Perjuangan Menembus Surga

Di Bawah Ruang Bawah Tanah



Di Bawah Ruang Bawah Tanah

0Sesaat sebelum Xiao Yan hendak memasuki danau magma merah yang berapi-api, api putih yang tebal tiba-tiba mengalir keluar dari tubuhnya dan membungkus seluruh tubuhnya.     

"Splash..." Tubuhnya masuk ke dalam magma, membuat magma merah yang berapi-api memercik ke segala arah.     

Mendengar suara percikan tersebut, Xiao Ding dan Qing Lin yang berada di atas segera melihat ke tempat di mana riak muncul dalam danau magma tersebut. Namun, mereka tidak melihat sosok manusia...     

"Di mana dia?" Melihat kejadian yang menunjukan sesuatu menguap begitu saja, Xiao Ding tanpa sadar memutar kepalanya ke arah Qing Lin yang ada di sampingnya dan berteriak.     

"Ah?" Qing Lin melangkah mundur. Dia memandang danau magma yang tenang itu dengan wajah yang pucat. Seseorang yang baru saja melompat ke dalam danau tersebut sepertinya langsung berubah menjadi abu saat dia menyentuh magma tersebut, tanpa terdengar suara teriakan sedikitpun.     

"Hiss..." Tiba-tiba terdengar suara Ular Roh Api mendesis dari dalam magma.     

Mendengar suara desisan tersebut, ekspresi bahagia seketika muncul di wajah Qing Lin. Dia langsung memperhatikan magma itu. Tiba-tiba sosok seorang manusia yang tertutupi api putih tebal muncul dari dalam magma, tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah Xiao Ding dan Qing Lin yang berada di atas.     

"Syukurlah... untungnya tidak terjadi apa-apa." Melihat Xiao Yan yang seperti mengabaikan magma panas di sekitarnya, Xiao Ding akhirnya menghela nafas lega. Seluruh tubuhnya terduduk di tanah dengan kelelahan sambil menyeka keringat dingin di wajahnya.     

Xiao Yan memperhatikan magma merah berapi-api di sekelilingnya yang mengalir pelan dengan wajah terkejut, saat seluruh tubuhnya tiba-tiba terapung di atas magma yang panas. Gelembung udara besar muncul di sampingnya. Dengan suara ledakan, gelembung itu meledak dan beberapa percikan magma mengenai wajah Xiao Yan. Namun, dalam sekejap mata, percikan magma itu diserap oleh lapisan api putih yang tebal.     

Dengan tubuh yang terlindungi oleh lapisan api putih yang tebal, suhu di luar tubuhnya tampak seperti telah terbagi. Bukannya merasa panas, sekeliling tubuhnya justru merasakan hawa dingin.     

Xiao Yan kemudian mengangkat sejumlah magma merah yang berapi-api dengan tangannya dan membiarkan magma tersebut mengalir turun dari celah-celah jarinya. Dia mendecakkan bibirnya dengan heran. Berada sedekat itu dengan magma, membuat Xiao Yan merasa merinding. Jika api yang melindungi tubuhnya tiba-tiba menghilang, maka berakhirlah...     

Membayangkan dirinya terbakar hidup-hidup di dalam danau magma, Xiao Yan merasa tubuhnya menggigil hebat. Wajahnya pun tampak memucat.     

"Anak kecil, cepatlah. Meski aku bisa memanipulasi 'Api Pendingin Tulang' dan melindungimu selama beberapa waktu, tapi api ini mengonsumsi Kekuatan Spiritual-ku dalam jumlah banyak. Begitu aku kehabisan Kekuatan Spiritual yang dibutuhkan untuk mempertahankan api ini, dalam sekejap kau akan terbakar Api Pendingin Tulang menjadi abu bahkan sebelum magma ini menelanmu. Jadi, berhentilah membuang-buang waktu. Sebelum Kekuatan Spiritual-ku habis, kau sudah harus keluar dari danau magma ini. Kalau tidak, bayangan yang pikirkan barusan akan benar-benar menjadi kenyataan." Saat Xiao Yan berkali-kali mendesah karena terkejut, suara tawa Yao Lao tiba-tiba terdengar dalam benaknya.     

"Ya." Dengan bibir yang berkedut beberapa kali, Xiao Yan segera mengangguk dengan serius. Dia kemudian berbalik, menatap Ular Roh Api Berkepala Dua yang besar di dekatnya dan tertawa, "Hei Kepala Besar, cepat tunjukkan jalannya."     

Mendengar teriakan Xiao Yan, Ular Roh Api itu mengabaikannya. Kemudian ia menoleh ke arah pintu keluar terowongan, dan menunggu Qing Lin menganggukkan kepala serta memberinya perintah, kemudian dia membalikkan tubuhnya dengan enggan, dan menyelam ke dalam magma.     

Melihat Ular Roh Api itu membuat lingkaran demi lingkaran, riak terbentuk di permukaan danau magma, Xiao Yan menghembuskan nafas dengan pelan. Setelah itu, dia menyelam ke dalam magma dan mengikuti Ular Roh Api dari dekat.     

Di dalam magma, semuanya tampak merah menyala. Namun, dengan perlindungan 'Api Pendingin Tulang', Xiao Yan samar-samar bisa melihat keadaan di sekelilingnya. Tatapan matanya kembali memperhatikan sekelilingnya, lalu dia menggerakkan tubuhnya dengan cepat dan mengikuti Ular Roh Api yang sedang menyelam, menuju wilayah terdalam magma.     

Dalam magma merah yang berapi-api, arus bawah danau magma tampak bergelombang. Sesekali, akan muncul gelombang magma yang ganas entah dari mana. Arus bawah ini mengandung energi yang sangat besar. Jika sedikit saja terkena pukulannya, bahkan seorang Da Dou Shi akan terluka serius.     

Namun, Xiao Yan beruntung karena Ular Roh Api itu sangat paham dengan kondisi tempat ini. Sebelum gelombang arus bawah yang ganas itu muncul, ia sudah menemukan rute yang paling aman untuk dilewati. Xiao Yan, yang mengikuti di belakangnya dari dekat, juga berhasil menghindari arus bawah dari magma ini.     

Di dalam dunia merah yang berapi-api ini, tampaknya tidak ada makhluk hidup lainnya selain Ular Roh Api. Sebenarnya, hal itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Lagi pula, syarat agar bisa bertahan di sini terlalu keras. Selain itu, Ular Roh Api Berkepala Dua merupakan binatang aneh yang mengonsumsi magma untuk bertahan hidup, sedangkan Binatang Magic lainnya, bahkan dewa Binatang Magic seperti Singa Bersayap Batu Kecubung, tidak akan bisa bergerak dengan bebas di tempat seperti ini tanpa terkena dampak dari sekelilingnya.     

Saat Xiao Yan terus menuju ke bagian bawah danau magma yang terlihat seperti tak berdasar itu, bahkan dengan mendapat perlindungan dari Api Pendingan Tulang, samar-samar dia bisa merasakan bahwa suhu yang ada di bagian bawah danau magma itu semakin berlipat ganda.     

Menyadari fenomena ini, tanpa sadar Xiao Yan pun menelan ludah. Bibirnya sedikit bergetar, dengan tampak sedikit membiru. Orang-orang yang belum pernah merasakan pengalaman berenang di dalam magma seperti ini, akan sangat kesulitan membayangkannya. Rasanya hanya berbeda tipis dengan menari di atas pedang malaikat maut…     

Saat dia semakin dalam menuju dasar ruang bawah tanah, kesalahan sekecil apapun akan berakibat fatal bahkan dengan perlindungan Yao Lao, kehidupan Xiao Yan yang sangat lemah akan segera hancur.     

Sementara Xiao Yan ketakutan dan gemetar karena kehidupannya yang terkesan sepele, Ular Roh Api tetap tidak terlihat akan berhenti. Dia berenang di area dalam ruang bawah tanah dengan penuh semangat tanpa menoleh untuk memastikan Xiao Yan telah mengikuti di belakangnya.     

Di dalam lingkungan di mana ia kehilangan fungsi kelima indranya seperti ini, Xiao Yan benar-benar tidak tahu pukul berapa saat ini. Yang dia tahu, kakinya sudah sedikit mati rasa karena terus bergerak tanpa henti seperti ini.     

"Hei anak kecil, kau harus kembali dalam waktu setengah jam!" Tepat ketika Xiao Yan merasa sedikit linglung mengikuti Ular Roh Api yang terus turun ke dasar magma, suara serius Yao Lao tiba-tiba terdengar.     

"Eh? Apa?" Mendengar ucapan Yao Lao, Xiao Yan terdiam sesaat sebelum kemudian dia segera bertanya, "Ada apa?"     

"Kita sudah masuk semakin dalam. Lihatlah magma di luar..." Yao Lao berkata dengan suara berat.     

Mendengar ucapan Yao Lao, Xiao Yan segera mengangkat pandangan matanya. Ia terkejut ketika menyadari bahwa magma merah yang menyala-nyala di sekitarnya tanpa dia ketahui telah berubah sedikit kehijauan.     

"Apa yang terjadi?" Tanya Xiao Yan heran, seiring dengan kecepatan renangnya yang semakin melambat.     

"Ini merupakan perubahan yang disebabkan oleh suhu yang naik dengan cepat. Suhu magma yang ada di sekitar kita saat ini, dengan cepat telah mencapai batas pertahananku." Suara Yao Lao belum pernah terdengar seserius ini sebelumnya.     

"..." Mendengar ini, ujung bibir Xiao Yan pun bergerak-gerak. Dia menggumam dengan keringat di dahinya yang jatuh seperti tetesan air, "Tidak mungkin! Bukankah 'Api Pendingin Tulang' berada di level kesebelas dalam tingkatan 'Api Surgawi'? Jangan bilang 'Api Surgawi' yang ada di bawah ini bahkan lebih ganas dari 'Api Pendingin Tulang' milik guru?"     

"Bukan seperti itu. Saat ini aku hanya sebatas roh dan tidak bisa memperlihatkan kekuatan 'Api Pendingin Tulang' terlalu banyak. Selain itu, aku juga harus meminjam tubuhmu untuk melepaskan Api Surgawi-ku. Dengan begitu, kekuatannya tersebar lebih jauh. Jika ditambah dengan tekanan dari magma yang ada di sekeliling kita dan suhu yang meningkat, maka aku hanya mampu bertahan dalam waktu setengah jam." Yao Lao menjelaskan dengan cepat.     

"Baiklah, manfaatkan waktu yang kau punya sebaik mungkin." Setelah mendesak Xiao Yan, Yao Lao kembali diam. Dia tampak tak ingin diganggu, karena kecelakaan sekecil apapun dapat terjadi dari perlindungan Api Pendingin Tulang.     

Menganggukan kepalanya dengan senyum yang pahit, Xiao Yan kembali melihat magma di sekitarnya yang berubah sedikit hijau. Tanpa sadar dia berteriak ke depan, "Hei, seberapa jauh lagi?"     

Xiao Yan tahu kalau Binatang Magic yang berada di tingkat Dou Ling memiliki kecerdasan yang tidak bisa diremehkan. Jadi, dia tak perlu khawatir binatang itu tak bisa memahami ucapannya.     

Suara Xiao Yan yang dibawa oleh Dou Qi bergerak melewati penghalang magma dan memasuki telinga Ular Roh Api yang ada di depan. Makhluk itu kemudian memutar kepalanya yang besar, kemudian beberapa kali mendesis dan tiba-tiba mempercepat gerakannya.     

"Sialan..." Melihat tindakan Ular Roh Api, Xiao Yan pun mengumpat. Setelah merasa ragu-ragu selama beberapa saat, dia kemudian menggertakkan giginya dengan kencang dan menendangkan kakinya dengan keras. Tubuhnya yang diselimuti oleh api putih tebal, berubah menjadi bayangan putih dan tiba-tiba meluncur ke bawah dengan cepat.     

Tubuh Xiao Yan terus melewati magma yang sepenuhnya hampir berubah hijau. Keringat di wajahnya terus menetes ke dalam matanya. Meski terasa agak menyakitkan, Xiao Yan bahkan tidak berani mengedipkan matanya, takut akan ditinggalkan oleh Ular Roh Api yang tiba-tiba meningkatkan kecepatannya.     

"Che, kau ingin turun sejauh apa lagi?" sambil terus turun ke bawah, Xiao Yan bisa dengan jelas merasakan suhu magma yang masuk ke dalam tubuhnya meskipun dia memiliki perlindungan 'Api Pendingin Tulang'.     

"Sepuluh menit! Sialan. Jika aku tidak melihat keberadaan 'Api Surgawi' dalam sepuluh menit, aku akan kembali!     

...     

Beberapa saat kemudian.     

"Delapan menit!" ujung bibirnya berkedut saat Xiao Yan berteriak dengan suara lemah.     

Ular Roh Api terus mengabaikannya dan tetap turun ke bawah dengan sekuat tenaga.     

...     

"Empat menit!" Suara Xiao Yan terdengar benar-benar serak saat berteriak.     

...     

"Dua menit!" Xiao Yan menyadari bahwa jantungnya belum pernah berdebar sekencang ini sebelumnya.     

"Sialan. Aku akan kembali. Aku tidak akan mencarinya lagi!" Dengan mata merah, tubuh Xiao Yan yang turun ke dasar magma tiba-tiba berhenti. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia dengan tegas berbalik dan mulai berenang ke atas dengan wajah pucat.     

Namun, tepat ketika Xiao Yan berbalik, Ular Roh Api itu mengayunkan ekornya yang besar dan melilit pinggang Xiao Yan. Ekor tersebut tertutupi api merah tua yang kuat. Meski beberapa kali api tersebut sirna saat menyentuh api putih tebal, namun kekuatan besar yang dia miliki masih bisa menarik Xiao Yan kembali.     

Saat dia ditarik oleh Ular Roh Api ini, pertanyaan mengejutkan tiba-tiba muncul di benak Xiao Yan, "Sial, apa aku dipermainkan oleh binatang buas ini?"     

Pertanyaan tersebut baru saja muncul tepat ketika Xiao Yan terlempar ke depan Ular Roh Api. Dia mengalihkan tatapan matanya untuk mencari jalan setapak sambil sibuk bergerak. Namun, Xiao Yan tiba-tiba menjadi kaku saat melihat keberadaan benda bercahaya hijau yang tak jauh darinya.     

Cahaya hijau tersebut menutupi magma di sekitarnya. Saat Xiao Yan kembali tenang dan melihat lagi, samar-samar dia bisa melihat keberadaan teratai berwarna hijau dengan cahaya kehijauan yang berdiri dengan lembut dan gemulai.     

"Api Inti Teratai Hijau?" Ketika Xiao Yan melirik teratai berwarna hijau ini, tiba-tiba terdengar tawa Yao Lao yang terkejut dan gembira dalam hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.