Dahulu, Aku Mencintaimu

Jika Kau Menyangkal, Aku Akan Memercayaimu (8)



Jika Kau Menyangkal, Aku Akan Memercayaimu (8)

0Mata Gu Yusheng yang jengkel tertutup kabut, dan bahkan suara ia menggertakkan giginya terdengar sedikit menakutkan. "Kau tidak suka menyentuhku, kan? Aku pasti benar-benar membuatmu jijik hari ini!"     

Yah… Setelah melihat video itu, Gu Yusheng terus memikirkan bagaimana ia harus memperlakukan Qin Zhi'ai.     

Ia tidak bisa berpura-pura tidak ada yang terjadi. Ia tidak ingin melakukan itu.     

Ia juga tidak bisa benar-benar menyakitinya, karena ia masih mencintai Qin Zhi'ai.     

Ia berkendara berputar-putar sepanjang malam dan tetap tidak bisa menemukan solusi.     

Baru setelah ia mengucapkan kata-kata itu ia bereaksi keras. Betapa bodohnya dia. Sekarang setelah Qin Zhi'ai menghancurkan cintanya dan memaksanya untuk menjalani kehidupan yang tidak memuaskan, ia bisa membalas Qin Zhi'ai dengan cara yang sama, juga membuat Qin Zhi'ai menjalani kehidupan yang tidak memuaskan.     

Ia tidak ingin punya anak bersamaku. Yah, aku ingin memaksanya melahirkan anak untukku. Karena ia sudah membuatku merasa tidak senang, aku juga punya cara untuk membuatnya jijik!     

Memikirkan hal ini, Gu Yusheng melepaskan tangannya dari dagu Qin Zhi'ai. Ia menggendong Qin Zhi'ai dan membawanya ke lantai atas.     

Qin Zhi'ai bisa merasakan kemarahan Gu Yusheng yang kuat, dan ia memberontak sambil menjerit, tetapi ia tetap diseret menuju pintu ruang tidur.     

Ia mengangkat kakinya dan dengan penuh semangat membuka pintu ke ruang tidur, melemparkan Qin Zhi'ai ke atas tempat tidur, dan menekan tubuhnya. Dengan cepat, ia menghentikan perlawanan Qin Zhi'ai. Lalu, tanpa memberi Qin Zhi'ai sebuah ciuman, karena Qin Zhi'ai sudah menggunakan mulut itu untuk meminum pil kontrasepsi, ia menyingkapkan baju tidur Qin Zhi'ai dan merobek pakaian dalamnya agar ia bisa menyetubuhi Qin Zhi'ai.     

Kekuatannya pada saat itu jauh lebih kuat daripada tadi pagi, dan itu membuat Qin Zhi'ai merasa lebih kesakitan. Tetapi kali ini, apakah Qin Zhi'ai gemetaran karena rasa sakit di tubuhnya atau karena menangis dengan mulutnya, Gu Yusheng tak kunjung berhenti, seolah-olah ia tidak bisa mendengar tangisan Qin Zhi'ai. Ia hanya terus menyetubuhi Qin Zhi'ai dengan paksa.     

Kemudian, semua menjadi sangat menyakitkan sehingga air mata Qin Zhi'ai mengalir. Ia melihat Qin Zhi'ai menangis, tetapi masih ada kemarahan pada alisnya. Tanpa ada henti ataupun jeda , ia meningkatkan kekuatan yang ia gunakan untuk menyetubuhi Qin Zhi'ai sambil air mata mengintip keluar dari sudut matanya.     

Ia tampaknya murni hanya mengejar nafsu birahinya, tanpa teknik apa pun, dan dengan sedikit rasa kasihan, hanya bergerak masuk dan keluar.     

Ketika Qin Zhi'ai telah cukup disiksa oleh Gu Yusheng sampai ia merasa akan mati, akhirnya Gu Yusheng berhenti. Qin Zhi'ai menutup matanya dan bernapas perlahan dalam keadaan yang tidak stabil.     

Sambil memandang Qin Zhi'ai, Gu Yusheng merapatkan bibirnya dan menolehkan kepalanya untuk melihat keluar jendela.     

Sejak Gu Yusheng tahu dengan jelas bahwa ia mencintai Qin Zhi'ai, ia tidak sabar untuk berhubungan seks dengannya setiap hari. Tetapi melihat Qin Zhi'ai lelah dan kesakitan di tempat tidur setiap kali mereka bercinta, ia merasa kasihan padanya dan memutuskan untuk tidak berhubungan seks dengannya setiap malam.     

Kemudian, ia memutuskan bahwa mereka harus memiliki anak dan berpikir untuk tidur dengannya lebih banyak setiap malam sehingga peluang hamil menjadi lebih besar. Tetapi ia masih tidak mau membuatnya begitu lelah, maka ia berpikir tentang bagaimana membuat waktu mereka bersama-sama menjadi lebih berarti.     

Tetapi sekarang, ia tidak perlu memikirkan Qin Zhi'ai, karena toh ia tidak peduli tentang itu!     

Sambil berpikir tentang ini, Gu Yusheng tiba-tiba membalikkan Qin Zhi'ai, menyampirkan dirinya di punggung Qin Zhi'ai, dan dengan gila bersetubuh dengannya lagi.     

Qin Zhi'ai tidak tahu berapa kali Gu Yusheng menyetubuhinya. Ia hanya tahu bahwa dari awal sampai akhir, Gu Yusheng tidak memberinya satu kecupan pun, juga tidak menyentuhnya untuk menunjukkan sedikit kehangatan.     

Ketika sinar matahari mulai tampak di luar jendela, akhirnya Gu Yusheng melepaskan Qin Zhi'ai. Ia melemparkannya dengan santai ke atas tempat tidur, bahkan tidak menatapnya. Lalu ia berbalik dan pergi ke kamar mandi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.