TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Perlombaan -Part 17



Perlombaan -Part 17

0Jiang Kang Hua langsung mendorong tubuh Liu Anqier, kemudian dia mencium bibir gadis itu. Liu Anqier agaknya kaget bukan main. Dia hendak meronta tapi ditahan oleh Jiang Kang Hua. Jiang Kang Hua merasa tenggorokan dan dadanya terbakar api yang sangat panas, tapi dia terus menyalurkan auranya kepada Liu Anqier.     

Sementara Zhao Mimi tampak menundukkan pandangannya, sampai pada akhirnya Jiang Kang Hua melepaskan ciumannya. Ya, ini bukan ciuman. Tapi hanya penyaluran energy iblisnya ke Liu Anqier. Bahkan dia tak menikmati ciuman itu sama sekali karena dia sibuk dengan bagaimana panas tubuhnya terbakar karena aura suci milik Liu Anqier.     

"Apa yang anda—"     

"Sekarang lekas bawa Dayang Liu masuk, Kepala Dayang Zhao. Sebab energiku sepertinya tidak akan berlangsung lama di dalam tubuh Dayang Liu,"     

"Baik, Panglima Jiang."     

Kedua wanita itu pun pergi, membuat Jiang Kang Hua menekan dadanya. Dia langsung memuntahkan darah segar dari mulutnya dan dia mulai limbung. Dia meminum ramuan yang tadi telah dibuat Liu Anqier. Ya, Zhao Mimi mengambilkan untuknya.     

Jiang Kang Hua kembali terbatuk, apa yang dirasakan benar-benar sangat menyakitkan. Dan sekarang Jiang Kang Hua yakin kalau yang ada di dalam tubuh Liu Anqier adalah kekuatan dari intisari kehdupan dari langit. Entah sari kehidupan siapa itu. Sebab dia tahu jika tubuhnya hanya akan merasa seperti ini jika menerima kekuatan murni dari istana langit.     

Sementara itu, Liu Anqier sudah masuk ke aula. Para Selir Raja itu duduk di tempat mereka masing-masing. Dan para Kepala Dayang sudah berdiri pada para calon Dayang kamar Chen Liao Xuan. Mereka lantas mengutus para Dayang itu untuk melepas seluruh pakaiannya.     

"Lepaslah seluruh pakaian kalian. Kami ingin melihat adakah cacat di tubuh kalian, sebab sebagai syarat penting untuk kalian bisa menjadi Dayang kamar Emo Shao Ye," perintah Zhang Hana. Selaku Kepala Dayang aula agung istana.     

"Baik, Kepala Dayang Zhang!"     

Mereka langsung melepas pakaian mereka. Kemudian setelah mereka telanjang dengan sempurna, para kepala Dayang tampak memeriksa tubuh mereka dengan teliti.     

Liu Anqier yang agaknya merasa jika dia masih gadis dan belum pernah tubuhnya dilihat sampai sedetil ini pun tampak bergerak-gerak gelisah, dia terus berusaha menutupi bagian sensitive tubuhnya.     

Sementara itu, Cheng Wan Nian tampak menyipitkan matanya, dia kaget bukan main melihat benda yang melingkar di leher Liu Anqier. Kalung itu?     

Ya, Cheng Wan Nian tahu itu adalah kalung yang selalu dibawa oleh Chen Liao Xuan. Meski Chen Liao Xuan terus menyembunyikan benda itu dengan begitu bagik. Tapi, bagaimana bisa kalung kesayangan Chen Liao Xuan sampai berada di leher Liu Anqier?     

Cheng Wan Nian kini berdiri, kemudian dia berjalan mendekati Liu Anqier yang sedang diperiksa oleh Zhao Mimi.     

"Menyinkirlah Kepala Dayang Zhao, aku ingin memeriksa Dayang Liu dengan tanganku sendiri," perintah Cheng Wan Nian yang berhasil membuat Zhao Mimi agaknya takut bukan main. Zhao Mimi tampak menunduk, kemudian dia mundur dengan teratur.     

"Baik, Selir Cheng."     

Kini Cheng Wan Nian serta Liu Anqier tampak berhadapan, keduanya tampak begitu saling pandang dengan tatapan permusuhan yang luar biasa.     

Cheng Wan Nian tampak memeriksa tubuh Liu Anqier, sungguh sesuatu di luar dugaan. Tubuh itu mulus tanpa ada bekas luka sedikitpun. Dia jadi merasa aneh, apa benar semalam Liu Anqier telah dilukai oleh prajurit suruhannya? Kenapa tidak ada bekas luka sama sekali. Kemudian Cheng Wan Nian mulai mengendus aura milik Liu Anqier. Aromanya tampak aneh seperti percampuran dua aroma yang tampak membaur jadi satu. Namun lama-lama aura lain hilang, berganti dengan aura milik Jiang Kang Hua dengan sangat nyata.     

Sialan! Batin Cheng Wan Nian. Dia tidak bisa untuk membuat Liu Anqier tersingkir dari kompetisi ini. Setelah dia merasa jika telah gagal Cheng Wan Nian pun kembali. Tapi, dia harus mencari tahu kenapa bisa kalung milik suaminya ada pada gadis dari bangsa manusia itu.     

Setelah semuanya di tes. Para Dayang pun disuruh kembali menggunakan pakaian mereka. Kemudian mereka berjajar rapi kembali di depan taman utama istana.     

Jiang Kang Hua tampak duduk sambil sesekali menekan dadanya, kemudian dia melihat Liu Anqier tampak diam membisu seperti biasanya.     

Dia agaknya gugup, apakah ciuman itu cukup membuat Liu Anqier memiliki auranya? Dan hal itu membuat Jiang Kang Hua pusing.     

"Setelah seleksi tahap kedua, hanya ada empat Dayang yang lolos pada ujian berikutnya. Kedua Dayang dari dapur istana, dan dua lainnya dari aula agung istana."     

Mereka berempat langsung maju, sementara Lim Jingmi menoleh Liu Anqier dengan tatapan kebencian yang luar biasa.     

"Dayang Liu, tidak akan pernah kubiarkan kau lolos dalam tahap selanjutnya," ancam Lim Jingmi.     

Liu Anqier seolah tak mendengar apa yang dikatakan oleh Lim Jingmi, jangankan menanggapi, menoleh pun tidak sama sekali.     

"Untuk ujian tahap berikutnya, yang pertama ujian itu dari Penasihat Li, dan yang terakhir dari Panglima Jiang. Silakan," kata Zhao Mimi.     

Li Zheng Xi tampak berdiri, kemudian dia menyuruh para Dayang lain memberikan sebuah mangkuk keramik yang tertutup rapat, dia tampak mengibaskan kipasnya, jubah putihnya tampak menjuntai, berjalan dengan sangat anggun mendekati para Dayang yang masih berdiri di tempatnya itu.     

"Kali ini aku ingin kalian bisa membedakan beberapa tumbuhan terpenting yang ada di babgsa iblis ini. Karena biar bagaimanapun, hal itu sangat penting agar kalian bisa menjaga Emo Shao Ye dari sosok-sosok yang ingin menyelakainya," Li Zheng Xi tampak menebarkan pandangannya, kemudian dia mengangkat tangannya tinggi-tinggi. "Bukalah, dan pelajari tumbuh-tumbuhan itu dengan baik,"     

"Baik, Penasihat Li!"     

Semua Dayang langsung berjalan di mejanya masing-masing, sementara Li Zheng Xi kembali duduk. Dia melihat bagaimana Liu Anqier tampak kebingungan dengan tumbuh-tumbuhan itu.     

"Apa yang sedang kau lakukan, Penasihat Li? Bagaimana bisa kau memberikan ujian seperti itu? Bisa-bisa Liu Anqier tidak akan pernah lolos dari ujianmu ini?" kata Jiang kang Hua yang agaknya panik.     

"Kau tenang saja, Panglima Jiang. Tujuanku memang untuk itu," kata Li Zheng Xi yang berhasil membuat Jiang Kang Hua bingung bukan main. Apa maksud dari Penasihat Raja itu? Tujuannya agar Liu Anqier tidak lolos?     

Setelah hampir tiga puluh menit akhirnya waktu yang diberikan oleh Li Zheng Xi telah habis. Li Zheng Xi kembali berjalan menuju para Dayang tersebut. Tanpa Dayang tersebut datang padanya. Kemudian dia melihat satu-satu dari hasil para Dayang tersebut pilah.     

"Dayang Liu, apa yang sedang kau bingungkan? Dari semua tumbuhan ini, agaknya kau benar memilah mereka. Namun kenapa ada dua tumbuhan itu masih berada di mangkuk keramik itu?" tanya Li Zheng Xi. Mendengar hal itu Cheng Wan Nian agaknya senang, karena menurutnya Liu Anqier telah gagal dalam ujian ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.