Dahulu, Aku Mencintaimu

Kaulah Alasan Aku Menjadi Penyabar (9)



Kaulah Alasan Aku Menjadi Penyabar (9)

0Qin Zhi'ai tidak perlu berbuat banyak, hanya bertahan di kantor sampai setengah tiga sebelum ia kembali ke rumah Gu Yusheng.     

Qin Zhi'ai berjalan ke rumah dan memperhatikan bahwa sandal Gu Yusheng tidak ada di sana ketika ia membungkuk untuk mengganti sepatunya. Ia sedikit terkejut dan mengerutkan dahi, lalu berdiri dan berjalan ke ruang tamu.     

Ketika ia baru saja berjalan menuju foyer, ia melihat pengurus rumah hendak berjalan ke atas dengan secangkir kopi.     

Pengurus rumah mendengar Qin Zhi'ai dan berhenti. "Nona, kau sudah pulang."     

Qin Zhi'ai menanggapi dengan sebuah senyuman dan mengutarakan keraguan yang ia rasakan ketika ia mengganti sepatunya. "Apakah Gu Yusheng meninggalkan rumah hari ini?"     

"Tuan Gu pergi keluar dan baru saja kembali," kata pengurus rumah.     

Qin Zhi'ai menjawab "Oh." Ia naik satu anak tangga dan melihat kopi di tangan pengurus rumah. Ia berhenti dan bertanya," Apakah ini kopi untuk Gu Yusheng?"     

"Iya." Pengurus rumah berhenti. Ia sepertinya mengingat sesuatu dan mulai merecoki Qin Zhi'ai. "Ia suka kopinya dengan setengah gula, satu krim saat ia bekerja. Jika pagi hari, Tuan Gu suka minum teh - Pu'er, teh putih, atau teh hijau. Tetapi teh merah adalah favoritnya—"     

Mengapa pengurus rumah mulai berbicara tentang kesukaan Gu Yusheng untuk minum kopi dan teh? Apakah ia ingin aku mengingatnya untuk membuat Gu Yusheng bahagia? Qin Zhi'ai berpikir dalam hati.     

Sayangnya, semua sudah terlambat. Ia sudah begitu lama berada di rumah ini, dan tampaknya tidak berguna untuk mengingatnya sekarang.     

Jika ini terjadi lebih cepat, Qin Zhi'ai pasti akan mengingatnya di luar kepala dan sangat senang untuk mengetahui apa yang Gu Yusheng sukai dan tidak. Namun, ia merasa sedih mendengar tentang ini sekarang. Ia memotong perkataan pengurus rumah," Aku bisa membawakan kopi ini untuknya."     

Pengurus rumah ingin Qin Zhi'ai menjadi lebih dekat dengan Gu Yusheng. Ketika ia mendengar apa yang dikatakan Qin Zhi'ai, ia segera menyerahkan nampan itu pada Qin Zhi'ai sambil tersenyum.     

Qin Zhi'ai khawatir kopinya menjadi tidak enak jika sudah dingin. Ia langsung menuju ruang kerja tanpa mengganti pakaiannya.     

Pintunya tidak tertutup penuh. Ketika ia mengetuk, pintu itu terbuka sedikit.     

Setelah beberapa saat, sebuah suara serak terdengar dari ruang kerja," Masuklah."     

Qin Zhi'ai mendorong pintu hingga terbuka dan melihat ke dalam.     

Ia tidak melihat Gu Yusheng di mejanya.     

Ia berjalan maju dua langkah sambil memegang nampan dan melihat Gu Yusheng sedang berdiri di balkon.     

Gu Yusheng tidak tampak peduli dengan siapa yang masuk. Punggungnya menghadap pintu sambil memandang matahari terbenam dan merokok.     

Ketika Qin Zhi'ai berjalan ke meja dan meletakkan kopi, Qin Zhi'ai melihat Gu Yusheng sudah menghabiskan rokoknya dan sedang mencari rokok lainnya.     

Mengapa ia merokok begitu banyak? Apa yang terjadi? Apa yang membuatnya berada dalam suasana hati yang begitu buruk? Qin Zhi'ai berpikir.     

Qin Zhi'ai mengerutkan dahi dan merasa ragu sejenak, tetapi ia memutuskan untuk berbicara pada Gu Yusheng. Ia berkata dari punggung Gu Yusheng, "Merokok terlalu banyak tidak baik untukmu."     

Gu Yusheng berhenti saat tengah menyalakan rokoknya dan menjadi diam. Ia tidak berputar dengan segera. Setelah beberapa saat, ia berputar untuk melihat Qin Zhi'ai dengan terkejut. "Mengapa engkau datang?"     

"Aku naik ke atas dan membantu pengurus rumah untuk membawakan kopi ini." Setelah Qin Zhi'ai mengatakan ini, ia menunjuk rokok di antara jari-jari Gu Yusheng dan mengulangi dalam nada rendah," Jangan merokok."     

Gu Yusheng tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya memandang Qin Zhi'ai beberapa saat dan menyingkirkan pemantik serta rokoknya. Ia menghampiri Qin Zhi'ai. Ia ingat bahwa Qin Zhi'ai tak suka asap rokok, maka ia memutar tubuhnya dan membuka jendela.     

Gu Yusheng berjalan menuju mejanya dan mengambil kopi itu serta menyesapnya. Ia mendongak dan bertanya," Mengapa engkau pulang begitu cepat?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.