Dahulu, Aku Mencintaimu

Membacanya Kata Demi Kata (9)



Membacanya Kata Demi Kata (9)

0Gu Yusheng telah berbicara dalam kemarahan.     

Ia segera menyesali semuanya setelah ia mengucapkannya.     

Ia berpikir bahwa Qin Zhi'ai tak mungkin pergi dengan pakaian seperti itu, tetapi tampaknya Qin Zhi'ai lebih berani dari yang ia pikir. Qin Zhi'ai meninggalkan rumah tanpa sedikitpun keraguan.     

Ketika Qin Zhi'ai membanting pintu, Gu Yusheng bangkit berdiri dari kursinya dengan refleks.     

Pengurus rumah bergegas masuk ketika Gu Yusheng baru saja hendak menendang kursi yang ada di belakangnya. Ia berkata," Tuan Gu, Nona baru saja pergi."     

Gu Yusheng tidak sadar kalau ia hampir saja mengejar Qin Zhi'ai sampai ia dipanggil oleh pengurus rumah.     

Gu Yusheng tampak seperti baru saja dipukul oleh sebuah pukulan sampai menancap ke tanah.     

"Tuan Gu, jangan bertengkar dengan Nona saat ia berpakaian seperti itu. Apa yang akan anda lakukan jika sesuatu terjadi padanya?" Pengurus rumah memaksa Gu Yusheng untuk menenangkan dirinya. Fakta bahwa ia telah kehilangan kesabarannya membuat Gu Yusheng bertambah marah. Ia berteriak pada pengurus rumah, "Apa yang kau bicarakan? Lebih baik ia mati jika sesuatu terjadi padanya. Aku tidak ingin dia kembali, selamanya."     

Pengurus rumah tidak berani mengatakan apa-apa setelah dimarahi oleh Gu Yusheng. Namun, ia masih khawatir tentang Qin Zhi'ai, maka ia terus melihat ke luar jendela untuk memeriksa apakah Qin Zhi'ai ada di sana.     

Gu Yusheng melihat ke luar jendela dan ia melihat pengurus rumah sedang melihat keluar juga.     

Tidak ada seorangpun di halaman yang remang-remang itu. Qin Zhi'ai telah berlari keluar dari rumah dan menghilang di halaman dengan begitu cepat.     

Gu Yusheng mulai merasa gelisah tanpa alasan. Ia menendang kursinya ke lantai di belakangnya dan berlari ke lantai atas.     

Pengurus rumah tidak berani mengganggu Gu Yusheng. Ia mencoba mengatakan sesuatu beberapa kali tetapi pada akhirnya, ia tidak memiliki keberanian. Ketika Gu Yusheng hampir berjalan ke puncak tangga, pengurus rumah akhirnya mengumpulkan keberaniannya dan berkata, "Tuan Gu …"     

Gu Yusheng kesal dan semakin marah ketika ia mendengar teriakan pengurus rumah. Ia berhenti dan berbalik untuk menatap pengurus rumah dari atas tangga. Gu Yusheng memarahinya lagi. "Ada apa lagi? Kenapa kau terus memanggilku? Apakah kau pikir ia akan kembali jika kau memanggilku? Apakah kau buta? Tidakkah kau melihatnya memakai piama ketika ia lari keluar? Untuk apa kau berdiri di sini? Cepatlah jika kau menginginkannya kembali. Apakah kau bodoh?"     

Pengurus rumah itu takut dan terkejut oleh omelannya. Gu Yusheng mengeluh sambil mengertakkan giginya, "Aku menghabiskan begitu banyak uang untuk membayar seorang idiot."     

Gu Yusheng berbalik dan berjalan ke atas.     

Ia segera mengeluarkan rokok dan menyalakannya setelah ia masuk ke ruang kerja. Ia terus mengintip dari balkon untuk memeriksa Qin Zhi'ai sambil merokok.     

Suasana di halaman sangat tenang. Pengurus rumah sudah keluar untuk mengejar Qin Zhi'ai, tetapi ia belum kembali.     

Sudah hampir pukul sepuluh malam. Qin Zhi'ai mengenakan piama dan tidak memiliki uang, ponsel, atau kunci mobil. Gu Yusheng tidak yakin apakah pengurus rumah akan menemukannya.     

Kemarahan Gu Yusheng tiba-tiba berganti dengan kekhawatiran.     

Gu Yusheng mulai menjadi cemas. Ia tidak bisa duduk atau berdiri diam. Ia berjalan bolak-balik di balkon dengan sebatang rokok di antara jari-jarinya.     

Waktu yang berlalu tidak terlalu banyak, karena ia baru membakar setengah rokok saja, tetapi Gu Yusheng merasa seperti sudah satu abad.     

Semakin lama ia menunggu, semakin ia merasa cemas. Ketika ia mengangkat tangannya untuk mengisap rokok, ia hampir memasukkan ujung yang terbakar ke dalam mulutnya. Ia kesal dan mematikan rokoknya. Ia membalikkan badannya dan berjalan kembali ke ruangan untuk mencari ponselnya dan menelepon pengurus rumah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.