Dahulu, Aku Mencintaimu

Mata Indah yang Memikat Hati (8)



Mata Indah yang Memikat Hati (8)

0

Xiaokou tinggal di rumah Gu Yusheng. Sekarang karena aku sudah menyebut rumahnya, bisa dikatakan bahwa aku mengingatkannya pada Xiaokou, secara tak langsung. Jika Gu Yusheng masih marah padanya, itu berarti aku mencari masalah.

Memikirkan hal ini, Lu Bancheng batuk sedikit dan memutuskan untuk mengganti topik. Gu Yusheng tiba-tiba menjawab dengan datar, "Baiklah, kalau begitu pergi saja ke rumahku."

Lu Bancheng tertegun dan melihat Gu Yusheng sambil tercengang.

Setelah beberapa saat, Gu Yusheng akhirnya memalingkan kepalanya dan melihat Lu Bancheng.

Lu Bancheng segera tersadar dan mengangguk dengan kencang sambil berkata,"Baiklah!"

Lalu Lu Bancheng mengeluarkan teleponnya dan mengirim pesan singkat pada Wu Hao. Kakak Sheng itu sangat tidak terduga. Ia baru saja menyingkirkan Xiaokou, mengapa ia ingin pulang sekarang?

-

Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam ketika Qin Zhi'ai sampai di rumah.

Jam kerja pengurus rumah sudah berakhir, jadi Qin Zhi'ai satu-satunya orang yang ada di vila utama.

Di ruang keluarga, Qin Zhi'ai duduk sendirian di sofa, mengobati luka-luka di telapak kakinya. Kemudian ia memakaikan beberapa plester pada luka-lukanya dan terpincang-pincang naik ke atas.

Qin Zhi'ai tahu bahwa Gu Yusheng tidak akan pulang hingga tengah malam, maka ia membersihkan rias wajahnya di kamar mandi, mematikan lampu, dan pergi tidur.

Ia tidak bisa tidur dengan nyenyak malam itu, terganggu oleh mimpi-mimpi yang tak beraturan. Ketika akhirnya ia tertidur menjelang subuh, telepon tiba-tiba berdering.

Itu adalah telepon dari pengurus rumah. Cucunya jatuh sakit, tetapi orang tua anak itu sedang dalam perjalanan bisnis, maka pengurus rumah meminta hari libur untuk menjaga cucunya.

Gu Yusheng sedang tidak berada di rumah, maka Qin Zhi'ai menyetujui tanpa berpikir dua kali.

Setelah menutup telepon, Qin Zhi'ai tertidur lagi. Ketika ia bangun, hari sudah mendekati pukul sebelas pagi.

Walaupun ia tahu Gu Yusheng sangat tak mungkin pulang, Qin Zhi'ai masih duduk di depan meja riasnya dan memakai rias wajah dengan hati-hati.

Ia harus memasak makan siang untuk dirinya karena pengurus rumah tidak ada. Ketika ia baru saja memasukkan semua bahan-bahan ke dalam panci, ia mendengar bel rumah berbunyi.

Qin Zhi'ai menurunkan panas pada kompor, membersihkan tangan, dan berlari menuju pintu.

Ketika ia membuka pintu, ia melihat dua orang berdiri di teras. Satu di antaranya adalah Lu Bancheng, dan yang lainnya adalah Wu Hao. Walaupun Qin Zhi'ai tidak pernah melihat Wu Hao selama bertahun-tahun, ia mengenalinya dalam pandangan pertama sebagai kekasih dari Xu Wennuan, sahabatnya.

Qin Zhi'ai tidak yakin apakah Liang Doukou mengenal Wu Hao, maka ia mengatakan halo pada Lu Bancheng lebih dahulu.

Karena Jiang Qianqian, Wu Hao sudah mendengar sedikit tentang Liang Doukou, tetapi ia tidak terlalu kenal dengannya. Lagi pula, setelah lulus dari sekolah menengah, Wu Hao pindah ke Hanzhou bersama Xu Wennuan dan tidak kembali ke Beijing selama beberapa tahun, maka setelah Lu Bancheng memperkenalkan mereka berdua, Wu Hao akhirnya ingat siapa dia. Wu Hao menyambut tangan Qin Zhi'ai sambil berkata,"Nona Liang, senang bertemu denganmu."

Qin Zhi'ai menyapanya dengan senyum lembut dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Wu Hao kemudian mobil lainnya memasuki pelataran.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.