Dahulu, Aku Mencintaimu

Tidak Sempurna, tetapi itu adalah Satu-satunya (7)



Tidak Sempurna, tetapi itu adalah Satu-satunya (7)

0Gu Yusheng tidak pernah berpikir ia akan jatuh cinta pada seseorang, dan ia juga tidak pernah jatuh cinta pada siapa pun. Ia membeku dan tidak tahu bagaimana menanganinya ketika ia menemukan cinta.     

Ia tahu ada banyak hal yang ingin ia katakan pada Qin Zhi'ai, tetapi ketika ia membuka mulutnya, tidak ada yang keluar dari mulutnya. Ia kesal dan menatap langit yang gelap. Ia terdiam beberapa saat dan mengajukan pertanyaan yang mengganggunya. "Apakah kau benar-benar menganggap lelaki itu hanya sebagai adikmu?"     

"Ya," Qin Zhi'ai menjawab tanpa sedikit pun keraguan dan sebuah anggukan.     

Qin Zhi'ai tidak menganggapnya adik laki-laki. Pada kenyataannya, ia memang adik laki-lakinya. Masalahnya hanya ia tidak bisa mengatakan itu pada Gu Yuhseng.     

Qin Zhi'ai khawatir jika malam bersama Qin Jiayan itu akan menyebabkan masalah bagi pernikahan Gu Yusheng dan Liang Doukou. Ia segera menjelaskan, "Aku sudah mengenalnya selama bertahun-tahun dan memperlakukannya seperti adik laki-lakiku, tidak berbeda dengan adik lai-lakiku yang sebenarnya. Aku tidak pernah memikirkan sesuatu yang romantis dengannya. Sering kali, aku lupa aku harus menjaga jarak dengan dia… "     

Qin Zhi'ai khawatir Gu Yusheng tidak akan percaya padanya. Setelah penjelasan panjang, ia melanjutkan, "Lagi pula, aku tidak bisa menerima lelaki mana pun yang lebih muda dariku. Aku tidak menganggap lelaki yang lebih muda dariku lebih dari seorang teman."     

"Tidak pernah memikirkan hal-hal yang berbau romantis dengannya" dan "tak menganggapnya lebih dari seorang teman." Qin Zhi'ai tampaknya sangat yakin dengan apa yang dikatakannya. Terdengarnya sangat kejam, tetapi sempurna bagi Gu Yusheng.     

Gu Yusheng tak tahan untuk berbalik dan menertawakan wajah Qin Zhi'ai yang serius.     

Qin Zhi'ai hanya mengingat senyuman Gu Yusheng yang lemah, seringai, dan dengusannya. Ia tidak pernah tersenyum dengan tulus.     

Ekspresi wajahnya bebas dari tekanan. Ia tampak lembut dan mengeluarkan getaran yang harus dimiliki seorang pria sejati.     

Senyum tulus seperti itu muncul entah dari mana. Qin Zhi'ai tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Ia menatap wajah tersenyum Gu Yusheng yang menawan dan menelan apa yang ia coba katakan.     

Suasana menjadi sedikit terlalu sunyi.     

Gu Yusheng tersenyum ketika Qin Zhi'ai melamun. Mereka saling memandang untuk waktu yang lama. Ia tidak menjadi tenang kembali sampai air di pohon itu tertiup angin dan jatuh ke dahinya. Senyum di wajahnya berangsur-angsur menghilang saat ia berbalik untuk melihat lampu jalan yang tidak terlalu jauh darinya.     

Ia tidak yakin apakah itu karena Qin Zhi'ai berusaha keras untuk menjelaskan bahwa ia tidak berselingkuh dengan lelaki itu, tetapi suasana hatinya yang buruk menjadi jauh lebih baik. Ia bahkan terdengar santai. "Apa pun yang terjadi hari itu, mari kita lupakan."     

'Lupakan?' Apakah itu berarti kita akan berpura-pura tidak terjadi apa-apa dan tidak membicarakannya lagi? Qin Zhi'ai berpikir dalam hati. Itu persis yang Qin Zhi'ai harapkan. Ia segera mengangguk dan menjawab dengan sebuah senyum. "Baiklah."     

Reaksinya cepat, sangat cepat sehingga membuat Gu Yusheng tersenyum lagi. Setelah senyum itu, ia tiba-tiba tampak sedih lagi. Setelah dua detik, tiba-tiba ia bertanya, "Apakah menurutmu aku seorang bajingan?"     

Mendengar pertanyaan ini entah dari mana, Qin Zhi'ai bingung sejenak. "Hah?" gumamnya pertama, kemudian sedikit menggelengkan kepalanya setelah melihat tidak ada upaya dari Gu Yusheng untuk menjelaskan pertanyaannya.     

Ia pasti berpikir aku berengsek. Aku telah melakukan banyak hal kejam padanya, pikir Gu Yusheng pada dirinya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.