Dahulu, Aku Mencintaimu

Sebuah Senjata Dingin yang Sempurna (7)



Sebuah Senjata Dingin yang Sempurna (7)

0Qin Zhi'ai melihat Gu Yusheng ketika ia berjalan masuk.     

Ia khawatir Gu Yusheng akan tahu ia mengikutinya. Ia juga takut jika Gu Yusheng berpikir ia mengganggunya lagi dan menjadi marah padanya. Ia segera menghentikan pelayan yang menuntunnya ke meja dekat Gu Yusheng dan meminta meja di sudut yang jauh darinya.     

Qin Zhi'ai masih pada masa haidnya. Ia tidak ingin minum. Ia belum makan malam, maka ia melihat menu dan memesan makanan pembuka. Ia melihat macam-macam minuman untuk beberapa saat dan memesan koktail dengan sedikit alkohol di dalamnya.     

Ketika Qin Zhi'ai mengembalikan menu kepada pelayan, ia melihat pelayan lain berjalan ke meja Gu Yusheng dengan nampan berisi minuman.     

Ketika pelayan dengan hati-hati meletakkan minuman di atas meja, ia berbicara dengan sopan kepada Gu Yusheng dengan kepala dimiringkan.     

Mata Gu Yusheng terlihat sedikit tertutup. Ia menggigit rokok di antara giginya tetapi tidak menanggapi pelayan itu.     

Lampu-lampu di pub itu begitu mencolok. Ketika lampu-lampu itu mengenai wajahnya, semua tampak hampir buram.     

Gu Yusheng menunggu beberapa saat sebelum ia mengangguk kepada pelayan, memberi isyarat agar ia membuka semua botol di atas meja. Gu Yusheng tidak memeriksa anggur apa semua itu, ia hanya mengambil salah satu dari anggur itu dan meminum seluruh isi botol.     

Hanya butuh sekitar dua puluh menit untuk makanan Qin Zhi'ai sampai ke mejanya. Gu Yusheng minum seperti kuda dan sudah menghabiskan dua botol anggur.     

Anggur itu sepertinya tidak memberikan efek apapun padanya. Ia duduk dengan mantap di bangkunya tanpa ada perubahan pada wajahnya. Ia secara sistematis menuangkan anggur ke dalam gelas dan menuangkannya ke dalam mulutnya.     

Qin Zhi'ai bertanya-tanya apakah ia bermaksud untuk menghabiskan semua botol yang ada di atas meja.     

Qin Zhi'ai memegangi garpunya, memasukkan makanan ke mulutnya. Cara ia melihat Gu Yusheng menunjukkan bahwa ia khawatir dan cemas.     

Seiring waktu berlalu, semakin banyak orang yang datang ke pub. Orang-orang dengan gaun yang mencolok dan terbuka duduk di antara Gu Yusheng dan Qin Zhi'ai.     

Musik di pub ini memiliki ketukan irama yang lebih cepat dan banyak orang turun ke lantai dansa. Siulan dan teriakan datang dari setiap sudut klub.     

Qin Zhi'ai mengarahkan pandangannya pada Gu Yusheng.     

Banyak gadis muda dengan pakaian yang sangat minim berbicara pada Gu Yusheng sambil tersenyum ketika mereka melewati mejanya, tetapi semua pergi dengan wajah bosan atau kecewa.     

Botol-botol anggur di atas mejanya hampir kosong.     

Gu Yusheng mengguncang setiap botol dan tidak menemukan ada yang tersisa. Ia mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan, menyalakan sebatang rokok dengan satu tangan, dan menunjuk pada menu yang dipegang pelayan agar ia bisa memesan dengan tangan yang lain.     

Ketika ia menghabiskan rokok kedua, botol-botol kosong itu diambil dan diganti dengan botol-botol anggur yang baru.     

Kali ini, ia tidak menggunakan gelas. Sebaliknya, ia minum langsung dari botol, dan lebih cepat dari sebelumnya. Sebagian anggur tertumpah keluar dan menetes ke kerah melalui dagunya.     

Qin Zhi'ai merasa cemas dan ingin menghampiri mejanya beberapa kali, tetapi ia masih mampu menahan keinginannya.     

Gu Yusheng tampak seperti sedang memikirkan sesuatu saat ia minum. Ia tiba-tiba melihat ke bawah dan mulai tersenyum. Senyum di wajahnya sangat menawan, tapi Qin Zhi'ai merasa kasihan padanya.     

Qin Zhi'ai tiba-tiba mencengkeram pakaiannya dan merapatkan bibirnya. Ia melihat Gu Yusheng mengangkat sebotol anggur dan mulai menuangkannya ke mulutnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.