Dahulu, Aku Mencintaimu

Tidak Sempurna, tetapi itu adalah Satu-satunya (3)



Tidak Sempurna, tetapi itu adalah Satu-satunya (3)

0Selanjutnya, Gu Yusheng menjadi semakin mabuk. Ia mabuk seperti saat ia menembakkan pistol untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun bagi Qin Zhi'ai.     

Qin Zhi'ai mengetahui dari pembicaraannya bahwa hari ketika orang tuanya meninggal adalah hari yang sama ketika ia dipecat dari militer.     

Sembilan belas Agustus adalah hari di mana Gu Yusheng kehilangan orang tuanya dan mimpinya.     

Qin Zhi'ai tidak bisa lupa peristiwa ketika ia melihat ayah Gu Yusheng memukulinya.     

Ia juga tidak akan lupa ekspresi keras kepala pada wajah Gu Yusheng ketika ia telah dipukuli dengan sangat parah oleh ayahnya.     

Qin Zhi'ai tidak akan pernah melupakan pandangan penuh tekad pada wajahnya saat ia berbaring di rumput, berbicara tentang mimpi-mimpinya kepada Qin Zhi'ai.     

Meskipun ayahnya bukanlah ayah yang baik, Gu Yusheng tetap mencintainya.     

Bahkan jika mimpinya tampak sangat jauh, ia masih tetap memutuskan untuk mengejarnya.     

Namun, ia tidak melakukan apa-apa malam itu. Bagaimana Qin Zhi'ai bisa tidak merasa kasihan padanya?     

Qin Zhi'ai telah banyak berpikir tentang apa yang harus dikatakan kepadanya. Qin Zhi'ai ingin menghiburnya, tetapi tenggorokannya seperti tercekat. Qin Zhi'ai hanya memberinya pelukan pada akhirnya.     

Ia tidak menolak Qin Zhi'ai. Qin Zhi'ai memeluknya dalam hening sampai ia tertidur.     

Sebenarnya, Qin Zhi'ai berniat untuk pergi setelah Gu Yusheng bangun jika Qin Jiayan tidak menghubunginya. Saat itu, ayahnya belum meninggal. Ayahnya telah meminjam sejumlah uang, dan pemberi hutang datang ke rumahnya untuk memaksa mereka mengembalikan uang itu. Mereka bahkan mendorong ibunya ke dinding dan membuat kepalanya berdarah.     

Qin Zhi'ai pergi dengan tergesa-gesa setelah melihat Gu Yusheng dalam keadaan baik.     

Begitu ia pergi, mereka tidak saling bertemu sampai ketika ia pergi ke sebuah pesta bersama gurunya.     

Pada malam itu, Gu Yusheng tidak ingat siapa Qin Zhi'ai.     

Ia tidak yakin apakah Gu Yusheng masih ingat ia ada di sana untuknya pada hari terberatnya empat tahun sebelumnya. Mungkin Gu Yusheng ingat, tapi malam itu sangat gelap, dan Gu Yusheng belum benar-benar berbicara dengannya. Gu Yusheng mungkin tidak tahu siapa dia.     

Qin Zhi'ai berpikir Gu Yusheng mungkin tidak ada di Beijing, karena Lu Bancheng sudah berusaha menemukannya begitu lama tetapi masih belum bisa. Ia mungkin berada di permakaman orang tuanya.     

Qin Zhi'ai berbalik untuk memeriksa hujan di luar jendela. Hujan menjadi jauh lebih deras, tetapi ia meletakkan ponselnya tanpa ragu-ragu. Ia pergi ke lemari untuk mencari pakaian untuk dipakai dan juga mengambil payung sebelum bergegas turun. Ia ingat Gu Yusheng demam sebelum ia meninggalkan rumah, maka ia pergi mencari kotak pertolongan pertama. Ia mengambil beberapa obat dan air kemasan botol sebelum pergi ke garasi, lalu menyalakan mobil dan pergi ke permakaman.     

Ketika Qin Zhi'ai tiba di permakaman, hujan sudah berhenti.     

Udara terasa lembap. Angin yang lembap bertiup dari setiap arah di permakaman.     

Qin Zhi'ai memarkir mobilnya pada jalan masuk permakaman dan berjalan masuk dengan membawa obat dan air minum. Ia melihat mobil Gu Yusheng.     

Tepat seperti dugaannya— ia ada di sini.     

Makam orang tua Gu Yusheng berada di setengah jalan mendaki bukit. Karena baru saja hujan, jalanan menjadi licin. Qin Zhi'ai membutuhkan sekitar setengah jam untuk sampai di sana.     

Permakaman ini sudah diperbaharui sehingga ada lebih banyak lampu-lampu pada malam hari dibandingkan empat tahun yang lalu.     

Lampunya redup, tetapi Qin Zhi'ai segera melihat Gu Yusheng sedang duduk di atas tanah yang basah dengan punggung bersandar pada batu nisan.     

Ada puntung-puntung rokok dan kotak-kotak rokok yang kosong di dekat kakinya.     

Gu Yusheng mengerutkan dahi, dengan keras. Ia tidak yakin apakah ia hanya merasa kurang baik atau masih mabuk. Wajahnya pucat.     

Qin Zhi'ai hanya terdiam sejenak sebelum ia berjalan mendekatinya.     

Tampaknya Gu Yusheng tidak merasakan kehadiran seseorang berjalan ke arahnya, karena ia tetap dalam posisi yang sama dengan mata tertutup.     

Qin Zhi'ai berjongkok dan mengulurkan tangannya untuk meraba dahinya. Dahinya panas. Qin Zhi'ai ingin membangunkannya dan memintanya untuk meminum obat dan pergi ke rumah sakit ketika tiba-tiba ia menangkap tangan Qin Zhi'ai dan membuka matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.