Dahulu, Aku Mencintaimu

Tak Pernah Diingat adalah Hal yang Paling Kejam (6)



Tak Pernah Diingat adalah Hal yang Paling Kejam (6)

0

Setelah mengatakan itu, Gu Yusheng berbalik dan berjalan keluar. Ketika ia sudah berjalan sejauh beberapa meter, ia berhenti dengan kekhawatiran jika Qin Zhi'ai akan benar-benar menelepon kakeknya.

Gu Yusheng berpikir untuk beberapa saat, kemudian mundur beberapa langkah, menambahkan pada Qin Zhi'ai," Jangan katakan apa pun tentangku pada kakek! Jika kakek menelepon dan menyalahkanku, tunggu dan lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu!"

Lalu Gu Yusheng melangkah pergi.

Qin Zhi'ai tidak melepaskan baju dari kepalanya sampai ia mendengar Gu Yusheng menghidupkan mobilnya di garasi.

Qin Zhi'ai menolehkan kepalanya perlahan dan melihat melalui jendela bahwa Gu Yusheng sudah keluar melewati pintu gerbang.

Mungkin karena Gu Yusheng tiba-tiba naik ke atas dan mengatakan sesuatu pada Qin Zhi'ai, percakapan antara Gu Yusheng dan Wu Hao sore itu terngiang kembali di telinga Qin Zhi'ai. Karena itu, Qin Zhi'ai tidak bersemangat untuk mempelajari naskahnya, dan hatinya yang baru saja menjadi tenang, sekarang kembali merasakan sakit lagi.

Mungkin seharusnya Qin Zhi'ai sudah menyerah saja terhadap Gu Yusheng ketika delapan tahun yang lalu, ia mengetahui bahwa nomor telepon yang Gu Yusheng berikan tidak aktif.

Atau Qin Zhi'ai seharusnya sudah tahu bahwa semuanya sudah berakhir di antara mereka sejak dua tahun yang lalu, ketika ia berlari menghampiri Gu Yusheng dan mendengar jawaban bahwa ia tidak mengingat dirinya sama sekali padahal ia sudah mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk berdiri di depan Gu Yusheng.

Qin Zhi'ai tidak ingin menyerah dan membiarkannya menghilang dari hidupnya.

Lagi pula, cintanya sangat mendalam dan tidak terlupakan.

Karena itu, Qin Zhi'ai bersedia menggantikan wanita lain untuk tinggal bersama Gu Yusheng untuk sementara.

Tidak pernah diingat adalah hal yang paling kejam.

Ia berpikir bahwa ia mungkin takkan pernah ada di hati Gu Yusheng.

Jika aku memang pernah ada di dalam pikirannya, bagaimana ia bisa melupakanku?

Jika ia pernah mengingatku, ia pasti bisa mengetahui sesuatu, meskipun aku merubah penampilanku. Qin Zhi'ai merasa begitu sedih karena Gu Yusheng sudah melupakannya sama sekali.

-

Pada suatu sore di hari Senin berikutnya, Qin Zhi'ai menerima telepon dari Xiaowang untuk mengingatkannya tentang pesta malam itu.

Xiaowang berkata ia akan menjemputnya pada pukul enam, tetapi sebenarnya, ia sudah tiba dari pukul lima sore.

Pada waktu itu, Qin Zhi'ai sudah selesai merias wajahnya, maka ia mengambil gaun secara acak dan memasangkannya dengan sepasang sepatu berhak tinggi dengan warna senada, lalu berjalan turun ke lantai bawah.

Xiaowang menunggunya di mobil untuk beberapa waktu. Melihat Qin Zhi'ai keluar dari vila, ia segera membukakan pintu mobil. Qin Zhi'ai mengucapkan terima kasih, tetapi ketika ia membungkuk untuk masuk ke dalam mobil, ia melihat Gu Yusheng sudah duduk di kursi belakang, bersandar di kursi dengan mata tertutup.

Bukankah ia berkata akan menyuruh Xiaowang untuk menjemputnya? Mengapa ia juga berada di sini?

Qin Zhi'ai menunjukkan sopan santun yang baik dengan sukarela, masuk ke dalam mobil dengan hati-hati dan duduk di sebelah Gu Yusheng.

Xiaowang menutup pintu, berputar menuju bagian depan untuk masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin.

Suasana sangat hening di dalam mobil, tak satupun bersuara.

Gu Yusheng tetap menutup matanya, tubuhnya yang sedang santai terlihat seperti ia benar-benar jatuh tertidur.

Syaraf-syaraf Qin Zhi'ai yang tegang berangsur-angsur mulai menjadi lemas. Ia memandang keluar jendela tanpa berkedip untuk beberapa saat, namun sekarang ia dapat mengalihkan matanya ke tempat lain.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.