Dahulu, Aku Mencintaimu

Sebuah Cincin di Rumput (4)



Sebuah Cincin di Rumput (4)

0Liang Doukou selalu bertentangan dengan Jiang Qianqian. Berdasarkan gerak hatinya, Qin Zhi'ai merasa bahwa segala sesuatunya tidak sesederhana itu.     

Namun, pada saat ini, ia tidak tahu apa yang Jiang Qianqian coba lakukan, jadi ia hanya bisa mengambil langkah dengan perlahan dan hati-hati. Ia memegang gelas air hangat dan perlahan menyeruputnya. Lalu dengan tenang ia berkata kepada Jiang Qianqian, "Terima kasih."     

"Kembali." Dengan itu, Jiang Qianqian tampaknya memikirkan sesuatu yang lebih penting. Ia meletakkan tehnya yang harum di atas meja kopi, mengambil kantong hadiah dan mengaduk-aduk isinya sebentar, lalu mengeluarkan sebuah kotak yang halus. "Kakakku tersayang, aku hampir lupa tentang ini. Ini hadiah yang dibawa kakakku untukmu."     

Jiang Qianqian membuka kotak itu sambil berkata, "Ini adalah sebuah kalung, betapa indahnya. Ini adalah keluaran terbaru dari Chanel!"     

Jiang Qianqian mengeluarkan kalung itu dan menatapnya sejenak. Ia memiringkan kepalanya ke arah Qin Zhi'ai dengan senyum ramah dan berbicara lagi. "Kakak tersayang, izinkan aku membantumu untuk mengenakannya—"     

"Tidak … Terima kasih." Hadiah ini milik Liang Doukou, bukan Qin Zhi'ai.     

"Oh, tidak apa-apa. Coba saja." Jiang Qianqian berdiri dengan cepat dan bergegas ke belakang Qin Zhi'ai, mengusap bahunya dengan sikap yang akrab. Ia mengalungkan kalung itu pada leher Qin Zhi'ai dan berkata, "Kakak tersayang, jangan terlalu banyak bergerak."     

Saat Jiang Qianqian berbicara, dengan lembut ia menarik rambut panjang Qin Zhi'ai ke samping. Ketika ia mengenakan kalung itu pada Qin Zhi'ai, tatapannya tertuju pada daun telinga kiri Qin Zhi'ai.     

Karena kurang konsentrasi, Jiang Qianqian masih belum berhasil mengaitkan kalung itu setelah cukup lama. Qin Zhi'ai mengerutkan dahi dan bertanya, "Apakah kau sudah selesai?"     

"Sebentar lagi…" Saat ia menjawab, Jiang Qianqian kembali menatap daun telinga kiri Liang Doukou dengan hati-hati, seolah-olah untuk memastikan sesuatu, dan kemudian bergegas untuk akhirnya mengaitkan kalung itu untuk Qin Zhi'ai. Ia berjalan kembali di depan Qin Zhi'ai dengan senyum yang bahkan lebih cerah, dan seolah-olah tidak ada yang terjadi, dan berkata, "Kakak tersayang, kalung ini terlihat sangat bagus padamu. Kau terlihat menawan!"     

Qin Zhi'ai tidak peduli apakah itu benar-benar indah atau tidak. Setelah mendengar pujian Jiang Qianqian, ia mengucapkan terima kasih lagi dengan senyum lembut. Segera setelah itu, ia melepas kalung itu dan memasukkannya kembali ke dalam kotaknya, lalu memperhatikan bahwa Jiang Qianqian sedang menatap layar TV di depannya dengan mata yang penuh kegembiraan. Apa yang sedang ia pikirkan sekarang?     

Secara tidak sadar, Qin Zhi'ai berpikir bahwa Jiang Qianqian sedang memikirkan sebuah ide jahat dan membayangkan ia bisa saja berencana untuk menimbulkan lebih banyak masalah bagi Qin Zhi'ai. Namun, yang mengejutkan Qin Zhi'ai, Jiang Qianqian menolehkan kepalanya untuk berkata, "Kakak terkasih, ada hal lain yang harus aku lakukan. Aku harus pergi sekarang."     

Itu tidak tampak seperti sesuatu yang akan dilakukan Jiang Qianqian … Hati Qin Zhi'ai penuh keraguan, tetapi kemudian ia berpikir, lagi pula, aku harus pergi besok, jadi aku akan meninggalkan semua dendam pada Jiang Qianqian untuk diselesaikan oleh Liang Doukou.     

Berpikir seperti ini, Qin Zhi'ai bahkan tidak mengucapkan kata-kata perpisahan yang sopan kepada Jiang Qianqian, sebaliknya ia membiarkan pengurus rumah yang mengantarnya keluar.     

…     

Begitu Jiang Qianqian meninggalkan gerbang perumahan dimana vila Gu Yusheng berada, ia segera menepikan mobilnya.     

Ia sangat bersemangat hingga ujung jarinya bergetar ketika ia mengeluarkan ponselnya. ia mencari WeChat Wu Hao dan dengan cepat mengetik beberapa kata dalam sebuah pesan kepadanya. "Wu Hao! Hai!"     

Ia mengirim pesan lain sebelum Wu Hao menjawab, "Terakhir kali aku menghubungimu, ada satu hal yang tidak berani kukatakan padamu, tetapi selama beberapa hari terakhir, aku menaruh perhatian lebih pada hal ini dan menyadari bahwa ini bahkan lebih mengerikan daripada yang kukira."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.