Dahulu, Aku Mencintaimu

Berjuang Mendapatkan Perhatian (7)



Berjuang Mendapatkan Perhatian (7)

0Tubuh Qin Zhi'ai bergetar dalam ketakutan setelah mendengar teriakan Gu Yusheng. Tiba-tiba, ia tidak bisa bersuara.     

Gu Yusheng perlahan menolehkan kepalanya. Ia menatap kalung Qin Zhi'ai dengan mata yang menyala.     

Ia terlihat menakutkan. Ada kilau di dalam matanya. Tampak seperti ia akan maju untuk menghancurkan kalung itu.     

Qin Zhi'ai merasa khawatir. Ia teringat apa yang biasa Gu Yusheng lakukan padanya ketika sedang marah. Qin Zhi'ai mengangkat tangannya dengan refleks untuk menutupi perhiasan pada lehernya.     

Tindakannya bagaikan sebuah tamparan di wajah bagi Gu Yusheng.     

Apakah Qin Zhi'ai takut ia akan merusak kalungnya? Ia hanya menolehkan kepalanya untuk melihat kalung itu, tetapi ia tidak melakukan apa-apa. Mengapa ia harus menutupi kalung itu seolah-olah itu adalah sesuatu yang sangat berharga?     

Adegan saat Qin Zhi'ai bersama lelaki itu di taman hiburan sekitar Universitas S kembali terbersit dalam pikirannya seperti sebuah film.     

Qin Zhi'ai begitu dekat dengan lelaki itu dan memberinya senyuman yang hangat.     

Gu Yusheng sudah menembak begitu banyak balon dan memenangkan banyak boneka binatang untuknya, tetapi tidak satu pun dari itu dapat ditukar dengan satu senyuman seperti yang ia berikan saat lelaki itu memberinya boneka kelinci.     

Gu Yusheng sudah menghabiskan banyak sekali uang untuk kalung-kalung itu, tetapi itu semua tidak bisa menarik perhatiannya. Tak ada satu pun yang seberharga kalung murahan yang ada pada lehernya.     

Perbandingan seperti itu membuat Gu Yusheng sangat marah, menghancurkan kewarasannya, dan menghabiskan semua kesabaran dan pertahanannya.     

Baik, ia akan menghancurkan kalung itu, karena toh Qin Zhi'ai sudah berpikir ia akan melakukannya.     

Ia menatap kalung yang ditutupi Qin Zhi'ai dengan tangannya dan berjalan perlahan mendekatinya.     

Ia bisa melihat dengan jelas ketakutan dan kewaspadaan pada mata Qin Zhi'ai. Ketika ia sudah berjalan sampai tepat di depannya, Qin Zhi'ai panik dan melangkah mundur. Reaksi Qin Zhi'ai semakin membuat Gu Yusheng marah. Ia mengangkat tangannya dan mencengkeram bahu Qin Zhi'ai, dengan keras, dengan paksa menarik Qin Zhi'ai ke depannya. Ia melepaskan tangan Qin Zhi'ai dari kalungnya dengan kasar dan menarik kalung itu hingga putus. Ia bahkan melemparkan kalung itu tanpa berkedip.     

Kalung itu melayang di udara dan mendarat di dalam kolam air mancur di dekat mereka, mencipratkan air di dalamnya.     

Semua orang di sekitar mereka merasa takut dengan apa yang telah dilakukan Gu Yusheng, dan mereka tidak berani mengeluarkan suara sedikit pun.     

Bahkan pengurus rumah dan Lu Bancheng, yang sedang duduk tidak jauh dari mereka, segera berdiri.     

Semuanya tampak seperti membeku, dan suasana menjadi begitu hening untuk beberapa saat. Qin Zhi'ai mendongak. Matanya bertemu mata Gu Yusheng.     

Mata Qin Zhi'ai sedikit merah. Ia terlihat marah dan kecewa, matanya mulai basah sebelum Gu Yusheng bisa melihatnya dengan jelas.     

Qin Zhi'ai gemetaran dengan hebat, dan suaranya bergetar juga. "Aku katakan satu kali lagi. Ia hanyalah seorang teman. Ini tidak seperti yang kau pikirkan."     

Ia berontak dan melepaskan pergelangan tangannya dari genggaman Gu Yusheng dengan cepat, lalu berputar dan berlari menuju kolam air mancur.     

Air di dalam kolam air mancur itu sedikit kotor, lumut hijau menutupi dasar kolam.     

Qin Zhi'ai seperti tidak peduli seberapa kotor air itu. Ia bahkan tidak melepas sepatunya sebelum ia melompat masuk. Ia membungkuk dan mulai meraba-raba di dalam air.     

Kalung itu adalah satu-satunya berkat dan hadiah yang ia terima untuk ulang tahunnya selain ucapan selamat yang ia curi di Paris.     

Kalung ini memang tidak mahal. Bahkan sangat murah sehingga menjadi sangat tidak berarti bagi Gu Yusheng. Namun, Qin Jiayan perlu menyisihkan dari uang kuliahnya selama dua bulan untuk membeli kalung itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.