Dahulu, Aku Mencintaimu

Mengharapkan Sebuah Permulaan Tanpa Akhir (9)



Mengharapkan Sebuah Permulaan Tanpa Akhir (9)

0Qin Zhi'ai berpikir ia telah salah dengar. Ia terkejut sesaat dan berdiri diam di sana beberapa saat dengan kepala dimiringkan. Ia berpikir itu pasti suara mobil ketika mendengar suaranya semakin keras. Ia menyadari bahwa sebuah mobil telah melaju ke jalan masuk. Ia menendang kursinya tanpa ragu-ragu dan berlari keluar dari ruang makan, bergegas menuju jendela di ruang tamu.     

Dengan cahaya redup di halaman depan, Qin Zhi'ai melihat mobil yang kerap dikendarai oleh Gu Yusheng. Mobil itu tiba-tiba berhenti di depan rumah.     

Gu Yusheng sudah kembali.     

Qin Zhi'ai sudah menunggu Gu Yusheng sebanyak tiga kali dalam hidupnya. Akhirnya, pada kali ketiga ini, ia datang.     

Walaupun Qin Zhi'ai sudah menunggunya sepanjang malam, Qin Zhi'ai tetap merasa tersentuh dan bahagia bahwa ia akhirnya menepati janjinya.     

Qin Zhi'ai berbalik dan berlari ke ruang keluarga tanpa berpikir lagi.     

Ketika ia baru saja berjalan ke lemari sepatu, Gu Yusheng menekan kode sandi di pintu dan menarik pintu hingga terbuka.     

Qin Zhi'ai berhenti dan menatap Gu Yusheng. Ia sangat senang Gu Yusheng akhirnya kembali. Ketika ia berbicara, mulutnya melengkung untuk tersenyum pada Gu Yusheng. Suaranya juga terdengar gembira dan bersemangat. "Kau sudah kembali."     

Gu Yusheng tidak menyangka ia masih terbangun. Gu Yusheng terkejut dan berdiri sejenak di pintu sebelum menatap wajahnya.     

Senyum Qin Zhi'ai cantik dan tulus.     

Sebelumnya, Qin Zhi'ai selalu tampak malu-malu setiap kali melihat Gu Yusheng. Dahulu ia ingin Qin Zhi'ai bersikap seperti ini di depannya. Namun, pada saat ini, ia merasa tidak nyaman melihat Qin Zhi'ai seperti ini.     

Gu Yusheng hanya melirik Qin Zhi'ai dan segera mengalihkan pandangannya, tidak menanggapinya. Sebaliknya, ia berjalan melewati Qin Zhi'ai.     

Lampu di ruang tamu tidak menyala. Hanya ada beberapa lampu yang berkedip dari barang elektronik yang menyala di dalam ruangan, jadi ia tidak bisa melihat Gu Yusheng dengan baik. Ia hanya berpikir Gu Yusheng lelah dan bertanya lagi ketika Gu Yusheng berjalan melewatinya, "Apakah kau sudah makan sesuatu?"     

Qin Zhi'ai baru menyadari bahwa di luar sudah cerah setelah ia menanyakan hal itu pada Gu Yusheng. Sudah hampir waktunya untuk sarapan. Ia segera mengulangi pertanyaannya, "Apakah kau lapar?"     

Gu Yusheng masih belum menanggapi Qin Zhi'ai. Ia membungkuk untuk melepas sepatunya setelah ia menutup pintu di belakangnya.     

Qin Zhi'ai segera membuka lemari sepatu dan mengeluarkan sandal Gu Yusheng. Ia membungkuk untuk meletakkan sandal di depannya, lalu terus berkata kepadanya, "Aku membuat banyak makanan. Aku bisa memanaskannya untukmu—"     

Sebelum ia selesai berbicara dan meluruskan tubuhnya, Gu Yusheng telah mengganti sepatunya dan berjalan melewati Qin Zhi'ai lagi. Ia berjalan lurus ke dalam rumah.     

Qin Zhi'ai terkejut sesaat. Ia meluruskan tubuhnya dan mengikuti tepat di belakang Gu Yusheng. Saat ia hendak berbicara dengan Gu Yusheng, ia memperhatikan penampilan Gu Yusheng di bawah cahaya lampu yang jarang di ruang tamu.     

Mata indahnya berwarna merah, sementara pakaiannya kusut dan kotor. Tubuhnya berbau asap yang sangat kuat.     

Wajahnya pucat pasi. Ia selalu menjaga wajahnya tetap bersih, tetapi janggut mulai tumbuh di dagunya.     

Apa yang telah ia lakukan pada dirinya? Ia terlihat sangat buruk.     

Qin Zhi'ai secara naluriah berpikir Gu Yusheng pasti menghadapi masalah di tempat kerja. Ia bertanya dengan khawatir, "Apa yang terjadi?"     

Gu Yusheng pasti lelah dan dalam suasana hati yang buruk, Qin Zhi'ai berpikir dalam hatinya. Ia melanjutkan, "Aku akan menyiapkan bak rendam untukmu. Kau mungkin merasa lebih baik jika bisa sedikit bersantai sambil berendam."     

Setelah memikirkannya sedikit, Qin Zhi'ai berbalik dan berjalan ke dapur. Ia menuangkan segelas air panas dan menaruhnya di atas meja kopi. Ia menunjuk ke sofa dan berkata, "Bagaimana jika minum sedikit air dulu? Beristirahatlah. Aku akan memberitahumu jika bak rendam sudah siap untukmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.