Dahulu, Aku Mencintaimu

Tak Pernah Diingat adalah Hal yang Paling Kejam (1)



Tak Pernah Diingat adalah Hal yang Paling Kejam (1)

0

Qin Zhi'ai gemetar ketakutan. Dengan refleks ia berputar melihat Gu Yusheng. Wajah Gu Yusheng sangat suram, tampak dingin dan tak ramah.

Lu Bancheng memandang Gu Yusheng sesaat dan bertanya tanpa berpikir dulu, "Apa yang terjadi?"

Setelah pertanyaannya, Wu Hao menendang kaki Lu Bancheng di bawah meja, dengan keras. Lu Bancheng merasa sangat kesakitan dan bertanya,"Brengsek, Haozi, apa yang kau lakukan padaku? Kenapa kau menendangku?"

Lu Bancheng terlihat marah pada Haozi tetapi ia menyadari Wu Hao mengedipkan mata padanya. Lu Bancheng menelan kembali kata-katanya, dan berbalik melihat Gu Yusheng dan Qin Zhi'ai. Lu Bancheng akhirnya mengerti apa yang sedang terjadi dan ia segera menutup mulutnya.

Udara di sekitar meja makan seperti membeku.

Lu Bancheng tidak bisa tahan terhadap suasana tertekan seperti ini, maka secara diam-diam ia menyenggol Wu Hao. Wu Hao mengerti tanda yang diberikan Lu Bancheng dan memutar matanya, membersihkan tenggorokannya untuk mengatakan, "Xiaokou, Kakak Sheng sudah menghabiskan supnya."

"Baikah," jawab Qin Zhi'ai. Ia merasa takut dan menjadi benar-benar gelisah melihat ekspresi Gu Yusheng, maka ia tidak segera menangkap tanda yang diberikan Wu Hao.

Gu Yusheng melihat dari sudut matanya bahwa Qin Zhi'ai tidak melakukan apapun dengan supnya. Sudut mulut Gu Yusheng memanjang ke bawah. Gu Yusheng berputar dan menunjukkan wajah yang tak enak dilihat pada Qin Zhi'ai, kemudian kembali menendang kursi dan berjalan keluar dari ruang makan dengan wajah suram.

Setelah Gu Yusheng pergi, Lu Bancheng dan Wu Hao tidak berani tinggal lebih lama lagi. Mereka bergegas menghabiskan makan siang dan segera berdiri mencari Gu Yusheng.

Hanya Qin Zhi'ai yang tertinggal di ruang makan pada saat itu. Ia duduk terdiam dalam waktu yang cukup lama sebelum ia kembali sadar.

Dengan kepala menunduk, dengan perlahan Qin Zhi'ai menghabiskan nasi dalam mangkuknya sebelum ia mulai membereskan semua makanan yang tersisa di meja.

Setelah semua piring dicuci bersih, Qin Zhi'ai' mendengar suara Lu Bancheng dari ruang keluarga ketika ia mengelap meja makan dengan kain.

Qin Zhi'ai berpikir dalam hatinya, "Hmm, jadi mereka belum pergi juga."

Qin Zhi'ai tenggelam dalam pikirannya untuk beberapa saat, dengan kain lap di tangannya. Ia membuka lemari dan mengeluarkan satu set perlengkapan minum teh. Qin Zhi'ai membuat satu teko teh panas dan berjalan keluar dari ruang makan dengan membawanya.

Ketika ia membuka pintu menuju ruang keluarga, percakapan para lelaki menjadi semakin jelas.

Saat Qin Zhi'ai hendak berjalan keluar dari ruang makan sambil membawa teko teh, ia mendengar suara Wu Hao memanggil "Kakak Sheng?"

Dua detik kemudian, Gu Yusheng dengan santai menanggapi ,"Ada apa?"

Setelah mendapat jawaban dari Gu Yusheng, Wu Hao segera bertanya,"Apakah kau menyadari kalau istrimu sedikit mirip dengan sahabat istriku?"

Istri Wu Hao sebenarnya adalah sahabat Qin Zhi'ai, Xu Wennuan. Wu Hao dan Xu Wennuan sebenarnya belum menikah, tetapi Wu Hao senang menyebut Xu Wennuan sebagai istrinya sejak mereka masih berada di sekolah menengah.

Punggung Qin Zhi'ai terasa kaku dan tiba-tiba ia berhenti berjalan.

Qin Zhi'ai tahu tidak benar jika menguping pembicaraan orang lain, tetapi ia tetap memasang telinganya untuk mendengar.

Ia sangat ingin tahu apakah Gu Yusheng masih mengingat Qin Zhi'ai setelah bertahun-tahun.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.