Dahulu, Aku Mencintaimu

Cinta yang Mendalam dan Takdir yang Memilukan (7)



Cinta yang Mendalam dan Takdir yang Memilukan (7)

0

Dengan sendirinya Qin Zhi'ai membeku di tempat, tetapi setelah beberapa saat, ketika ia hendak menggerakkan bibirnya untuk menyapa Gu Yusheng, ia tiba-tiba teringat akan keinginan Gu Yusheng untuk tidak berurusan apa-apa lagi denganya. Gu Yusheng takkan menghargai sapaannya. Qin Zhi'ai menundukkan mata untuk menutupi kesedihannya, keinginan untuk menyapa Gu Yusheng hilang sudah.

Qin Zhi'ai tidak memasuki ruangan, tetapi berdiri di pintu tanpa berkata-kata.

Gu Yusheng pun tidak pernah berniat untuk mengatakan apa pun.

Seluruh ruangan menjadi sunyi sepi.

Lama-lama, Qin Zhi'ai merasa tidak mampu lagi menahan kegugupan ini -- telapak tangannya sudah basah oleh keringat.

Setelah cukup lama, Qin Zhi'ai akhirnya tahu apa yang harus ia katakan pada Gu Yusheng, ia menaikkan mata dan mengertakkan giginya, tetapi ketika ia hendak membuka mulutnya, Gu Yusheng, yang sudah lama terdiam, tiba-tiba melambai kepadanya ,"Kemarilah!"

Sepertinya inilah pertama kalinya Gu Yusheng berbicara pada Qin Zhi'ai dengan nada yang penuh ketenangan sejak Qin Zhi'ai pindah ke vilanya tiga bulan yang lalu… Qin Zhi'ai memandangnya dengan terkejut, kemudian memalingkan matanya lagi. Qin Zhi'ai tetap berdiri di sana dengan mata tertunduk, tetapi setelah beberapa saat, ia melangkah perlahan ke dalam ruangan.

Semakin dekat kepada Gu Yusheng, semakin tebal asap yang terasa, dan ia menjadi semakin gugup.

Bagaimanapun, Qin Zhi'ai tidak punya keberanian untuk bergerak lebih dekat lagi, maka ia pun berhenti sekitar setengah meter di depan Gu Yusheng.

Dengan rokok di antara bibirnya, Gu Yusheng menatap Qin Zhi'ai, lalu berhenti beberapa saat, kemudian mengeluarkan sebuah amplop dari kantong dan menyerahkannya pada Qin Zhi'ai.

Qin Zhi'ai melihat pada Gu Yusheng dengan kebingungan dan melihat tidak adanya keinginan untuk menjelaskan pada mata Gu Yusheng, maka Qin Zhi'ai mengulurkan tangannya untuk menerima amplop tersebut. Qin Zhi'ai menundukkan kepalanya, membuka amplop sedikit, dan melihat satu bundel uang di dalamnya.

Mengapa Gu Yusheng memberinya uang?

Ketika Qin Zhi'ai menatap uang tersebut dengan bingung, pengurus rumah naik ke atas dan mengetuk pintu, memecah keheningan di dalam ruangan.

"Tuan, Nona, makan malam sudah siap."

"Baiklah," Gu Yusheng menjawab, memberi tanda pada pengurus rumah untuk pergi. Gu Yusheng mengangkat kepalanya untuk melihat wanita yang sedang menatap amplop itu dengan pandangan kosong, kemudian memadamkan rokoknya di asbak dan berdiri, menjelaskan tanpa emosi," Ini untuk biaya pengobatanmu kemarin."

Lalu, tanpa peduli apakah Qin Zhi'ai sudah mendengarnya atau tidak, Gu Yusheng melewatinya dan berjalan menuruni tangga.

Ini adalah untuk biaya pengobatan…..Kata-kata ini terngiang dalam benak Qin Zhi'ai dan ia tiba-tiba teringat apa yang Gu Yusheng katakan di telepon sehari setelah kecelakaan itu -- Aku hanya ingin kau menanyakan pada Qin Zhi'ai berapa biaya pengobatannya kemarin. Aku akan meminta sekretarisku untuk mengirimkan uang padanya, karena aku tidak ingin berutang apa pun padanya, jika seandainya ia terus menggangguku dengan menggunakan alasan itu.

Karena itulah, untuk pertama kalinya Gu Yusheng punya keinginan untuk berbicara dengan Qin Zhi'ai dalam nada yang normal, adalah untuk menyelesaikan semua urusan dengannya.

Bagaimanapun, tahukah ia bahwa pada malam itu ia tidak menyelamatkan Gu Yusheng sebagai Liang Doukou, tetapi sebagai wanita yang merindukannya selama delapan tahun meskipun ia sudah diabaikan dua kali dan telah dilupakan sepenuhnya?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.