Dahulu, Aku Mencintaimu

Bagaimana Kau Bisa Memintaku Menamparnya? (9)



Bagaimana Kau Bisa Memintaku Menamparnya? (9)

0Gu Yusheng perlu menenangkan dan mengendalikan dirinya. Ia segera mencari rokok dengan tangannya yang gemetaran sambil berpikir. Ia mengisap rokoknya beberapa kali. Entah mengapa, ia malah merasa lebih sedih.     

Meskipun hanya Gu Yusheng yang tahu hubungan mereka bukan suami dan istri, yang lain percaya bahwa mereka sudah menikah. Tingkah laku Liang Doukou jelas mempermalukannya, Liang Doukou seperti menamparnya di depan orang lain. Gu Yusheng seharusnya sudah mencabik-cabik Liang Doukou karena telah memperlakukannya dengan sangat buruk. Namun, bagaimana ia bisa begitu khawatir akan menyakiti Liang Doukou?     

Meskipun ia tidak ingin menyakiti Liang Doukou, apa yang harus ia lakukan terhadap perselingkuhannya dengan lelaki itu? Haruskah ia berpura-pura tidak melihatnya atau … Memikirkan wanita itu memberikan senyuman lebar pada lelaki itu, senyum itu begitu cerah sehingga menyakiti matanya. Gu Yusheng tidak bisa berpura-pura tidak terjadi apa-apa, jadi ia harus meluangkan waktu untuk memikirkan bagaimana cara menanganinya.     

Gu Yusheng duduk di dalam mobil dan merokok sambung menyambung, sampai seluruh bungkus rokok habis dan mulutnya terasa pahit. Ponselnya yang berada di kursi penumpang tiba-tiba berdering.     

Gu Yusheng menoleh untuk melihat siapa yang menelepon. Itu adalah nomor telepon rumah, artinya itu pasti pengurus rumah. Ia pasti menelepon untuk memberi tahunya bahwa Liang Doukou sudah ada di rumah.     

Gu Yusheng mengulurkan tangannya dan tanpa sadar ingin menutup telepon. Namun, ketika tangannya baru saja menyentuh layar ponsel, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Ia berubah pikiran dan mengangkat telepon. "Tuan Gu, Nona sudah pulang sekarang," kata pengurus rumah.     

Sebelum pengurus rumah selesai berbicara, Gu Yusheng memotongnya. Ia terdengar sangat tenang sehingga sepertinya tidak ada yang terjadi. "Bawa ia ke taman hiburan di sisi timur kota."     

"Hah, sekarang juga?" Pengurus rumah terdengar seperti baru saja mendengar jawaban yang tidak bisa dipercaya sehingga ia menjawab dengan nada terkejut.     

Gu Yusheng tidak cukup peduli untuk memberi penjelasan pada pengurus rumah. Ia mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat jam dan menjawab dengan perintah, "Kau harus tiba sebelum jam sebelas." Ia menutup telepon tanpa diskusi lebih lanjut. Ia mencari nomor telepon Lu Bancheng dan menghubunginya.     

Setelah penerbangan panjang, Qin Zhi'ai pergi menemui Qin Jiayan tanpa istirahat. Ia pulang ke rumah dengan kelelahan. Sepertinya tidak ada lagi energi yang tersisa dalam dirinya. Ia segera pergi ke kamar tidur utama, berencana untuk mandi dan pergi tidur setelahnya. Ketika ia baru saja berganti piama, pengurus rumah berlari ke atas dengan tergesa-gesa. "Nona, Tuan Gu menelepon dan memintaku membawa Anda ke taman hiburan di sisi timur kota."     

Taman hiburan di sisi timur kota? Aku baru saja kembali dari sana bersama Jiayan. Mengapa Gu Yusheng memintaku untuk pergi ke taman hiburan? Qin Zhi'ai berpikir dalam hati.     

Qin Zhi'ai mengerutkan dahi dan hendak menolak. "Apakah harus hari ini? Tidak bisakah di hari lain?"     

"Tuan Gu berkata kita harus tiba di sana pada pukul sebelas." Pengurus rumah menggelengkan kepalanya dan menampakkan wajahnya yang tidak bisa dibantah.     

Qin Zhi'ai tahu Gu Yusheng tidak suka orang lain mengatakan tidak kepadanya, maka ia menjadi ragu-ragu sejenak sebelum ia mengatakan apa pun. Keahliannya untuk berperan ganda semakin meningkat. Ia tidak ingin membuat dirinya dalam masalah. Ia mengangguk dan berkata, "Baik, aku akan turun setelah aku berpakaian. Kau bisa pergi dan menghidupkan mobil dahulu."     

…     

Jalanan di Beijing tidak macet di malam hari. Qin Zhi'ai dan pengurus rumah hanya membutuhkan kurang dari setengah jam untuk sampai ke taman hiburan di sisi timur kota.     

Taman hiburan seharusnya sudah tutup, tetapi saat ini seluruh taman menyala, pencahayaannya begitu indah. Wahana di taman juga masih beroperasi.     

Selain dari para petugas, tidak ada orang lain di sana.     

Qin Zhi'ai dan pengurus rumah tidak mengerti apa yang terjadi. Mereka saling berpandangan dengan bingung dan berjalan ke taman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.