Dahulu, Aku Mencintaimu

Tak Pernah Diingat adalah Hal yang Paling Kejam (5)



Tak Pernah Diingat adalah Hal yang Paling Kejam (5)

Apa yang dikatakan Gu Yusheng mengejutkan Qin Zhi'ai. Ia menatap Gu Yusheng, matanya terbuka lebar.

Gu Yusheng kehilangan kendali atas detak jantungnya, deg, deg, deg. Jantungnya berdetak lebih cepat dan semakin cepat tanpa ada tanda akan melambat ketika Qin Zhi'ai membuka matanya lebih lebar lagi.

Reaksi Qin Zhi'ai yang aneh seperti itu membuat Gu Yusheng menjadi sedikit panik. Ia berusaha keras untuk tampak setenang dan sedingin mungkin. Namun, ia mulai merasa dengan jelas bahwa ketenangannya mulai runtuh di bawah tatapan Qin Zhi'ai. Gu Yusheng merasa dijerat ketakutan.

Gu Yusheng seperti kerasukan dan menjadi sedikit gila setiap kali melihat mata Qin Zhi'ai. Sialan!

Ada sesuatu yang salah dengan Qin Zhi'ai juga. Matanya memang sudah besar. Mengapa ia harus menatap dengan mata yang terbuka lebar. Siapakah dia, mencoba untuk menggoda?

Gu Yusheng tidak tahu bagaimana harus bereaksi pada situasi seperti ini dan mulai menjadi marah dengan sendirinya. Ia memaki Qin Zhi'ai tanpa berpikir dua kali , "Berhenti memandangku, Sialan!"

Gu Yusheng sudah mengajak Qin Zhi'ai dengan baik untuk pergi ke pesta bersamanya beberapa saat yang lalu. Mengapa ia menjadi marah pada detik berikutnya? Gu Yusheng pasti sudah kehilangan akal. Hal ini sangat kontras. Qin Zhi'ai tidak bisa mengikuti perubahan hatinya terus. Ia terkejut oleh teriakan Gu Yusheng dan ia pun mengedipkan matanya.

Qin Zhi'ai tidak terlalu mengerti dengan keadaan ini dan tetap memasang tatapan tak berdosa pada wajahnya.

Qin Zhi'ai terlihat sangat menarik. Apalagi ketika ia mengedipkan mata.

Gu Yusheng tertegun melihat kecantikannya. Ia masih merasa marah, tetapi tak bisa mengeluarkannya.

Gu Yusheng memandang ke sekitarnya dan melihat kemejanya pada gantungan kayu di dekat pintu. Ia melangkah keluar tanpa keraguan dan menarik baju itu dari gantungannya, dengan kencang. Gu Yusheng berjalan mendekati, melemparkan baju itu ke kepala Qin Zhi'ai. Kemeja itu menutupi wajah Qin Zhi'ai seluruhnya.

Qin Zhi'ai tanpa disadari mengangkat tangannya dan mencoba melepaskan kemeja itu. Begitu jarinya menyentuh kemeja, Gu Yusheng berkata dengan nada yang serius ,"Jangan bergerak."

Qin Zhi'ai menghentikan tangannya.

Tanpa melihat matanya yang indah, Gu Yusheng tampak lebih memiliki kendali dan rasionalistas. Ia segera memerintahnya ,"Xiaowang akan datang menjemputmu di rumah pada hari Senin depan pukul enam."

Gu Yusheng memikirkan hal itu dan menambahkan ,"Bukan aku yang menginginkanmu datang, tetapi Kakek memintaku untuk mengajakmu ke pesta itu."

Jika kakek yang meminta Gu Yusheng untuk mengajak Qin Zhi'ai ke pesta, ia bertanya-tanya apakah Gu Yusheng berpikir bahwa ia merencanakan hal ini hanya supaya ia bisa berada di dekat Gu Yusheng lagi.

Qin Zhi'ai membela dirinya tanpa disadari," Aku tidak bilang pada kakek bahwa aku ingin pergi ke pesta bersamamu. Lagi pula, aku mungkin ada janji lain pada hari Senin depan. Bagaimana jika aku bicara pada kakek --"

Ini menjadi lucu. Gu Yusheng sebenarnya sudah mengarang tentang semua pesta ini. Kakek tidak pernah memintanya melakukan itu, dan Gu Yusheng tahu tidak akan ada pesta di hari Senin depan. Kebohongannya akan ketahuan jika Qin Zhi'ai pergi dan berbicara pada kakek.

Gu Yusheng mengerutkan dahinya sedikit dan memotong perkataan Qin Zhi'ai, katanya "Apa yang kau bicarakan? Apakah kamu akan bilang pada kakek bahwa aku mengancammu untuk tidak datang bersamaku dan memintanya untuk memarahi aku lagi?"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.