TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Persaingan -Part 2



Persaingan -Part 2

0Li Zheng Xi langsug membalikkan badannya, saat dia tahu jika di dalam bilik mandi rajanya dan Dayang itu sedang bercinta. Mereka tak memakai pakaian, bahkan desahan dari Liu Anqier terdengar sangat nyata.     

Dari pada Li Zheng Xi mendengar dan menyaksikan kejadian itu, akhirnya dia memutuskan untuk keluar setelah dia meletakkan pakaian milik Liu Anqier.     

Wajahnya tampak merona, dia menundukkan kepalanya dalam-dalam. Dari ujung matanya Jiang Kang Hua tampak berjalan hendak melaporkan beberapa hal kepada Sang Raja.     

"Panglima Jiang, tunggulah sebentar," kata Li Zheng Xi saat Jiang Kang Hua hendak masuk ke dalam kamar Chen Liao Xuan.     

Jiang Kang Hua tampak mengerutkan keningnya, dia kemudian memandang Li Zheng Xi dengan tatapan bingungnya.     

"Kenapa? Apakah ada sesuatu?" tanya Jiang Kang Hua. "Aku sibuk, aku tak punya banyak waktu, Penasihat Li," lanjutnya, dia hendak masuk lagi. Tapi tangan Li Zheng Xi kembali melarangnya masuk.     

"Emo Shao Ye…," katanya terhenti, wajahnya kembali tampak merah kemudian dia berdehem berkali-kali. "Emo Shao Ye dan Dayang Liu, mereka sedang bercumbu di dalam bilik mandi," jelasnya kemudian.     

Jiang Kang Hua tampak menelan ludahnya, kemudian dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.     

"Bukankah sudah sedari sore mereka bercumbu, Penasihat Li?" tanya Jiang Kang Hua kemudian. Li Zheng Xi pun mengangguk.     

"Sepertinya Yang Mulia sangat menyukai mainan barunya. Entahlah," jawab Li Zheng Xi kemudian.     

"Dayang Liu adalah manusia, apa dia bisa mengimbangi tenaga dari Yang Mulia Raja? Terlebih jika terus melakukan hal itu dari kemarin sore sampai detik ini?"     

Li Zheng Xi dan Jiang Kang Hua hanya bisa saling pandang. Kemudian keduanya menundukkan wajah mereka dengan semburat merah di pipi mereka.     

"Kenapa mendadak cuaca menjadi panas?" gumam Li Zheng Xi.     

"Bukan cuacanya yang panas. Mungkin kita butuh mainan seperti Dayang Liu," celetuk Jiang Kang Hua.     

Mata Li Zheng Xi tampak melotot, tapi lengannya langsung dipukul oleh Jiang Kang Hua.     

"Ayolah, Penasihat Li. Kau juga sekali-kali harus mendapatkan belaian. Biar di otakmu itu tidak terus berpikir tentang rumusan-rumusan masalah yang ada di istana ini. Yakinlah belaian wanita akan bisa membuatmu lebih bertenaga,"     

"Panglima Jiang, apakah hanya karena kau telah pernah melakukannya dengan Dayang Liu lantas kau berpikir aku tidak pernah?" narah Li Zheng Xi. Jiang Kang Hua tampak terbahak.     

"Kapan? Apa kau bercinta dengan kuda-kuda yag ada di gerbang istana itu? Jangankan wanita, bahkan nyamuk saja enggan berdekatan denganmu, Penasihat Li,"     

"Panglima Jiang!"     

"Ya… ya… bukan berarti kau ini buruk rupa. Bukan sama sekali, tapi kau tak memiliki sisi dan niatan untuk bercinta dengan wanita. Apa kau… ingin bercinta denganku?"     

"Panglima Jiang!"     

"Hahahaha!"     

*****     

"Seorang Dayang yang belum melewati satu purnama merah. Tapi dia sudah menjadi Dayang kamar dari Emo Shao Ye. Dan bahkan di siang hari seperti ini dia baru keluar dari kamar Emo Shao Ye dan mencuci. Apakah niat gadis busuk dari bangsa manusia ini untuk menggantikan Selir Cheng sebagai Selir kesayangan Emo Shao Ye?" celetuk Tan Ping.     

Saat ini, Liu Anqier memang baru saja keluar dari kamar Chen Liao Xuan. Setelah beberapa kali Chen Liao Xuan menginginkannya itu. Tapi, tak terpikir olehnya jika para Dayang agaknya mencibirnya karena dia telah kesiangan.     

Untuk kemudian, Liu Anqier memilih diam. Dia membawa barang-barang yang hendak dicuci ke sebuah kolam di samping pavilion para Dayang. Untuk kemudian dia duduk, dan mulai mencuci pakaian itu.     

Belum sempat dia mengambil satu helai kain yang ada disana, kain-kain kotor itu langsung diinjak-injak dan dibuang ke dalam kolam oleh Tan Ping dan teman-temannya. Bahkan kini Lim Jingmi pun ikut melakukannya juga.     

"Lihatlah pakaian indahmu itu, benar-benar tak cocok dengan tubuh busukmu itu. Kau manusia, kau bukan dari bangsa kami. Tapi tingakhmu yang menyebalkan telah membuat Dayang dari bangsa kami murka!" marah Lim Jingmi.     

"Berani-beraninya seorang manusia melayani Emo Shao Ye. Berani-beraninya," geram Tan Pin.     

Keduanya tampak saling pandang, lalu kaki mereka mendorong Liu Anqier agar terjatuh di kolam. Agar pakaian indahnya kotor, juga dengan wajah sok malaikatnya itu.     

Tapi, apa yang mereka pikirkan keliru, Liu Anqier langdung terbang, dan kini dia berdiri di salah satu ujung bunga teratai yang ada di kolam itu.     

"Kenapa jika aku Dayang dari bangsa manusia? Buktinya, Emo Shao Ye sangat puas dengan layananku. Bahkan, kenapa aku sampai sesiang ini keluar dari kamar Emo Shao Ye? Karena sedari kemarin sore dia terus memintaku untuk melayaninya," kata Liu Anqier angkuh.     

Kedua tangan Lim Jingmi mengepal kuat, tapi dia tidak bisa melakukan seuatu kepada Liu Anqier.     

"Oh jadi seperti itukah sisi aslimu, Dayang Liu?"     

Semua yang ada di sana menoleh, Liu Anqier pun langsung terbang dan kembali ke tempatnya semula, kemudian dia memberi hormat.     

"Anda jangan salah paham, Selir Cheng. Hamba—"     

"Kau sungguh bangsa manusia yang kurang ajar, Dayang Liu. Tidak tahu diri dan seolah bangga dengan kedudukan yang kau miliki sekarang. Tapi tenang saja, sampai kapan pun kau tidak akan pernah menjadi salah satu Selir di sini. Karena Emo Shao Ye hanya ingin bersenang-senang denganmu, dan saat dia telah puas, dia akan menjadikanmu kembali menjadi Dayang Dapur Istana."     

"Selir Cheng, Dayang Liu berkata jika dia telah menggantikan kedudukan Selir Cheng di hati Emo Shao Ye," kata Tan Ping.     

Liu Anqier terbelalak kaget dengan fitnah itu, sementara Cheng Wan Nian sudah sangat emosi dengan pengaduan Tang Ping.     

"Selir Cheng, hamba tidak pernah sama sekali mengatakan hal itu. Hamba bisa bersumpah di hadapan Dewa Langit!"     

"Dayang Tan, dan Dayang Lim. Seret Dayang Liu ke bilik penyiksaan. Beri dia hukuman cambuk seratus kali, dan beri dia pelakaran pada organ vitalnya agar dia malam ini tidak bisa melayani Emo Shao Ye lagi. Dan agar Emo Shao Ye merasa jijik dengan apa yang dimiliki oleh Dayang tak tahu diri ini,"     

"Baik, Selir Cheng!"     

Betapa bahagia Tan ping dan Lim Jingmi menerima mandate itu. Keduanya dan dibantu beberapa Dayang lainnya langsung menyeret Liu Anqier masuk ke dalam sebuah ruangan.     

Cheng Wan Nian pun ikut serta, karena dia tidak mau kalau sampai dia pergi Liu Anqier akan berontak lagi.     

Pakaian Liu Anqier dilucuti sampai dia tak mengenakan apa pun. Untuk kemudian kedua tangannya diikat di sisi kanan dan kiri sebuah ranjang. Tubuh Liu Anqier langsung dicambuki dengan cara kasar dan kejam. Kemudian Cheng Wan Nian mengambil cambuk itu dan mencambuki Liu Anqier. Tanda-tanda yang diberikan oleh suaminya pada gadis itu, harus dia hilangkan meski dia harus menghabiskan puluhan cambuk sekalipun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.