Dahulu, Aku Mencintaimu

Pindah Dari Rumahku (6)



Pindah Dari Rumahku (6)

0Lu Bancheng membuat Xu Wennuan takut dengan kekerasannya. Xu Wennuan tampak ketakutan sambil bibirnya bergetar, dan perlahan-lahan ia menundukkan kepalanya sambil melepaskan tangannya, tetapi begitu Lu Bancheng mulai menarik tangannya, dia meraih tangan pria itu lagi dan memegangnya lebih erat dari sebelumnya.     

"Lepaskan tanganku!" Ketika Xu Wennuan tidak melepaskan cengkeramannya, kemudian Lu Bancheng berkata, "Jangan membuatku memukulmu."     

Xu Wennuan sekarang dua kali lipat ketakutan oleh kemarahannya. Ia menunduk, tidak berani menatap mata Lu Bancheng, tetapi ia terus mencengkeram erat tangan Lu Bancheng sambil tergagap, "Tolonglah. Bisakah kau membantuku? Tolong bantulah dia."     

Lu Bancheng bahkan tidak bertanya siapa yang Xu Wennuan bicarakan. Lu Bancheng mengangkat tangannya yang lain dan melepaskan cengkeraman Xu Wennuan, satu demi satu jari, menyebabkan Xu Wennuan meringis saat Lu Bancheng menarik kembali jari-jarinya yang lembut dan panjang. Ia terus melawan dan dengan putus asa mencoba untuk tetap berpegang padanya.     

Tidak mungkin Xu Wennuan bisa bertarung dengannya jika ia serius ingin berkelahi dengan Xu Wennuan. Setelah berjuang selama beberapa menit, ia mendorong Xu Wennuan dengan keras ke tangga. Punggungnya menabrak pintu sampai ia jatuh ke belakang, tetapi ia menggigit lidahnya sendiri untuk menghindari erangan karena rasa sakit. Nyaris tidak mampu berbicara, katanya, "Ini tentang ayahku. Ia sedang dalam kesulitan. Hanya kau yang bisa membantunya."     

Dengan punggung menghadap pada gadis itu, Lu Bancheng hendak membanting pintu di belakangnya tetapi berhenti ketika ia mendengar kata "ayah."     

"Ia didiagnosis mengidap disematopoiesis[1] pada pemeriksaan tahunannya dua minggu lalu, dan ia membutuhkan transplantasi sel induk hematopoietik[2]. Rumah sakit mencari seluruh kumpulan sel induk dan mendapati bahwa kau lah satu-satunya yang cocok untuknya."     

Lorong itu sunyi, dan ia hanya bisa mendengar suara lembut Xu Wennuan yang menjelaskan keadaan ayahnya. Xu Wennuan terdengar sangat tidak berdaya, dan ia turut merasa prihatin terhadap gadis itu sehingga gelombang perasaan yang mengganggu mulai bergulir di dadanya.     

"Mereka sudah mencari sejak ia didiagnosis, dan hanya kau yang bisa membantunya. Aku tidak punya pilihan lain. Aku tidak punya pilihan selain meminta tolong padamu."     

Apakah itu berarti ia akan datang menemuiku jika ia punya pilihan lain? Kedengarannya seperti benar. Tidak ada pilihan lain, maka inilah dia.     

Dan meskipun ia menganggap dirinya terpaksa menemuiku, aku tak bisa tidak menyadari bahwa aku masih ingin membantunya.     

Lu Bancheng merasa kasihan pada dirinya sendiri, sementara Xu Wennuan mengawasi punggungnya menantikan suatu reaksi darinya setelah gadis itu menjelaskan semuanya. Xu Wennuan menganggap kurangnya reaksi Lu Bancheng adalah karena ia tidak ingin membantu, maka Xu Wennuan menambahkan, "Jika kau membantu ayahku, aku akan melakukan apa saja untukmu. Aku akan menyetujui persyaratan apa pun."     

Xu Wennuan menawarkan untuk menyetujui persyaratan apa pun, meskipun ia tidak tahu apa yang mungkin aku minta darinya, dan ia tidak pernah berpikir mungkin saja aku bisa melakukan sesuatu yang baik untuknya.     

"Apa yang bisa kau tawarkan?" Lu Bancheng memiliki ekspresi masam di wajahnya. Ia menoleh pada Xu Wennuan tepat ketika gadis itu mulai berbicara dan dengan dingin memotongnya. "Atau, apa yang kau miliki yang bisa kau tawarkan padaku?"     

[1] Kelainan dalam pembentukan sel-sel darah.     

[2] Sel yang belum matang dan dapat berkembang menjadi semua jenis sel darah, termasuk sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.