Dahulu, Aku Mencintaimu

Membacanya Kata Demi Kata (3)



Membacanya Kata Demi Kata (3)

0"Apakah kau lupa? Kau memintaku untuk menjauh darimu sebisa mungkin. Kau juga memintaku untuk tidak mengganggumu untuk hal-hal yang tidak penting," kata Qin Zhi'ai.     

Tubuh Gu Yusheng tiba-tiba menegang, titik-titik tekanan pada tubuhnya bagai ditekan dengan keras.     

Qin Zhi'ai benar. Bagaimana aku bisa melupakan itu? Gu Yusheng bertanya pada dirinya sendiri di dalam kepalanya.     

Qin Zhi'ai benar. Qin Zhi'ai telah mengganggunya, maka ia berusaha keras menjaga jarak dari Qin Zhi'ai. Qin Zhi'ai telah melakukan apa yang ia minta, tetapi mengapa ia tidak senang dengan hal itu? Setelah Qin Zhi'ai mencoba menghindarinya, ia malah merasa lebih buruk daripada saat Qin Zhi'ai mengganggunya.     

Persis seperti hari itu. Mengapa ia ingin tahu apa yang mereka bicarakan di telepon ketika ia mendengar bahwa Qin Zhi'ai menelepon Lu Bancheng?     

Mengapa ia marah ketika melihat Qin Zhi'ai meminta bantuan dari Lu Bancheng? Ia bahkan sampai pulang dengan marah.     

Apa yang terjadi padanya? Mengapa ia merasa begitu lepas kendali? Ia menjadi makin dan semakin konyol.     

Gu Yusheng mengerutkan dahi sedikit. Ia tampak seperti sedang terjebak dalam teka-teki yang tidak bisa ia pecahkan. Ia begitu hanyut dalam pikirannya hingga ponselnya jatuh di antara jari-jarinya dan mendarat di kakinya.     

Sepertinya ia tidak merasa sakit. Ia masih mengarahkan pandangannya pada Qin Zhi'ai sambil bertanya-tanya.     

Ekspresi wajah Qin Zhi'ai begitu damai, tanpa emosi. Sudut-sudut mulutnya melekuk ke atas dan ia lanjut berbicara. Ia berkata dengan tenang, "Aku mendengarkanmu. Apa lagi yang kau ingin aku lakukan? Aku menjaga jarak darimu. Mengapa engkau masih memperlakukanku seperti ini? Apa yang kau inginkan dariku?"     

Gu Yusheng sendiri tidak tahu mengapa. Selain itu, Qin Zhi'ai telah memberinya tiga pertanyaan lagi.     

Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Qin Zhi'ai. Ia merasa seperti ada sebuah batu besar di dadanya, membuat ia tak bisa bernapas.     

Tatapan Qin Zhi'ai seperti mengatakan ia menunggu jawaban Gu Yusheng, matanya jernih dan berkilauan.     

Gu Yusheng tak bisa menjawab semua "mengapa" itu saat Qin Zhi'ai menatapnya. Ia menjadi tambah cemas dan panik ketika ia tidak bisa menemukan jawabannya.     

Ini bukan pertama kalinya Gu Yusheng tidak tahu harus berbuat apa. Terakhir kali ia membawa Qin Zhi'ai ke sebuah pesta, Qin Zhi'ai menderita sakit haid, tetapi tidak memberitahunya. Ketika ia bertanya mengapa Qin Zhi'ai tidak memberitahunya tentang hal itu, Qin Zhi'ai mengatakan bahwa ia takut menyusahkan Gu Yusheng.     

Saat itu, Gu Yusheng sama panik dan gugupnya seperti saat ini. Untungnya, Xiaowang menimpali dan memecahkan keheningan yang canggung itu untuknya.     

Namun, kali ini, hanya ada dia dan Qin Zhi'ai.     

Gu Yusheng tidak tahu apa yang membuatnya panik. Ia sepertinya juga khawatir pada saat bersamaan. Ia belum pernah memiliki perasaan seperti ini sebelumnya dan ia merasa aneh dan tidak berdaya tentang hal itu. Ia benar-benar tidak tahu bagaimana menjawab Qin Zhi'ai. Tiba-tiba ekspresinya berubah dan menjadi marah. Ia membungkuk, meraih pergelangan tangan Qin Zhi'ai, dan menyeretnya ke tempat tidur. Ia mendorong Qin Zhi'ai ke tempat tidur dan membuka kaki Qin Zhi'ai dengan paksa pada pergelangan kakinya, lalu membaringkan dirinya di atas Qin Zhi'ai.     

Ia meniduri Qin Zhi'ai dengan paksa. Ia tidak tahu apakah ia sedang bertarung dengan Qin Zhi'ai atau dengan dirinya sendiri.     

Ia tidak yakin mengapa ia melampiaskan kemarahannya dengan cara ini. Namun, kemarahan yang terkumpul di tubuhnya secara ajaib menghilang ketika tubuhnya terjalin dengan tubuh Qin Zhi'ai. Hanya ada nafsu seksual tanpa akhir yang tersisa di dalam dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.