Dahulu, Aku Mencintaimu

Pergilah Sejauh Engkau Bisa! (3)



Pergilah Sejauh Engkau Bisa! (3)

0

Sebuah perasaan yang teramat buruk memasuki hati Gu Yusheng, maka ia menjadi sedikit kaku dan segera melihat ke belakang, ia hanya melihat sebuah mobil biru di tengah-tengah jalan, berhenti tepat dimana ia baru saja didorong menjauh.

Seseorang berbaring pada jarak sekitar dua meter dari bumper depan mobil.

Tidak jauh dari tangan kiri orang tersebut, terdapat sebuah setelan jaket.

Gu Yusheng merasa tidak asing dengan jaket itu, karena itu adalah jaketnya yang baru saja ia lepas dan berikan pada Liang Doukou.

Jadi, apakah seseorang yang terbaring di sana adalah Liang Doukou?

Ia baru saja melemparkan jaket itu kepadanya dan membalikkan badan. Apakah ia berteriak kepadanya karena sebuah mobil melaju ke arahnya?

Berpikir keras, Gu Yusheng mengingat kembali teriakan Liang Doukou -- "Gu Yusheng!"

Tubuh Gu Yusheng bergoyang sedikit, dan ia bersandar pada lampu jalan di sampingnya dengan cahaya yang redup menyinari ke bawah dari atas kepalanya, mengaburkan wajahnya yang tampan.

Gu Yusheng tetap tenang, tiada perubahan emosi pada wajahnya, memandang jaket di jalan tanpa berkedip, sangat diam bagaikan ia berada dalam sebuah gambar.

Si Pengemudi mobil itu jelas sekali ketakutan karena kecelakaan mobil yang tiba-tiba ini, ia duduk sesaat di dalam mobilnya, kemudian membuka pintu dan keluar dengan panik.

Qin Zhi'ai terbaring di sana, tidak bergerak.

Pengemudi mobil tidak tahu apakah ia masih hidup. Ia sangat ketakutan ketika berjalan perlahan kepadanya. Kemudian ia berjongkok dan mengulurkan tangannya ke hidung Qin Zhi'ai.

Sebelum pengemudi itu selesai memeriksa apakah ada napas keluar dari hidungnya, Qin Zhi'ai, yang tengah terbaring di jalan dengan mata tertutup, membuka matanya perlahan-lahan.

Melihat ia sudah terbangun, pengemudi mobil itu merasa lega dan berkata ,"Nona, apakah kau baik-baik saja?"

Qin Zhi'ai sempat berpikiran kosong untuk beberapa saat, tetapi ketika ia menyadari keadaan ini, ia menggerakkan kepalanya untuk melihat sekeliling, ekspresi wajahnya jelas menjadi tenang ketika ia melihat Gu Yusheng bersandar pada lampu jalan di pinggir jalan. Kemudian ia melihat si pengemudi, dan menjawab," Aku… baik."

"Baiklah, baiklah! Terima kasih Tuhan! Hampir saja…!" Semakin pengemudi itu mengingat kembali kecelakaan itu, ia menjadi semakin takut, maka ia mengulang perkataannya itu beberapa kali. Tampaknya ia ingat sesuatu yang perlu dilakukan, dan dengan terburu-buru mengeluarkan telepon genggam dari kantongnya, sambil berkata, "Aku akan segera menelepon ambulans, dan polisi…"

"Tidak, tidak perlu." Qin Zhi'ai menggerakkan tubuhnya perlahan, Setelah memastikan bahwa tidak ada tulang yang retak ataupun patah, ia melanjutkan," Antar saja aku langsung ke rumah sakit."

"Oh, baiklah," si pengemudi menjawab dengan datar, dan setelah beberapa waktu, ketika ia sudah benar-benar memahami keadaannya, ia bergegas meraih Qin Zhi'ai dan mengangkatnya dari jalan.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.