Dahulu, Aku Mencintaimu

Matanya Menyerupai Mata Xiaokou (2)



Matanya Menyerupai Mata Xiaokou (2)

0Qin Zhi'ai tertekan oleh kata-kata yang baru saja Gu Yusheng katakan. Baru kemudian ia menyadari bahwa Gu Yusheng persis seperti orang yang berbicara padanya dengan serius dahulu, untuk pertama kalinya     
1

Pada hari itu, Gu Yusheng menanyakan namanya.     

Ia mengatakan bahwa namanya adalah Qin Zhi'ai, tetapi Gu Yusheng bisa memanggilnya Xiao'ai, yang artinya cinta.     

Gu Yusheng mengatakan beberapa kata seperti tadi yang membuatnya tersipu. "Cinta? Cinta makan?"     

Tidak mendengar tanggapan dari Qin Zhi'ai, Gu Yusheng melanjutkan ,"Kau tidak menyukai julukan itu? Kalau begitu, bagaimana dengan 'sayang'?"     

Pada saat itu, Gu Yusheng mengubah nama panggilannya beberapa kali dan akhirnya memutuskan untuk memanggilnya 'sayang'.     

Waktu pun berlalu. Pada suatu malam delapan tahun kemudian, Gu Yusheng sekali lagi mencarikannya beberapa nama panggilan dan akhirnya diputuskan untuk memanggilnya si 'biang kerok'.     

Ternyata Gu Yusheng tidak berubah setelah sekian lama, masih saja seseorang yang sama seperti yang ia kenal sebelumnya.     

Hati Qin Zhi'ai tiba-tiba dipenuhi oleh sebuah perasaan yang menggugahnya.     

Gu Yusheng, kau tidak akan pernah tahu betapa aku merindukan masa-masa yang lalu itu.     

Kau tidak akan pernah tahu betapa bahagianya aku ketika melihat seseorang seperti engkau di masa lalu.     

…     

Kenyataannya, sejak awal Gu Yusheng mengucapkan kata-kata itu hanya untuk mempermainkan Qin Zhi'ai.     

Kenyataannya, Gu Yusheng tidak pernah bermaksud untuk melakukan percakapan yang begitu panjang dengannya. Namun, Gu Yusheng tidak tahu apa yang telah terjadi. Gu Yusheng tidak tahan untuk menggodanya setelah melihat reaksinya yang menyenangkan.     

Menurut anggapan Gu Yusheng, ia tidak pernah menggoda gadis-gadis dalam hidupnya. Karena ia tidak berniat untuk menjalin suatu hubungan, ia selalu menjaga jarak dengan para gadis itu.     

Anehnya, Gu Yusheng dapat bercanda dengan Qin Zhi'ai dengan sangat alami seolah-olah ia memang sudah pernah melakukannya berkali-kali sebelumnya dalam mimpinya.     

Gu Yusheng berpikir bahwa Qin Zhi'ai akan menanggapinya dengan raut marah saja. Di luar dugaannya, Qin Zhi'ai menjawab kembali.     

Apakah ia sudah tidak takut lagi kepadaku?     

Gu Yusheng tidak tahu mengapa ia merasa sangat senang ketika memikirkan hal itu. Namun, Qin Zhi'ai tidak menyelesaikan perkataannya. Ia menelan kata-katanya dan segera menutup mulutnya     

Apakah ia takut padaku sekarang? Karena itu ia berhenti berbicara?     

Tiba-tiba, bagaikan sedang menaiki roller coaster[1], rasa kehilangan merasuki Gu Yusheng. Dengan perlahan ia mengangkat matanya dan melihat ke dalam mata Qin Zhi'ai. Kemudian ia menyadari bahwa Qin Zhi'ai tidak takut sama sekali, tetapi memandangnya dengan kosong.     

Mata Qin Zhi'ai begitu menarik sehingga ia bisa merasakan kecerahan di mata itu dengan gelombang berkilauan meskipun ia tidak bisa melihat wajah Qin Zhi'ai dengan jelas karena cahaya remang-remang di ruangan itu. Saat Qin Zhi'ai memikirkan sesuatu yang lain, matanya menjadi lebih cerah. Terpikat oleh mata yang menarik itu, jantung Gu Yusheng berdetak sangat cepat sehingga ia merasakan nafsu terbakar di tubuhnya. Ia tidak bisa mengendalikan reaksi hormonnya sebagai laki-laki.     

Berpikir tentang masa lalu dalam keadaan linglung, Qin Zhi'ai tidak menyadari bahwa ia sedang berbaring di atas tubuh Gu Yusheng sampai ia merasakan sesuatu yang keras menyentuh perut bawahnya. Merasa lebih dan lebih tidak nyaman, ia mengerutkan dahi dan menarik dirinya kembali ke dunia nyata. Saat ia menggerakkan tubuhnya, ia merasakan sesuatu yang keras itu menjadi lebih keras, maka tanpa sadar ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh benda di perut bawahnya itu.     

Sebuah erangan yang teredam terdengar melalui telinganya begitu ia menyentuh benda itu. Qin Zhi'ai mengangkat kepalanya tanpa sadar. Setelah bertemu mata Gu Yusheng yang seperti terbakar, tiba-tiba ia menyadari apa yang telah ia sentuh dan dengan cepat menarik tangannya.     

[1] wahana permainan berupa kereta yang dipacu dengan kecepatan tinggi pada jalur rel khusus, biasanya terletak di atas tanah yang memiliki ketinggian yang berbeda-beda.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.