Dahulu, Aku Mencintaimu

Jika Kau Menyangkal, Aku Akan Memercayaimu (3)



Jika Kau Menyangkal, Aku Akan Memercayaimu (3)

0Perlahan-lahan Qin Zhi'ai mulai menikmatinya, tubuhnya masih kaku karena rasa sakit, tetapi ia mulai santai.     

Dengan perlahan Gu Yusheng menyetubuhinya. Gu Yusheng terlihat dingin, tetapi emosi itu perlahan menghilang saat Qin Zhi'ai mulai lebih menikmatinya.     

Suhu dalam ruangan menjadi tinggi saat mereka melanjutkan aksi mereka. Napas mereka juga menjadi lebih berat.     

Ketika keduanya hanyut dalam hubungan seks ini, Qin Zhi'ai meletakkan tangannya di belakang leher Gu Yusheng. Gu Yusheng tidak suka bahwa sofa itu sangat kecil dan berpikir ia bisa melakukan dengan lebih baik jika sofa ini tidak sekecil itu. Ia pun menggendong Qin Zhi'ai ke tempat tidur pada bagian pinggangnya tanpa menarik dirinya keluar dari tubuh Qin Zhi'ai.     

Qin Zhi'ai belum menanggalkan semua pakaiannya. Pakaiannya menghalangi Gu Yusheng untuk bisa merasakan tubuhnya, maka Gu Yusheng bercinta dengannya sambil membuka ritsleting pakaiannya. Gu Yusheng begitu bersemangat sehingga jari-jarinya tampaknya tidak lagi bisa ia kendalikan. Gu Yusheng mencoba beberapa kali, tetapi tidak bisa membuka ritsletingnya. Gu Yusheng memutuskan menggunakan kekuatan untuk merobek pakaiannya, lalu ia melemparkan potongan-potongan kain itu di lantai dan membaringkan dirinya di atas tubuh Qin Zhi'ai untuk merasakan kulitnya yang halus.     

…     

Qin Zhi'ai meringkuk dalam pelukan Gu Yusheng, kehabisan napas, setelah berhubungan seks. Ia tampak senyaman seekor kucing dan sama sekali tidak ingin bergerak.     

Ada pepatah lama yang mengatakan bahwa pasangan berbaikan kembali setelah berkelahi dengan menggunakan seks. Ia kesal ketika melihat Gu Yusheng pulang dengan sikap dingin. Hubungan intim seperti ini membuat rasa kesalnya menghilang sedikit.     

Ia menunggu sampai sebagian energinya pulih kembali, lalu ia mendongak menatap Gu Yusheng.     

Gu Yusheng memperhatikan langit-langit ruangan, hanyut dalam pikirannya. Tidak ada emosi yang ditunjukkan pada wajahnya, tetapi rahangnya mengeras. Ia tidak terlihat senang.     

Qin Zhi'ai menggigit bibirnya dan bertanya dengan hati-hati, "Ada apa denganmu hari ini?"     

Tubuh Gu Yusheng menjadi kaku. Ia menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Tidak ada apa-apa."     

Bahkan orang bodoh pun bisa mengetahui ada sesuatu yang salah dengan Gu Yusheng, Qin Zhi'ai berpikir dalam hati. Ia bertanya, "Apa maksudmu dengan itu?"     

Gu Yusheng tidak menjawab pertanyaannya kali ini. Ia mengertakkan rahangnya lebih keras lagi.     

Qin Zhi'ai khawatir. Ia bertanya lagi pada Gu Yusheng setelah beberapa saat, "Apakah sesuatu membuatmu kesal? Atau apakah itu aku—"     

Qin Zhi'ai ingin bertanya ,"Apakah aku yang membuatmu kesal?" Namun, Gu Yusheng memotongnya ketika ia baru saja akan bertanya. "Aku sedikit lelah. Mari kita tidur."     

Qin Zhi'ai membuka mulutnya. Ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi Gu Yusheng tiba-tiba memindahkan tangannya dari bahu Qin Zhi'ai. Ia berbalik sehingga punggungnya menghadap pada Qin Zhi'ai.     

Keringat dari hubungan seks itu tiba-tiba terasa dingin pada kulitnya. Qin Zhi'ai memakai selimut, tetapi ia masih menggigil karena suhu ruangan yang rendah.     

Qin Zhi'ai menatap punggung Gu Yusheng dan mulai merasa sedih. Rasanya seperti sebuah batu besar menekan dadanya. Ia merasa seperti tidak bisa bernapas.     

Ia masih ingin bertanya pada Gu Yusheng apa yang salah, tetapi ia tidak bisa menyusun kata-kata setelah melihat Gu Yusheng dengan dingin memunggunginya.     

Sebenarnya, memang tidak pantas juga baginya untuk menanyakan hal itu.     

Bukan menjadi urusannya hubungan seperti apa yang akan dimiliki Liang Doukou dan Gu Yusheng. Lalu bagaimana jika ia mengajukan pertanyaan itu sebagai Qin Zhi'ai? Gu Yusheng tetap akan terpisah juga darinya. Tidak ada yang bisa mengubah situasi itu.     

Qin Zhi'ai tampak sedih. Ia menggigit bibirnya dan bergeser sedikit ke sisi tempat tidurnya sendiri untuk memberi sedikit jarak dari Gu Yusheng. Ia membalikkan tubuhnya sehingga punggungnya menghadap Gu Yusheng juga.     

Suasana di dalam kamar tidur sangat tenang. Pakaian telah terlempar ke mana-mana di lantai, dan masih terasa suasana seks di dalam ruangan.     

Namun, sepertinya ada jarak di antara dua orang yang baru saja berhubungan sangat intim itu. Mereka berada di ranjang yang sama, tetapi terlihat seperti ada jarak yang luas di antara mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.