Dahulu, Aku Mencintaimu

Sepucuk Surat Misterius (10)



Sepucuk Surat Misterius (10)

0Dipeluk secara tiba-tiba oleh Gu Yusheng, awalnya Qin Zhi'ai sangat terkejut, lalu serangkaian teriakan kepanikan mengelilingi telinganya.     

Sebelum Qin Zhi'ai mengangkat kepalanya untuk melihat apa yang terjadi, Gu Yusheng, dengan tangan memeluknya, segera menariknya mundur ke sisi jalan.     

Gu Yusheng bergerak sangat cepat sehingga Qin Zhi'ai tidak dapat mengikutinya sama sekali. Bahkan setelah Gu Yusheng berhenti, ia terjatuh ke dadanya karena kehilangan keseimbangan lalu ia mendengar suara mesin mobil pada jarak yang dekat.     

Qin Zhi'ai mengerutkan dahi dan segera menggenggam tangan Gu Yusheng untuk menstabilkan tubuhnya. Ia mengangkat wajahnya dan melihat sebuah mobil dengan terburu-buru menuju ke arah mereka dengan kecepatan penuh.     

Meskipun banyak orang di jalan, mobil itu melaju dengan kencang. Jalan yang seluruhnya untuk pejalan kaki dimana semua orang berjalan dengan teratur, sekarang menjadi rusuh. Orang-orang menyelamatkan diri ke segala arah, dan beberapa dari mereka yang bereaksi lebih lambat tertabrak oleh mobil itu. darah tumpah kemana-mana.     

Di depan Qin Zhi'ai dan Gu Yusheng ada beberapa anak tangga. Mobil itu melaju kencang menuju anak tangga itu, tetapi harus berhenti karena tidak bisa mengendarai mobil di atas tangga.     

Sebelum mobil itu berhenti, tiga orang melompat keluar dari dalam mobil. Mereka membiarkan pintu mobil terbuka, kemudian langsung berlari menuju tangga. Ketika mereka masih setengah jalan, mereka sepertinya melihat sesuatu, maka mereka tiba-tiba berbalik dan bergegas menuruni tangga.     

Ketika mereka baru saja tiba kembali ke mobil, beberapa polisi tiba dari arah yang sama ketika mobil tadi datang. Ketiga orang tersebut saling berpandangan kemudian melihat ke sekeliling, dan tiba-tiba melarikan diri ke berbagai arah.     

Dengan teriakan-teriakan kepanikan yang timbul tenggelam dimana-mana, ketiga orang itu berjalan kembali ke mobil, masing-masing mereka menyandera satu orang. Pada tenggorokan para sandera ini, ditempelkan pisau yang tajam dan berkilau.     

Para sanderanya adalah dua wanita muda dan seorang anak laki-laki berusia lima atau enam tahun. Bocah laki-laki ini tentu saja ketakutan dan terus menangis dan berteriak. Ibunya sangat khawatir dan terus menerus memohon belas kasihan pada ketiga orang itu.     

Pada saat ini, beberapa polisi juga bergegas menuruni tangga. Semua polisi yang baru tiba mengepung ketiga orang itu, menjaga ketat agar mereka tetap berada di tengah, tapi tak ada satupun dari mereka yang berani melangkah maju, khawatir jika ketiga orang itu merasa terganggu dan membahayakan nyawa para sandera.     

Setelah beberapa saat, semakin banyak polisi yang tiba. Melihat hal itu, ketiga orang itu saling melihat satu sama lain. Satu dari mereka segera merobek mantelnya hingga terbuka, dan terlihatlah sebuah sabuk peledak yang diikatkan pada pinggangnya.     

Melihat hal ini, orang-orang yang mengelilingi menjadi semakin panik dalam sekejap, dan para polisi tidak berani mengambil resiko.     

Dua dari polisi itu adalah kapten dan wakilnya. Mereka bergumam satu sama lain untuk beberapa saat, kemudian satu di antara mereka bernegosiasi dengan ketiga penjahat itu, sementara yang satu lagi memimpin para polisi untuk mengevakuasi orang-orang dan memasang garis polisi untuk menutup jalan.     

Ketika polisi yang tadi memimpin tiba-tiba melihat Gu Yusheng, ia terkejut, kemudian berlari kecil menghampiri mereka dan berteriak dari seberang garis polisi, "Kapten Gu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.