Dahulu, Aku Mencintaimu

Sebuah Senjata Dingin yang Sempurna (9)



Sebuah Senjata Dingin yang Sempurna (9)

0Qin Zhi'ai hampir tidak bisa membawa Gu Yusheng ke mobil. Ketika ia berhasil, ia mendudukkan Gu Yusheng di kursi belakang. Ia takut Gu Yusheng terlalu mabuk dan terjatuh pingsan, maka ia memasangkan sabuk pengaman untuknya.     

Dalam perjalanan pulang, Gu Yusheng menutup matanya, tetapi mulutnya terus bergerak.     

Qin Zhi'ai fokus mengendarai mobil dan tidak memperhatikan apa yang Gu Yusheng katakan. Ketika mereka sudah dekat dengan rumah, Qin Zhi'ai memakai earbuds[1] bluetoothnya untuk menelepon ke rumah dan meminta pengurus rumah untuk keluar dan membantunya.     

Ketika mobil itu melaju di jalan masuk, Qin Zhi'ai melihat pengurus rumah sedang menunggu di halaman. Pengurus rumah segera menghampiri begitu mobil berhenti. Qin Zhi'ai membuka pintu kursi belakang. Pengurus rumah terkejut ketika melihat Gu Yusheng duduk di sana. Ia bertanya, "Apa yang terjadi pada Tuan Gu?"     

"Ia mabuk," kata Qin Zhi'ai dengan tenang. Qin Zhi'ai mengulurkan tangannya dan menarik Gu Yusheng keluar dari mobil.     

Tubuh Gu Yusheng agak berat, jadi Qin Zhi'ai hampir tidak bisa mengangkatnya. Pengurus rumah segera datang untuk menawarkan bantuannya. Mereka masing-masing memegang salah satu sisi Gu Yusheng untuk membawanya ke lantai atas dan membaringkannya di tempat tidurnya.     

"Bisakah engkau membuatkan air madu untuknya?" Qin Zhi'ai bertanya pada pengurus rumah. Ia melepaskan mantel kotor dari Gu Yusheng dan melemparkannya ke keranjang cucian di kamar mandi.     

Qin Zhi'ai mengambil handuk dan membasahinya dengan air hangat. Ia memeras handuk sedikit untuk mengeringkannya, lalu mengusap wajah dan leher Gu Yusheng. Ia meraih selimut di sampingnya dan menaruhnya di atas Gu Yusheng.     

Pengurus rumah masuk dengan segelas air madu hangat ketika Qin Zhi'ai berdiri, hendak membawa handuk kembali ke kamar mandi. Pengurus rumah berkata, "Nona, apakah Anda ingin membantu Tuan Gu minum air? Saya bisa mengembalikan handuk itu."     

Qin Zhi'ai mengangguk dan mengambil alih gelas itu sambil menyerahkan handuk kepada pengurus rumah.     

Qin Zhi'ai duduk di tempat tidur untuk mengangkat kepala Gu Yusheng dan memegang gelas di samping bibirnya.     

Gu Yusheng begitu mabuk sehingga ia hanya bisa meminum dua teguk atas instruksi Qin Zhi'ai sebelum ia memalingkan wajahnya.     

Qin Zhi'ai tidak tahu apa lagi yang bisa ia lakukan, maka ia hanya menaruh gelas di meja ujung. Ia melirik pengurus rumah dari tempat tidur dan berkata dalam nada rendah, "Engkau bisa beristirahat."     

"Baik, Nona," kata pengurus rumah itu. Ia tidak segera pergi. Sebaliknya, ia berdiri di sana beberapa saat sebelum ia berkata, "Nona, beri tahu saya jika anda membutuhkan saya".     

Qin Zhi'ai mengakuinya dengan suara lembut. Pengurus rumah pergi diam-diam.     

Ketika pengurus rumah menutup pintu, kamar tidur tiba-tiba menjadi sangat sunyi.     

Qin Zhi'ai khawatir Gu Yusheng akan muntah saat ia berbaring telentang, maka ia tinggal di samping tempat tidur Gu Yusheng sepanjang malam.     

Gu Yusheng tidur dengan cepat. Mulutnya terus bergerak. Saat hari mulai gelap, ruangan menjadi lebih tenang. Kata-kata yang keluar dari mulutnya mulai menjadi jelas.     

"Hilang, semuanya hilang," Gu Yusheng bergumam.     

"Hilang?" Qin Zhi'ai bertanya-tanya apa yang hilang. Ia mengerutkan kening dan tak tahan untuk bergerak mendekatinya.     

"Kapten Gu, CEO Gu," Gu Yusheng bergumam.     

Qin Zhi'ai bahkan lebih bingung, karena ia telah berbicara tentang segala sesuatu yang hilang sedetik yang lalu dan sekarang berbicara tentang Kapten Gu dan CEO Gu.     

"Kapten Gu, mimpi, setiap tanah, setiap tetes darah, melindungi negeri ini dengan hidupku."     

"Mimpi," "setiap bagian tanah," "setiap tetes darah," dan "melindungi negeri ini dengan hidupku." Memori dari delapan tahun sebelumnya melintas di kepala Qin Zhi'ai: Gu Yusheng merokok dan menceritakan tentang gairah dan impiannya untuk melindungi negara sambil melihat ke langit berbintang di atas rumput dekat rumahnya.     

Seperti yang dipikirkan Qin Zhi'ai, Gu Yusheng mulai bergumam lagi dengan mata tertutup, "CEO Gu sangat luar biasa. Kami semua iri padamu. Aku iri padamu juga. Haha …"     

[1] Alat pendengar tanpa kabel yang dimasukkan ke telinga dan terhubung dengan jaringan bluetooth     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.