Dahulu, Aku Mencintaimu

Matanya Menyerupai Mata Xiaokou (3)



Matanya Menyerupai Mata Xiaokou (3)

0Qin Zhi'ai ingin menjauh dari Gu Yusheng secepat mungkin. Namun, setelah ia baru saja bergerak, Gu Yusheng sudah mengangkat tangannya dan menahan punggung Qin Zhi'ai.     

Gu Yusheng tidak menggunakan banyak tenaga, tetapi Qin Zhi'ai sudah tidak dapat bergerak sama sekali.     

Qin Zhi'ai benar-benar bisa merasakan kerasnya p*nis Gu Yusheng pada bagian bawah perutnya, bahkan menembus piama Gu Yusheng. P*nis Gu Yusheng yang keras menjadi sangat panas.     

Ketika Qin Zhi'ai merasa bahwa ia telah menyentuh p*nisnya, wajahnya berubah menjadi semerah bit.     

Gu Yusheng tetap pada posisinya sehingga Qin Zhi'ai tidak bisa bergerak selama sekitar satu menit. Gu Yuseng mengulurkan tangannya yang lain dan mengangkat wajah Qin Zhi'ai dengan memegang dagunya.     

Saat Gu Yusheng mengangkat wajahnya, matanya hanya bertemu sebentar dengan mata Gu Yusheng sebelum ia melihat ke bawah. Ia tidak berani menatap Gu Yusheng.     

Ia tahu Gu Yusheng sedang menatapnya. Kemerahan di wajahnya menjalar ke telinga dan lehernya.     

Piamanya memiliki garis leher yang rendah, yang menunjukkan lehernya yang halus, putih, dan jenjang. Ia berbaring tengkurap dengan rambutnya ke bawah, setengah dari payudaranya terlihat. Sedikit rambutnya menyapu wajah Gu Yusheng. Terasa gatal tetapi juga memberi Gu Yusheng sebuah sengatan listrik.     

Dada Gu Yusheng bergerak naik dan turun dengan cepat ketika ia menatap Qin Zhi'ai. Perlahan-lahan ia menarik kepala Qin Zhi'ai ke bawah sehingga wajah Qin Zhi'ai semakin dekat ke wajahnya. Mereka begitu dekat sehingga ia bisa merasakan napas Qin Zhi'ai pada wajahnya.     

Jakun Gu Yusheng bergerak, lalu ia sedikit mendongak dan mencium mata Qin Zhi'ai, ujung hidungnya, dahinya, dan pipinya. Gu Yusheng menciumnya dengan lembut sehingga bisa dianggap bahwa itu bahkan bukan sebuah ciuman, hanya bibir Gu Yusheng yang membelai wajahnya, yang membuat Qin Zhi'ai bergetar.     

Ini bukan pertama kalinya Qin Zhi'ai dan Gu Yusheng melakukan hubungan seks, tetapi Gu Yusheng jarang menciumnya. Bahkan ketika ia mencium Qin Zhi'ai, ia menciumnya dengan keras sehingga rasanya seperti menggigit. Qin Zhi'ai hanya merasakan sakit dari ciuman itu.     

Sebelum Qin Zhi'ai pindah ke rumah Gu Yusheng, ia tidak pernah punya pacar. Ini adalah pertama kalinya ia merasakan perasaan ini.     

Qin Zhi'ai tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Otaknya menjadi kosong. Ia tidak yakin apakah ia takut atau terkejut. Ia menahan napas dan tubuhnya menegang tanpa tahu bagaimana harus bereaksi.     

Bibir Gu Yusheng dan bibirnya bertautan satu sama lain untuk beberapa saat sebelum Gu Yusheng menjilat bibir Qin Zhi'ai dengan lidahnya.     

Sengatan listrik yang kuat menyebar ke seluruh tubuh Qin Zhi'ai dengan sangat cepat. Bibirnya bahkan gemetar karenanya.     

Reaksi Qin Zhi'ai menunjukkan bagaimana ia tidak berpengalaman dalam hal ini, yang membuat Gu Yusheng menciumnya lebih keras dan lebih dalam sampai lidah mereka terjerat bersama.     

Gu Yusheng tidak melepaskannya untuk waktu yang lama, hingga Qin Zhi'ai hampir kehabisan napas.     

Semu merah di wajah Qin Zhi'ai menjadi semakin gelap. Bibirnya juga tampak lebih merah dari bibir Gu Yusheng. Bibirnya begitu segar sehingga terlihat seperti bunga yang mekar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.