Dahulu, Aku Mencintaimu

Delapan Tahun Mencintainya Bagaikan Sebuah Mimpi (8)



Delapan Tahun Mencintainya Bagaikan Sebuah Mimpi (8)

Pada hari itu, Qin Zhi'ai merasa sedih luar biasa. Ia tidak bisa menahan pikirannya bahwa Gu Yusheng melewatkan kencan dengannya dua kali berturut-turut.

Qin Zhi'ai merasa sangat sedih sampai ia tidak bisa menerima kenyataan ini. Ia berpikir bahwa selama ia terus menelepon, Gu Yusheng pada akhirnya akan mengangkat telepon cepat atau lambat, tetapi sampai malam tiba dan lampu-lampu di kota menyala, nomor yang Gu Yusheng berikan masih tetap tak terjangkau.

Akhirnya, setelah mendengar suara wanita mekanik jutaan kali, Qin Zhi'ai menjadi kecewa luar biasa dan terjongkok dengan telepon di tangannya, menangis dengan putus asa.

Meskipun ini hanya sebuah mimpi, tangisan Qin Zhi'ai sangatlah jelas, bahkan menjadi semakin jelas, ketika akhirnya Qin Zhi'ai dibangunkan oleh seseorang. "Nona? Nona?"

Setelah beberapa saat, Qin Zhi'ai membuka matanya perlahan dan melihat si pengurus rumah, sedang berdiri di dekat tempat tidur dengan khawatir. Setelah melihat Qin Zhi'ai terbangun,pengurus rumah mengambil napas dalam. "Nona, anda membuat saya sangat ketakutan. Saya perhatikan anda tidak biasanya bangun sesiang ini, maka saya datang untuk melihat anda, tetapi saya hanya melihat anda menangis."

Qin Zhi'ai mengedipkan matanya, kemudian menaikkan tangan untuk menghapus wajahnya yang penuh garis-garis air mata.

Ternyata suara tangisan yang baru saja didengarnya bukan hanya di dalam mimpinya, tetapi juga dalam kenyataanya.

"Nona, apakah anda menangisi kenangan yang pahit? Mengapa anda begitu sedih? Pengurus rumah memberikan secangkir air hangat kepada Qin Zhi'ai.

Qin Zhi'ai menerima cangkir itu dan mengucapkan terima kasih kepada pengurus rumah. Setelah ia meminum setengah dari cangkir itu,ia menjawab ,"Tidak, hanya sebuah mimpi buruk."

"Mimpi buruk apa yang membuatmu ketakutan seperti ini?" Pengurus rumah masih penasaran. Qin Zhi'ai tidak menjawabnya kali ini, sebaliknya memandang pada sinar matahari yang cerah di luar jendela, yang berarti ini sudah hampir siang hari. Qin Zhi'ai berkata ,"Aku lapar, tolong pergilah ke bawah dan siapkan makanan untukku. Aku akan turun setelah mandi."

Melihat bahwa Qin Zhi'ai tidak ingin memberi tahunya lagi, pengurus rumah tidak melanjutkan bertanya, tetapi setuju dan membawa cangkir keluar dari ruang tidur.

Setelah pengurus rumah pergi, Qin Zhi'ai berbaring di tempat tidur dalam keadaan linglung sejenak, kemudian meraba wajahnya, keluar dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.

Qin Zhi'ai tidak menghapus rias wajahnya pada malam sebelumnya, dan ia juga menangis, sehingga wajahnya sekarang seperti palet warna, kekacauan yang tak tertahankan untuk dilihat.

Qin Zhi'ai membutuhkan banyak waktu untuk membersihkannya. Setelah ia memakai rias mata yang biasa dipakai Liang Doukou di depan cermin, ia berdiri dan berjalan ke bawah.

Turun di lantai satu, Qin Zhi'ai mendengar suara pengurus rumah, maka ia memandang padanya. Pengurus rumah sedang berbicara di telepon.

"Nona Liang? Ia sudah bangun dan tampak baik-baik saja. Tetapi aku baru masuk ke dalam kamarnya dan ia menangis….Tentang apa? ia berkata ia mendapatkan mimpi buruk…"

Sebelum Qin Zhi'ai menyelesaikan kata-katanya, ia tiba-tiba melihat Qin Zhi'ai berjalan turun, maka ia berkata di telepon ," Tuan Gu, Nona Liang ada di sini, silakan anda berbicara dengannya."

Berkata demikian, pengurus rumah meletakkan telepon pada tangan Qin Zhi'ai, tidak memberinya kesempatan untuk menolak.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.