Perjuangan Menembus Surga

Memurnikan Api Bunga Teratai Yang Kejam



Memurnikan Api Bunga Teratai Yang Kejam

0Ketika Xiao Yan kembali tersadar, ia merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya, seperti ditusuk-tusuk jarum. Dia membelai cincin penyimpanan di jarinya dan menarik sebuah botol giok kecil. Memiringkan botolnya, ia meneteskan beberapa tetes cairan merah muda ke dalam mulutnya.     

Setelah mengonsumsi cairan merah muda yang memiliki khasiat mengagumkan, Xiao Yan merasakan rasa sakit yang menusuk-nusuk sekujur tubuhnya perlahan menghilang. Dia duduk dan mengambil gulungan hitam itu, baru kemudian dia menyadari kalau semua kata dan gambar sayap elang itu telah menghilang.     

Xiao Yan menatap gulungan kosong itu dan mengedipkan matanya bingung. Tiba-tiba ia mempreteli dan mengambil sepotong cermin kristal dari dalam cincin penyimpanan dan, dengan bantuan cahaya yang dipantulkan, dia melihat sepasang tato sayap elang hitam seukuran telapak tangan tanpa diketahui telah muncul di punggungnya.     

"Apakah ini Sayap Elang Awan Ungu?" Xiao Yan menggumam pada dirinya sendiri dengan suara sedikit ragu. Dou Qi di dalam tubuhnya mengalir ke arah dua Jalur Qi yang telah dibuat dengan paksa dan menuju ke dalam tato di punggungnya.     

Setelah menerima Dou Qi yang disebarkan, tato hitam-pekat itu tiba-tiba memancarkan cahaya ungu samar. Kemudian, berubah menjadi sepasang sayap yang padat. Ukuran sayap elang hitam itu juga semakin melebar, dari seukuran telapak tangan menjadi setengah kaki panjangnya.     

Xiao Yan menatap penasaran sepasang sayap elang dengan garis-garis ungu itu sambil berpikir untuk menggerakkan mereka. Sebuah gerakan kecil dibuat di bawah tubuhnya, tapi gerakan itu terlalu kecil untuk mengangkat tubuhnya dari tanah.     

"Agar bisa terbang menggunakan Sayap Awan Ungu, dibutuhkan Dou Qi dalam jumlah yang besar. Dengan kekuatanmu saat ini dan kurangnya latihan dalam mengendalikan sayap, aku takut kau hanya bisa terbang dalam jarak pendek." Melihat sikap Xiao Yan yang sedikit lucu, Yao Lao tidak bisa menahan tawa.     

Xiao Yan meringis dan menganggukkan kepalanya. Sejak awal, dia tidak berharap bisa segera terbang. Hasil kecil yang dia peroleh saat ini sudah sangat memuaskannya. Lagipula, segala sesuatunya harus dilakukan secara perlahan-lahan.     

Ketika Xiao Yan berhenti mentransfer Dou Qi-nya, sayap elang hitam yang ada di punggungnya kembali bersarang di pungunggnya dan kembali berubah menjadi tato sepasang sayap elang yang berwarna hitam pekat.     

Xiao Yan perlahan meregangkan tubuhnya dengan malas, kemudian menyimpan gulungan hitam kosong di depannya. Diikuti keheningan sesaat. Kemudian dia kembali mengambil gulungan tua lainnya dari dalam cincin penyimpanan.     

Setelah membuka gulungan yang terlihat kekuningan itu, Xiao Yan menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya. Karena para leluhur itu menyembunyikan gulungan ini secara rahasia di antara celah tulang, maka kemungkinan besar ini bukanlah benda biasa.     

Xiao Yan melepaskan ikatan gulungan tersebut sebelum pelan-pelan membukanya. Ketika dia melihat dalamnya, entah bagaimana, dia sedikit membeku. "Apa ini?"     

Di depan matanya terdapat kertas kulit yang terbuat dari bahan yang tidak dikenal dengan warna yang sedikit menguning. Di atasnya, ada banyak garis yang tampaknya digambar tanpa bentuk atau urutan apapun. Xiao Yan perlahan menelusuri salah satu garis itu dengan jarinya tapi tidak menemukan apapun hingga kemudian dia mencapai tepi kertas kulit tersebut.     

"Omong kosong macam apa ini?" Xiao Yan berkata dengan kening berkerut saat ia menatap barang rahasia yang tampak seperti jimat[1] itu.     

Cincin hitam di jarinya sedikit bergetar dan Yao Lao kemudian muncul. Kemudian dia mengarahkan tatapannya pada kertas kulit kuno tersebut, sambil mengerutkan alisnya dan berkata dengan suara yang dalam, "Sepertinya… itu sebuah penggalan peta."     

"Peta? Dan penggalan peta?" Mendengar kata-kata Yao Lao, Xiao Yan memutar matanya. Ketertarikannya tiba-tiba lenyap.     

Mengabaikan ketidaktertarikan Xiao Yan, Yao Lao perlahan membuka seluruh kertas kulit itu dan mempelajarinya dengan hati-hati. Ketika tatapannya tertuju pada sudut bawah kertas kulit, di mana terdapat gambar buram dari sesuatu yang terlihat seperti Bunga Teratai, ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah. Sekali lagi, ia membungkuk dan dengan hati-hati mempelajari gambar misterius yang tampak seperti Bunga Teratai itu.     

Objek yang tampak seperti Lotus itu tampak berwarna kuning pudar dan buram, mungkin akibat umurnya yang sudah begitu kuno. Namun, secara umum wujudnya masih cukup bisa dilihat.     

Keseluruhan Lotus itu berwarna hitam, dengan nyala api hitam tipis yang tampak mengental di permukaan. Saat dilihat dengan serius, keseluruhan Lotus itu memberikan perasaan seperti iblis.     

"Guru, apa kau menemukan sesuatu?" Xiao Yan sedikit terkejut setelah menyaksikan sikap Yao Lao. Setelah bersama dia begitu lama, ini adalah pertama kalinya dia melihat Yao Lao memperlihatkan sikap seperti itu.     

"Ini… jangan bilang ini adalah 'Memurnikan Api Teratai Yang Kejam'?" Setelah menatap tajam Teratai hitam itu dan mengamatinya dengan seksama, Yao Lao tiba-tiba menggumam heran.     

"Memurnikan Api Teratai Yang Kejam?" Xiao Yan mengedipkan matanya ragu sebelum kemudian dia tertohok. Dia bertanya menyelidik, "Apakah ini Api Surgawi?"     

"Iya. Ini adalah salah satu Api Surgawi dan salah satu api yang paling misterius di antara Peringkat Api Surgawi." Yao Lao menganggukkan kepalanya dengan sikap serius sambil berbicara dengan suara dalam.     

.     

"'Memurnikan Api Teratai Yang Kejam' adalah peringkat ketiga dalam Peringkat Api Surgawi. Ia memiliki kemampuan khusus untuk membersihkan segala sesuatu. Objek apapun yang sedikit terkena api itu akan dilenyapkan hingga tak bersisa, sebuah kekuatan yang sangat menakutkan. Api Surgawi jenis ini sangatlah langka dengan keberadaan hanya sekitar dua atau tiga bunga, tapi tak seorangpun tahu di mana api itu berada. Aku tidak tahu siapa orang yang benar-benar mengetahui keberadaan mereka tapi tak seorangpun pernah melihat api ini. Satu-satunya alasan aku bisa mengenalinya adalah karena aku secara tak sengaja melihat beberapa petunjuk kasar mengenai api itu ketika aku sedang mencari Api Surgawi. Ck ck. Jangan bilang peta ini akan mengarah pada 'Memurnikan Api Teratai Yang Kejam' itu?" Yao Lao berseru sambil menatap kertas kulit itu dengan terkejut.     

"Sayangnya ini hanyalah sebuah potongan peta. Dengan informasi yang tidak jelas seperti ini, kita tidak punya harapan untuk mencarinya." Minat Xiao Yan yang telah tumbuh menjadi hilang saat ia ingat itu hanyalah sebuah potongan peta, dia pun merasa kecewa.     

"Sudah cukup beruntung kau bisa mendapatkan sedikit informasi mengenai 'Memurnikan Api Teratai Yang Kejam'. Bahkan jika kau berhasil menemukan api itu sekarang, kau tidak punya kemampuan untuk melakukan apapun. Mari kita lakukan dengan pelan-pelan. Kau mungkin akan menemukan potongan peta lainnya suatu saat nanti." Yao Lao tersenyum dan berkata, "Jika kau berhasil menelan 'Memurnikan Api Teratai Yang Kejam', sulit untuk diprediksi 'Mantra Api' mu akan berkembang ke level apa."     

"Bukankah yang paling tinggi adalah Level Tian Atas?" Xiao Yan membentangkan tangannya dan menggumam.     

"Mungkin saja itu tidak benar." Yao Lao tertawa pelan sebelum kemudian tiba-tiba terdiam. Dia melambaikan tangannya dan berkata dengan nada datar, "Wilayah Dou Qi sangatlah luas. Sekali kau mencapai level tertentu, kau juga secara alami akan menyadari seberapa besar itu. Untuk kau saat ini, lebih baik untuk berusaha dari bawah. Jangan lupa kalau Tentara Bayaran Kepala Serigala yang kecil saja sudah cukup membuatmu babak belur."     

Xiao Yan menatap Yao Lao misterius dan menganggukkan kepalanya tak berdaya. Dia mengusap bibirnya dan berkata, "Siapa yang tidak berusaha dari bawah?"     

Yao Lao tersenyum dan dengan sedikit bergetar, berubah menjadi aliran cahaya yang kembali masuk ke dalam cincin di jari Xiao Yan. Saat ia melakukannya, dia kembali tertawa untuk terakhir kalinya, "Sekarang istirahatlah. Mulai besok dan seterusnya, kita akan mulai berlatih!"     

Mendengar ini, Xiao Yan menyentuh wajahnya dan tersenyum, "Aku menunggunya."     

...     

Sinar matahai yang hangat bersinar di atas tanah. Di bawahnya, air terjun besar itu melesat dengan segala kekuatannya, kemudian berubah menjadi garis keperakan yang bergegas turun dari tebing seperti naga marah. Seketika, suara raungan terdengar menggema di seluruh lembah kecil.     

Berdiri di bawah air terjun, Xiao Yan mengambil napas dalam-dalam dalam udara lembab. Dia mengangkat kepalanya dan melihat air terjun yang menjulang tingi. Dalam dadanya, hatinya terasa bergetar.     

Di tanah kosong di belakang Xiao Yan, puluhan tiang kayu ditempelkan ke dalam tanah. Sekitar dua meter di atasnya, ada lebih dari sepuluh batang kayu lain yang tergantung dari ranting-ranting yang tinggi, bergoyang ke segala arah ketika angin bertiup kencang.     

Cincin hitam itu bergetar pelan dan Yao Lao dengan bergetar keluar dari sana. Dia tersenyum dan mengangguk saat melihat puluhan kayu yang tergantung. Dengan tatapan sedikit menyesal, dia melihat Xiao Yan, menunjuk kayu-kayu yang tergantung dan tersenyum, "Mulai sekarang setiap pagi, kau akan berlatih di atas kayu-kayu tersebut. Aku akan memanipulasi kayu-kayu yang tergantung itu untuk menyerangmu. Kau harus menghindari mereka dan kau tidak boleh melepaskan pedang berat di punggungmu. Oh, aku hampir lupa… kau sudah mulai menyebutnya 'Penguasa Xuan Berat'… ketika kau menghindar, kau tidak boleh melepaskan 'Penguasa Xuan Berat'. Lebih dari itu, kau tidak boleh menggunakan 'Tangan Hisap' atau 'Telapak Tangan Api'".     

Mendengar ini, Xiao Yan sedikit memiringkan kepalanya, wajahnya penuh dengan semangat. Dia cukup percaya diri dengan kecepatan menghindarnya.     

"Apa kau ingin mencobanya?" Melihat ekspresi Xiao Yan, Yao Lao tiba-tiba tersenyum dan berkata. Senyumnya tampak sedikit licik.     

"Jika kau bersedia."     

Sambil mengangkat bahunya, Xiao Yan melangkah di atas tanah, mendorong tubuhnya dengan elegan ke salah satu kayu yang tergantung. Tubuhnya yang tinggi membuatnya berada di posisi yang sedikit unggul sambil dia melambaikan tangannya pada Yao Lao dan berkata, "Ayo. Biarkan aku melihat sesulit apa sesuatu yang telah Guru rancang ini."     

"Kau memiliki sikap yang baik. Biar aku lihat berapa banyak kayu yang bisa kau tahan." Mengangguk dengan tersenyum, Yao Lao melambaikan lengan bajunya. Angin sekencang puting beliung bergegas keluar dari lengan bajunya. Seketika, satu dari sepuluh lebih kayu-kayu yang tergantung itu bergoyang tak karuan di tengah udara dan meluncur menuju Xiao Yan.     

Tekanan samar yang terpancar dari kayu-kayu itu membuat wajah Xiao Yan menjadi serius. Matanya terkunci pada kayu yang mendekat sebelum dia tiba-tiba membungkuk. Kayu itu berada di dekat punggungnya dan terbang melewatinya dengan penuh bahaya.     

Sebelum dia memiliki waktu yang cukup untuk bangun dari posisi membungkuknya, kayu lain terbang ke arahnya. Xiao yan melangkah ke tiang kayu di bawah kakinya dan mencoba melompat menghindari kayu tersebut. Wajahnya tiba-tiba berubah ketika menyadari kaki yang dia gunakan untuk menginjak tiang kayu tampaknya terjebak di sana.     

Hal yang tak terduga ini membuat Xiao Yan terkejut. Namun, kekuatan mentalnya cukup baik. Dia dengan bebas memanipulasi Dou Qi di dalam tubuhnya dan dengan cepat mengirimkannya ke kaki. Sekali lagi, dia melangkah dengan berat dan kakinya akhirnya terbebas. Pada saat yang sama, dia menghindari dua kayu yang menuju ke arahnya.     

Meskipun Xiao Yan berhasil menghindari serangan, kakinya terjebak di tiang kayu ketika lima kayu meluncur ke arahnya. Kemudian, dengan keras menjatuhkannya dari tiang kayu tersebut.     

Melihat Xiao Yan yang mengerang di tanah, Yao Lao bertanya dengan senyum, "Bagaimana?"     

"Apa yang kau lakukan pada tiang-tiang kayu itu?" Xiao Yan mengusap dadanya yang bengkak sambil dia mengerang.     

"Tiang-tiang kayu itu ditutupi dengan lem hitam. Setiap kali kau bergerak, kau harus menggunakan Dou Qi agar lepas dari lem itu. Jika tidak, kau tidak akan bisa menghindar dengan tepat waktu dan akan diserang. Oleh karena itu, kau harus selalu mempertahankan aliran Dou Qi di dalam tubuhmu saat menghindar. Setelah mempertahankan keadaan ini selama beberapa waktu, kau akan mendapatkan banyak keuntungan." Yao Lao tersenyum samar.     

"Semua benda yang ada di sini untuk melatih ketangkasan dan kontrol Dou Qi mu…" Yao Lao berbalik, menunjuk tiang-tiang kayu itu dan tersenyum.     

[1] jimat tersebut mengacu pada jimat Tao     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.