Dahulu, Aku Mencintaimu

Menidurinya Setiap Kali Ada Perselisihan (2)



Menidurinya Setiap Kali Ada Perselisihan (2)

0

Jari Gu Yusheng yang sedang menjepit rokok bergetar sedikit karena ia tahu tidak ada yang melihatnya. Ia memiringkan kepalanya dan memandang air hujan memercik di jendela untuk waktu yang sangat lama, kemudian mengangkat tangannya dan merokok. Setelah beberapa saat, gumpalan asap putih melayang keluar dari hidungnya. Ketika cincin asap sudah hampir hilang semua, Gu Yusheng mengambil telepon dan menghubungi nomor Liang Doukou, tapi operator mengatakan bahwa telepon Liang Doukou sedang tidak aktif.

Alis Gu Yusheng berkerut, lalu ia melempar teleponnya dengan ceroboh dan berkata pada Xiaowang," Menuju pinggiran Utara, Jin Yu Spa."

Mengapa ia ingin pergi ke pinggiran kota dalam keadaan badai parah? Walaupun Xiaowang bingung, ia tidak berani bertanya, hanya berfokus pada jalan di depannya dan mengemudi dengan hati-hati.

-

Qin Zhi'ai sudah memesan lebih dari sepuluh mobil, dan bahkan menaikkan harganya beberapa kali, tetapi semua pesanan dibatalkan karena hujan yang sangat lebat.

Ada sebuah stasiun kereta bawah tanah sekitar tiga kilometer dari vila. Belum ada tanda bahwa hujan akan reda, dan hari sudah semakin malam. Telepon Qin Zhi'ai sudah hampir kehabisan daya. Jika ia terus menunggu, ia pasti akan terjebak sendirian di sana.

Setelah mempertimbangkan untuk beberapa saat, Qin Zhi'ai membeli payung dari meja resepsionis, memakai kaca mata hitam dan maskernya, dan memutuskan untuk menggunakan kereta bawah tanah untuk kembali ke kota.

Angin bertiup sangat kencang dan meniup ujung-ujung payungnya hingga rusak. Air hujan jatuh langsung kepada Qin Zhi'ai dan bajunya menjadi benar-benar basah.

Jalanan di pinggiran kota tidak sebagus jalanan di dalam kota, menjadi sedikit sulit bagi Qin Zhi'ai untuk berjalan dengan menggunakan sepatu berhak tinggi. Ia terpaksa melepas sepatunya dan berjalan dengan kaki telanjang.

Dalam perjalanannya menuju ke stasiun kereta bawah tanah, sebagian jalanan sedang dalam pengerjaan, sehingga ada banyak gundukan, lubang, dan genangan air. Di bawah air, ada kerikil dan serpihan tajam yang tersembunyi, hingga melukai kakinya.

Ketika ia sudah melewatinya, kakinya penuh dengan goresan dan luka-luka ringan. Setiap langkahnya memberikan rasa sakit yang tidak tertahankan.

Qin Zhi'ai mengertakkan giginya sambil melanjutkan perjalanannya, tetapi setelah beberapa saat, ia merasa terlalu kesakitan hingga ia berhenti dan bersandar pada lampu jalan.

Hujan semakin lebat dan lebih deras dari ketika ia baru meninggalkan vila.

Pandangan Qin Zhi'ai sudah hampir terhalang oleh hujan, maka ia beristirahat di sana cukup lama, dan melihat ke bawah memeriksa kakinya.

Darah terus mengalir dari luka-luka sayatan karena serpihan yang tajam.

Dengan luka yang terendam di air, ia merasakan semakin sakit lagi. Ia tidak bisa menahan rasa sakitnya saat ia berdiri, apalagi jika ia berjalan. Qin Zhi'ai merasa ingin sekali menangis.

Qin Zhi'ai menarik teleponnya keluar dari tas dan mencoba untuk memesan mobil lagi secara online, tetapi teleponnya mati.

Sebenarnya, saat Qin Zhi'ai memesan kendaraan di vila tadi, ia bisa saja menghubungi Mansion keluarga Gu.

Jika Tuan Besar Gu tahu ia terjebak di pinggiran kota dan tidak bisa kembali ke kota, ia pasti akan pergi dan menjemputnya.

Namun, ia takut jika Tuan Besar Gu akan menelepon Gu Yusheng dan menyuruhnya untuk menjemput Qin Zhi'ai.

Gu Yusheng…..ia sangat benci diganggu oleh Qin Zhi'ai, maka itu Qin Zhi'ai mencoba sedapat mungkin untuk menghindarinya, menjadi orang asing dalam kehidupan Gu Yusheng dan tidak melakukan apa pun yang mengganggunya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.