Dahulu, Aku Mencintaimu

Aku Tidak Memukul Wanita! (2)



Aku Tidak Memukul Wanita! (2)

0

Kali ini, secara tak diduga Gu Yusheng sangat sabar. Ia tidak memburu-buru Qin Zhi'ai atau menunjukkan gelagat tidak sabar. Ia menekan tombol pada lift, dan ketika ia melihat Qin Zhi'ai belum tiba ketika pintu lift sudah hampir tertutup, ia bahkan menahan pintu lift dengan tangannya. Setelah Qin Zhi'ai berjalan masuk ke dalam lift, ia mengikuti Qin Zhi'ai dan masuk ke dalam.

Saat mereka tiba pada lantai dimana pesta diadakan, Gu Yusheng masih membiarkan Qin Zhi'ai keluar terlebih dahulu. Namun, kali ini, ia tidak berjalan di depan Qin Zhi'ai dengan langkah cepat seperti di atas tadi, tetapi ia mengikuti langkah Qin Zhi'ai, dengan perlahan memasuki ruang pesta dengan anggun.

Banyak pejabat dan orang-orang kaya di sana, dan mereka tidak bisa menghindari bertemu dengan orang-orang ini.

Karena Keluarga Gu telah mempunyai ketenaran dan kehormatan dalam lingkaran bisnis di Beijing, banyak sekali tamu-tamu menghampiri Gu Yusheng untuk menyapanya.

Qin Zhi'ai khawatir jika ia membuat kesalahan atau mempermalukan Gu Yusheng, dan membuatnya kesal, Qin Zhi'ai sendiri yang akan menderita. Maka ia selalu menampakkan senyuman di wajahnya seberapa pun sakit perutnya. Ia berdiri di sebelah Gu Yusheng, memegang tangannya dan bertindak sebagaimana seorang pendamping yang cantik dan sempurna.

Ketika seseorang mengajaknya untuk bersulang, Qin Zhi'ai menyesap sedikit dengan anggun, walaupun anggurnya terasa dingin.

Untungnya, Gu Yusheng pasti sedang lelah setelah menyapa sekian banyaknya orang selama makan malam dimana ia hadir seorang diri, maka ketika ia selesai menyapa Tuan Zhang, salah seorang rekan kerja samanya belakangan ini, ia berjalan memutar menuju area peristirahatan dan duduk bersama Lu Bancheng, yang sedang bercakap-cakap dengan lancar bersama yang lainnya.

Ada banyak orang, lelaki dan wanita, duduk mengelilingi meja itu.

Selain dari Lu Bancheng dan Wu Hao, yang Qin Zhi'ai sudah kenal, ia tidak pernah melihat orang-orang lainnya yang ada di sana, karena mereka biasa berkumpul bersama Gu Yusheng saja.

Setelah Gu Yusheng duduk, ia mengambil sebatang rokok dari kotaknya di atas meja, meletakkannya di mulutnya, dan mencari pemantik.

Pemantiknya berada agak jauh darinya, maka ketika ia tidak berhasil mengambilnya, Qin Zhi'ai yang duduk tepat di sebelahnya mengambilkan pemantik itu untuk Gu Yusheng. Ketika ia memberikannya pada Gu Yusheng, ia tidak menerimanya, tetapi menggeser kepalanya mendekati Qin Zhi'ai dengan rokok di mulutnya.

Qin Zhi'ai mengerti apa yang diinginkan Gu Yusheng, tetapi karena rasa sakit di perutnya, ia menyalakan pemantik beberapa kali sebelum akhirnya menyala, lalu mendekatkannya ke rokok Gu Yusheng.

Setelah Gu Yusheng menghirup dalam-dalam, rokok itu pun menyala, maka Qin Zhi'ai meletakkan pemantik kembali ke atas meja. Pada saat ini, Qin Zhi'ai sudah merasa sangat kehabisan tenaga dan tak bisa lagi berpura-pura bersemangat. Dengan rasa takut bahwa ia akan terlihat sakit jika tetap berada di sana bersama Gu Yusheng, ia pun berbisik di telinga Gu Yusheng," Aku harus pergi ke toilet."

Gu Yusheng sedang merokok, tetapi ia mengangguk setelah mendengar apa yang dikatakan Qin Zhi'ai. Kemudian ia mengambil rokok dari mulutnya dan menghembuskan asap rokok yang berhamburan, sambil menjawab ,"Silahkan."

Ketika Qin Zhi'ai tengah mendampingi Gu Yusheng untuk menyapa para tamu, Qin Zhi'ai menyadari bahwa di bagian paling utara dari ruangan pesta itu ada sebuah pintu, yang di belakangnya terdapat balkon yang terletak sekitar sepuluh anak tangga di bawah lantai.

Udara terasa panas di luar pada malam musim panas, maka hampir tidak ada seorangpun yang berada di sana. Qin Zhi'ai berpura-pura berjalan menuju toilet setelah ia mendapat izin dari Gu Yusheng. Tetapi ketika ia sudah tidak tampak dari pandangan Gu Yusheng, ia berputar dan berjalan menuju balkon.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.