Dahulu, Aku Mencintaimu

Pergilah Sejauh Engkau Bisa! (6)



Pergilah Sejauh Engkau Bisa! (6)

0

Dengan muka pucat seperti mayat yang tampak pada wajah Qin Zhi'ai, tanpa sadar Qin Zhi'ai mengepalkan tangannya,membuat rasa sakit pada lukanya semakin perih, dan tubuhnya mulai bergetar dengan tak terkendali.

"Jika kau ingin jadi penyelamatku, aku tidak mau berkomentar, tetapi kuberi tahu ya, aku tak peduli sekalipun kau menyelamatkanku."

Tubuh Qin Zhi'ai bagai remuk, rasanya seperti ia akan pingsan kapan saja.

Melihat itu dari sudut matanya, tanpa berpikir lagi Gu Yusheng menahan kembali perkataan kasarnya yang sudah berada di ujung lidah.

Ia menyadari bahwa ia telah berhenti berbicara, menciptakan keheningan yang panjang.

Gu Yusheng mempunyai sifat mudah marah, dan ia tahu ia tidak pernah menjaga ucapannya saat ia marah pada seseorang, tetapi kali ini ia baru saja berhenti karena Qin Zhi'ai….Jika ia menghitung peristiwa saat berada di mobil, ini berarti kali kedua ia telah bersikap tak normal….Kenapa ia bisa bersikap seperti ini?

Ketika Gu Yusheng merasa kesal, ia akan terus merokok. Secara naluriah tangannya menyentuh kantong di dada, dan menyadari bahwa ia sudah membuang semua rokoknya ke tempat sampah.

Ia pasti sudah tersihir oleh sekian banyak peristiwa yang berjalan salah malam ini…. Gu Yusheng meletakkan tangannya di pinggang, merasa kesal dan melihat ke sekelilingnya kemudian melangkah pergi tanpa melihat ke belakang. Tak sengaja ia melihat Zhou Jing keluar dari lift.

-

Syukurlah, pengemudi mobil itu sempat menginjak rem begitu ia melihat seseorang berdiri di depan mobilnya. Walaupun Qin Zhi'ai tertabrak jatuh, luka-luka yang dideritanya hanyalah pada kulit, dengan beberapa di antaranya sedikit lebih parah. Yang paling parah adalah pada betisnya, yang sempat ditangani oleh Gu Yusheng, dan kemudian dijahit di rumah sakit.

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam ketika akhirnya mereka keluar dari rumah sakit. Zhou Jing mengantarkan Qin Zhi'ai kembali ke vila Gu Yusheng.

Ketika mobil berhenti, Qin Zhi'ai mengucapkan perpisahan dan hendak membuka pintu, tetapi Zhou Jing tiba-tiba berteriak padanya," Nona Qin."

Ketika Qin Zhi'ai sudah memulai penyamarannya sebagai Liang Doukou, maka untuk menghindari kesalahan, Zhou Jing meminta semua staf untuk memanggil Qin Zhi'ai dengan sebutan "Nona Liang" atau "Xiaokou", bahkan saat berada dalam situasi pribadi. Tetapi kali ini, ia tiba-tiba meneriakkan nama aslinya dengan sopan, yang mengejutkan Qin Zhi'ai untuk beberapa waktu sampai kemudian ia memutar kepalanya melihat kepada Zhou Jing.

Zhou Jing tersenyum samar dan berkata," Ternyata Nona Qin masih mengetahui identitasnya yang sebenarnya."

Dihadapkan dengan arti yang jelas-jelas tersirat dalam kata-kata Zhou Jing, Qin Zhi'ai mengatupkan bibirnya kehabisan kata-kata.

"Nona Qin, meskipun kau adalah Liang Doukou di mata publik, engkau bukanlah dia yang sebenarnya. Ketika nanti Xiaokou kembali, semua yang kau miliki akan kembali kepadanya, jadi aku harap engkau bisa menyimpan itu dalam pikiranmu. Jangan mendambakan hal-hal yang bukan milikmu." Setelah jeda sesaat, Zhou Jing, merasa khawatir Qin Zhi'ai tidak memahaminya, ia menambahkan," Seingatku, bagaimanapun Xiaokou berkelahi dengan Gu Yusheng, ia tidak pernah membiarkan Xiaokou masuk ke dalam mobilnya, apalagi membawanya ke rumah sakit."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.