Dahulu, Aku Mencintaimu

Menidurinya Setiap Kali Ada Perselisihan (10)



Menidurinya Setiap Kali Ada Perselisihan (10)

0

Orang-orang di ruangan seberang tetap berbicara dan minum, tetapi mereka semua tampak bingung.

Tuan Yang lah orang pertama yang tidak dapat menahan ketenangannya, ia berkata dengan khawatir, "Aku merasa suatu hal serius akan terjadi."

Seseorang tidak menyadari apa yang dimaksud oleh Tuan Yang, dan bertanya ,"Apa yang akan terjadi?"

"Tuan Gu…." Tuan Yang meletakkan mikrofonnya dan berlari ke meja kopi. Ia berjongkok dan berkata ,"Aku tahu Tuan Gu mudah marah, tetapi aku tak pernah melihatnya begitu marah kepada seorang wanita."

Saat Tuan Yang berbicara, wajah garang Gu Yusheng muncul kembali dalam benak semua orang. Gu Yusheng tampak seperti akan membunuh Qin Zhi'ai ketika ia menyeret Qin Zhi'ai memasuki suite. Semua orang yang berada di ruangan bergetar. Seseorang lainnya tak tahan untuk bertanya, "Bagaimana jika Tuan Gu tidak bisa mengendalikan kemarahannya? Bisa-bisa Tuan Gu tidak sengaja membunuhnya?"

"Kakak Sheng tidak mungkin melakukannya…." Lu Bancheng, yang sejak tadi tidak mengatakan apa pun, tiba-tiba menjawab dengan kurang yakin. Ia menyesap anggurnya, tetapi sebelum ia sempat menelannya, ia meletakkan gelasnya dan berkata ,"Aku harus pergi memeriksa."

Lu Bancheng berjalan ke pintu kamar suite milik Gu Yusheng dan berhenti sejenak. Ketika ia mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu, pintu tiba-tiba terbuka dari dalam dan seseorang bergegas keluar.

Karena gerakannya sangat cepat, seseorang yang berlari keluar itu menabrak dan jatuh ke dalam pelukan Lu Bancheng sebelum ia sempat menghindar.

Lu Bancheng tertegun, lalu mendesah lega. Untungnya, tidak terjadi hal yang serius. Ia memegang bahu Qin Zhi'ai dan berkata ,"Xiaokou?"

Melihat tas di tangan Qin Zhi'ai, Lu Bancheng berkata lagi ,"Apakah kau tidak mau bermain sebentar? Apakah kau mau pergi sekarang?"

Qin Zhi'ai tidak menyangka seseorang akan berdiri di balik pintu, maka ia sangat terkejut ketika ia terjatuh ke dalam pelukan Lu Bancheng. Setelah Qin Zhi'ai pulih dari kagetnya, ia segera melangkah mundur, membuat jarak yang cukup lebar di antara mereka.

Mendengar apa yang dikatakan Lu Bancheng, Qin Zhi'ai hendak mengangkat kepalanya dan menjawab tidak dengan senyuman. Pada saat itu, wajahnya penuh air mata, dan seperti ada gumpalan dalam tenggorokannya sehingga ia tidak bisa mengeluarkan suaranya. Ia hanya bisa mengangguk pada Lu Bancheng dengan kepala menunduk, kemudian berlari melewatinya.

Qin Zhi'ai begitu tergesa-gesa sehingga ia tersandung, tubuhnya menjadi tidak seimbang dan ia terjatuh ke lantai.

Gu Yusheng berbaring di tempat tidur dengan punggung bersandar pada kepala tempat tidur, tetapi ketika ia melihat Qin Zhi'ai terjatuh, ia segera bangkit tanpa berpikir. Ketika Gu Yusheng hendak melompat turun dari tempat tidur, ia melihat Lu Bancheng mengulurkan tangannya untuk menopang Qin Zhi'ai.

Dengan desahan lega, Gu Yusheng menghentikan tindakannya dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Lalu ia mendengar Qin Zhi'ai berkata dengan suara lembut, "Terima kasih."

Qin Zhi'ai tidak mengucapkan terima kasih padaku bahkan ketika aku menjemputnya dalam hujan deras. Sekarang ketika Lu Bancheng menolongnya, ia berterima kasih pada Lu Bancheng?

Gu Yusheng mengerutkan dahi dan melihat ke arah pintu. Qin Zhi'ai masih tetap menunduk. Lu Bancheng memegang lengannya dan bertanya dengan lembut ,"Apakah engkau terluka?"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.