual milik seseorang. Apapun yang terjadi di dalam telah tertutupi oleh kabut ini."     

"Tunggu sampai kabut itu menghilang." Sosok berjubah hitam itu berkata dengan tenang.     

Gu He menganggukan kepalanya. Namun, Dou Qi di dalam tubuhnya perlahan mulai mengalir, ia bersiap untuk mundur.     

Ketika petir dari langit itu menyambar, Xiao Yan memilih untuk bersembunyi di balik sebuah batu yang besar. Meskipun ia telah bersembunyi di balik batu itu, petir itu masih memiliki dampak yang cukup besar dan membuat batu besar tersebut menjadi bubuk. Jika Yao Lao tidak melindunginya pada saat itu, Xiao Yan mungkin telah mati di tempat karena tersambar petir.     

"Petir yang begitu menakutkan..." Ia berdiri dari tanah, Xiao Yan menatap pulau kecil yang sudah kosong itu. Dia hanya bisa menghela nafas dingin.     

"Apa yang terjadi di dalam sana?" Xiao Yan menepuk debu di tubuhnya dan melihat kabut berwarna hijau yang tebal di sekitarnya. Dia sedikit mengernyitkan keningnya dan perlahan berjalan menuju ke tengah.     

Saat Xiao Yan perlahan berjalan menuju bagian tengah dari pulau kecil itu, api berwarna hijau kembali muncul di udara. Namun, api berwarna hijau itu telah kembali ke ukuran aslinya, yaitu seukuran telapak tangan. Api itu melayang dengan tenang di udara, dan berulang kali mengubah bentuknya.     

Saat mengalihkan tatapan matanya dari 'Api Surgawi', Xiao Yan mendapati seekor ular besar yang terbakar hangus, tergeletak di tanah dengan tenang tanpa suara sedikitpun. Tubuhnya yang sedingin es tidak ada bedanya dengan ular yang mati.     

"Apakah dia gagal?" sambil mengamati ular besar yang telah menyusut, dan bagian luarnya telah terbakar hingga terlihat mengerikan, Xiao Yan menarik nafas dengan pelan. Apa Dou Huang dari generasinya telah lenyap dengan cara seperti ini?     

"Ugh, kita harus pergi dan mendapatkan 'Api Surgawi'." Xiao Yan menggelengkan kepalanya dengan pelan, kemudian berjalan memutar di sekitar mayat ular besar itu dan tiba di bawah 'Api Surgawi'. Dia baru saja akan bertanya pada Yao Lao bagaimana cara menanganinya ketika suara pelan 'ka cha' tiba-tiba terdengar di belakangnya.     

Mendengar suara yang tiba-tiba ini, tubuh Xiao Yan pun tiba-tiba bergetar. Dia perlahan-lahan menolehkan kepala, menghadap ke sumber dari suara itu. Seketika, matanya menyipit menjadi seukuran jarum.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.