Dahulu, Aku Mencintaimu

Bagaimana Kau Bisa Memintaku Menamparnya? (10)



Bagaimana Kau Bisa Memintaku Menamparnya? (10)

0Setelah berjalan sesaat, mereka melihat Gu Yusheng dan Lu Bancheng sedang duduk di sebuah kafe terbuka yang berada paling dekat dengan gerbang taman hiburan.     

Berjalan di samping Qin Zhi'ai, pengurus rumah segera menghampiri dan berbicara dengan hormat, "Halo, Tuan Gu, Tuan Lu."     

Tampaknya Gu Yusheng tidak mendengar pengurus rumah. Sambil duduk di kursi dengan santai, ia memegang rokok yang sudah terbakar dan menekan buntut rokoknya ke asbak dengan perlahan.     

Meletakkan kopi pada tangannya ke atas meja, Lu Bancheng mengangkat tangannya dan tersenyum kepada pengurus rumah. Kemudian ia berpaling pada Qin Zhi'ai dan berkata," Ini dia Xiaokou."     

Mengikuti Liang Doukou, Qin Zhi'ai memanggil Lu Bancheng "Kakak Bancheng." Kemudian Qin Zhi'ai berbalik dan melihat pada Gu Yusheng, yang masih memainkan buntut rokoknya. Karena melihat Gu Yusheng tidak mengangkat wajahnya, Qin Zhi'ai berkata padanya dengan lembut," Sekarang sudah larut malam. Mengapa kau memintaku untuk datang ke sini?"     

Gu Yusheng tetap tidak memberikan jawaban. Dengan rokok masih berada di tangannya, ia menggambarkan lingkaran tak berujung dengan rokoknya di asbak.     

Setelah waktu yang lama, Gu Yusheng mengangkat kepalanya dan melihat Lu Bancheng, yang duduk di seberangnya, sambil berkata," Apakah semuanya sudah ada di sini?"     

Qin Zhi'ai dan pengurus rumah merasa bingung dengan pertanyaannya, sementara Lu Bancheng mengerti apa yang ia maksud. Ia mengangguk dan menjawab, "Ya, mereka semua menunggu di luar."     

Lu Bancheng berhenti sejenak dan kemudian melanjutkan dengan bertanya," Bisakah mereka masuk sekarang?"     

Gu Yusheng menjawab dengan dingin," Ya."     

Kemudian, Lu Bancheng mengeluarkan ponselnya dan menekan sebuah nomor. Setelah panggilan tersambung, ia berkata ,"Masuklah!" Kemudian ia menutup telepon.     

Selain mereka, hanya ada beberapa orang petugas di taman. Tanpa teriakan dan kebisingan para pengunjung seperti biasanya, suasana menjadi luar biasa sunyi di sana.     

Gu Yusheng masih menundukkan kepala tanpa ekspresi di wajahnya sambil memainkan rokoknya. Setelah Qin Zhi'ai masuk, ia tidak melihat padanya, apalagi berbicara padanya.     

Sambil memegang cangkir kopinya, Lu Bancheng menyesapnya satu kali lagi. Setelah ia meletakkan cangkir, tiba-tiba ia menyadari bahwa Qin Zhi'ai dan pengurus rumah masih berdiri, maka ia mempersilakan mereka untuk duduk.     

Mendengar ajakan Lu Bancheng, pengurus rumah menarik kursi di sebelah Gu Yusheng untuk Qin Zhi'ai. Tanpa menolak, Qin Zhi'ai duduk dengan anggun.     

Duduk di dekat Gu Yusheng, Qin Zhi'ai lalu mencium aroma rokok yang khas dari Gu Yusheng.     

Qin Zhi'ai mengerutkan dahi dan menoleh tanpa sadar untuk memandang Gu Yusheng. Berapa banyak rokok yang sudah ia isap sampai-sampai baunya begitu menyengat?     

Lu Bancheng tidak tahu apa yang ingin dilakukan Gu Yusheng. Tanpa berbicara seperti yang biasa ia lakukan, ia tetap diam.     

Ketika menghadapi Gu Yusheng, Qin Zhi'ai selalu berbicara lebih sedikit. Sedangkan pengurus rumah, ia hanyalah seorang pelayan. Bagaimana mungkin ia berani memulai pembicaraan?     

Keheningan masih terus berlanjut sampai beberapa mobil hitam berhenti di jalan di depan kafe terbuka itu.     

Pintu-pintu mobil terbuka, dan para pria berpakaian hitam keluar dari setiap mobil. Mereka membuka bagasi dan mengeluarkan sebuah peti sederhana, lalu meletakkannya di tanah, menatanya, dan menutupinya dengan kain merah, dan mengubahnya menjadi sebuah meja panjang yang sederhana.     

Kemudian tiga wanita tinggi keluar dari mobil. Masing-masing mereka membawa sebuah kotak berukuran 50 sentimeter di tangannya.     

Wanita-wanita itu menghampiri meja panjang yang telah disusun oleh para pria tadi dan membuka kotak-kotak itu. Salah satu pria menghampiri Gu Yusheng dan berkata dengan sopan, " Tuan Gu, semua yang anda inginkan sudah siap di sini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.