Dahulu, Aku Mencintaimu

Sepucuk Surat Misterius (6)



Sepucuk Surat Misterius (6)

0

Tetapi Qin Zhi'ai masih tetap berhubungan dengan orang ini melalui surat-surat.

Mereka telah saling berhubungan selama tujuh tahun.

Sejujurnya, walaupun ia sudah berkomunikasi dengan lelaki ini selama tujuh tahun, ia hampir tidak tahu apa-apa tentangnya, bahkan informasi dasar sekalipun, seperti nama atau usianya. Qin Zhi'ai hanya tahu bahwa ia adalah seorang lelaki di pasukan tentara.

Qin Zhi'ai bahkan tidak mengetahui hal itu sampai orang tersebut menyebutkannya dengan tidak sengaja pada sebuah suratnya tiga tahun yang lalu.

Sejak dari awal, merekalah yang mengirim surat terlebih dahulu kepadanya. Pada saat itu, Qin Zhi'ai tinggal di asrama. Alamat yang tercantum pada amplop surat adalah nomor tempat tidurnya, dan alamat pengirimnya dikosongkan.

Saat itu adalah semester kedua pada tahun kedua di sekolah menengah bagi Qin Zhi'ai. Lebih dari sepuluh bulan telah berlalu sejak ia dibiarkan menunggu oleh Gu Yusheng, tetapi ia belum pulih dari sakit hatinya. Karena itulah, ketika ia menerima surat itu, ia berpikir itu adalah sebuah surat cinta biasa, seperti yang pernah ia terima sebelumnya. Ia tidak terlalu peduli akan hal itu, dan menyelipkannya pada halaman buku dengan sembarangan.

Setiap bulan setelah itu, ia menerima sepucuk surat dalam amplop yang sama. Bulan demi bulan, ia menjadi penasaran dengan surat tersebut. Ketika ia sedang bosan saat waktu belajar sendiri di malam hari, ia mengeluarkan semua surat-surat itu dan membukanya. Ia baru mengetahui bahwa itu semua bukanlah surat-surat cinta, tapi lebih seperti surat-surat dari seorang sahabat pena.

Sejak itu, Qin Zhi'ai akhirnya mengetahui mengapa tidak ada nama di amplop tersebut, hanya nomor tempat tidur -- nomor tempat tidur itu ditulis dengan acak oleh seseorang untuk menemukan seorang sahabat pena.

Pada waktu itu, mempunyai seorang teman untuk disurati menjadi cukup populer. Xu Wennuan tidak tahan untuk tidak mengikuti tren itu bahkan setelah ia mulai berkencan dengan Wu Hao. Xu Wennuan dengan sengaja mencari nama pena yang terdengar elegan dari sebuah majalah anak muda paling laris, lalu menulis surat dengan hati-hati dan mengirimkannya. Setelah menerima surat balasan, ia memamerkannya dengan penuh kepuasan pada teman-teman sekelasnya yang juga turut mengirim surat-surat, dan mendapat pujian dari teman-temannya itu.

Qin Zhi'ai tidak pernah berharap untuk mengikuti tren pada saat itu, tetapi Xu Wennuan menganggap itu sebagai suatu takdir yang romantis, maka ia membujuk Qin Zhi'ai dengan segala cara untuk membalas surat-surat itu. Karena Qin Zhi'ai juga bukanlah seseorang yang bersikap tegas, Qin Zhi'ai pun akhirnya menulis surat dan mengirimkannya kembali ke alamat yang diberikan oleh orang tersebut, atas desakan Xu Wennuan.

Mungkin itulah bagaimana awalnya ia mulai berhubungan dengan lelaki ini melalui surat.

Lalu, ketika ia mencapai tahun juniornya, ia berpindah kamar, maka Qin Zhi'ai memintanya untuk mengirimkan suratnya langsung ke Kantor Penjaga Gerbang karena mereka juga belum lama menjadi sahabat pena, ia pun tak pernah memberitahu Qin Zhi'ai nama aslinya, begitu juga dengan Qin Zhi'ai. Qin Zhi'ai hanya membiarkan lelaki itu memanggilnya A.

Kemudian, ketika ia sedang mempersiapkan diri untuk Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional, ia berhenti membalas suratnya karena tekanan yang besar dalam pelajarannya. Setelah ia lulus dari sekolah menengah, ia langsung masuk kuliah. Saat berikutnya ia kembali lagi ke sekolah menengahnya adalah saat Festival Musim Semi setelah semester pertama dari tahun pertama kuliahnya.

Sebenarnya, ia tidak pergi kesana dengan sengaja. Ia hanya kebetulan melewatinya dengan sepeda. Karena ia cukup sering pergi ke Kantor Penjaga Pintu untuk mengambil surat-surat itu saat berada di sekolah menengah, petugas administrasi sudah mengenalnya dan bahwa surat-surat yang ditujukan pada A adalah miliknya. Karena itu, pengurus administrasi menghentikannya dan memberikannya setumpuk surat yang dikirim oleh lelaki itu.

Pelajaran-pelajaran di perguruan tinggi terasa mudah, dan Xu Wennuan belum kembali ke Beijing, maka Qin Zhi'ai merasa luar biasa bosan di rumah. Suatu malam, ketika Qin Zhi'ai sedang menonton sebuah seri TV, ia teringat akan tumpukan surat itu, dan membacanya satu per satu. Perguruan Tingginya berada di Beijing, maka ia pergi kembali ke sekolah menengahnya sebulan sekali secara teratur sejak itu, dan setiap kali, ia pasti menerima surat darinya.

Karena mereka hanyalah orang asing dan tak pernah berharap untuk menjadi teman secara nyata, mereka mencurahkan perasaan satu sama lain. Di dalam surat itu terdapat emosi-emosi negatif dari mereka masing-masing. Ia mengeluarkan perasaan buruknya dan Qin Zhi'ai menenangkannya dengan kata-kata hangat.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.