Dahulu, Aku Mencintaimu

Untuk Hari itu, Terima Kasih (7)



Untuk Hari itu, Terima Kasih (7)

0"Apakah aku menyuruhmu untuk memanggil dokter? Sejak kapan kau membuat keputusan di rumah ini?" Ketika Gu Yusheng memarahi pengurus rumah, pintu kamar tidur utama tiba-tiba terbuka.     

Gu Yusheng segera berhenti berteriak pada pengurus rumah dan berbalik untuk melihat ke arah pintu kamar tidur utama.     

Qin Zhi'ai masih mengenakan piyama yang ia kenakan saat ia lari dari rumah. Ia berdiri di pintu dengan kaki telanjang. Tangannya berada di kenop pintu.     

Saat Gu Yusheng berbalik untuk melihat ke arahnya, ia mundur setengah langkah dan menutup pintu sedikit dengan refleks. Ia berkata, "Aku meminta pengurus rumah untuk memanggil Dr. Luo."     

Mungkinkah ia telah meminta pengurus rumah untuk menelepon? Gu Yusheng berpikir dalam hati.     

Gu Yusheng mengerutkan dahinya memandang Qin Zhi'ai.     

Kemarahan pada pengurus rumah masih tertinggal di wajahnya. Kerutan di wajah membuatnya tampak semakin suram. Qin Zhi'ai tanpa sadar berpikir Gu Yusheng akan memindahkan kemarahannya dari pengurus rumah kepadanya. Ia segera menutup pintu sedikit lagi sampai hanya sedikit saja wajahnya yang masih terlihat di antara celah itu. Ia tidak berbicara sampai ia menelan ludahnya.     

"Lukamu bisa terinfeksi, meskipun sudah dirawat dengan obat-obatan. Kau sebaiknya meminta Dr. Luo memeriksanya untukmu."     

Qin Zhi'ai berbicara cepat tanpa mengambil napas. Ia menutup sebagian pintu lagi saat ia berbicara. Ketika ia selesai, hanya matanya yang besar dan gelap yang bisa dilihat melalui celah. Ia menatap Gu Yusheng dan menambahkan, "Asuransi." Setelah mengatakan ini, ia menutup pintu.     

Lorong kamar pun menjadi sunyi kembali.     

Gu Yusheng memandang ke kamar tidur utama untuk sesaat sebelum ia mulai pulih.     

Dr Luo diam-diam memberi tanda sambil memandang pengurus rumah. Pengurus rumah mengumpulkan keberaniannya dan bertanya, "Tuan Gu?"     

Gu Yusheng menjawab dengan nada rendah. "Ya?" Matanya masih tertuju pada pintu kamar tidur utama.     

Pengurus rumah tidak yakin apakah tampilan damai di wajahnya itu nyata atau hanya kemarahannya yang disamarkan. Ia berkata dengan hati-hati, "Dr. Luo sudah menunggumu."     

Gu Yusheng menjawab dengan 'baik' dan memalingkan pandangannya dari pintu kamar tidur utama. Ia melihat pengurus rumah dan Dr. Luo dan berkata dengan tenang, "Masuklah." Ia berbalik untuk masuk ke kamar tidur tamu terlebih dahulu.     

Apakah itu berarti ia membiarkan Dr. Luo untuk melihat lukanya? Pengurus rumah berpikir dalam hatinya.     

Pengurus rumah dan Dr. Luo saling bertukar pandangan dan berjalan satu demi satu ke ruang tidur tamu.     

Dr Luo tidak mengatakan apa-apa sampai ia melihat luka Gu Yusheng. "Tuan Gu, lukamu sedikit dalam dan perlu beberapa jahitan."     

Gu Yusheng menjawab dengan tatapan tenang, "Ya." Lalu ia menambahkan, "Oke."     

"Apakah Anda ingin aku memberi Anda anestesi?" Dr Luo bertanya dengan nada berkompromi.     

"Tidak, kau bisa melakukannya tanpa itu," Gu Yusheng menjawab dengan santai dan membaringkan dirinya di tempat tidur.     

Tidak ada yang akan berdebat dengannya, karena bersedia untuk membiarkan orang lain memeriksa lukanya itu pun sudah bagus.     

Dr Luo segera membuka kotak medisnya dan bersiap-siap ketika ia melihat Gu Yusheng berbaring.     

Sebelum ia melakukan penjahitan pada Gu Yusheng, Dr. Luo berkata, "Tuan Gu, beri tahu aku jika sakit. Aku bisa memberi Anda suntikan anestesi."     

Gu Yusheng tidak menanggapi Dr. Luo, hanya menatap sinar matahari yang terang di luar jendela. Gu Yusheng tidak mengira Qin Zhi'ai akan memberitahunya bahwa ia telah menelepon Dr. Luo setelah ia membuka pintu. Memikirkan tatapan pemalu di wajahnya, Gu Yusheng tidak bisa menahan senyuman pada sudut mulutnya.     

Dr Luo mulai menjahit lukanya. Pengurus rumah merasa sakit hanya dengan melihatnya. Ia tidak bisa terus melihatnya dan harus mengalihkan pandangannya. Anehnya, ia melihat senyum lembut pada Gu Yusheng dan ia terkejut. Ia berpikir dalam hati, Apa yang terjadi pada Tuan Gu. Bukankah seharusnya orang-orang menangis saat mendapatkan jahitan di tubuh? Mengapa ia tersenyum? Ini tidak benar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.