TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

~Persaingan~



~Persaingan~

0Pagi ini, suara dawai kecapi terdengar mengalun dengan sangat indah. Mengiringi ke mana arah embusan angina membawa kelopak-kelopak bunga persik berada.     

Jermari Liu Anqier tampak bergerak-gerak gelisah, untuk kemudian, mata sendunya kini mulai terbuka. Dia menebarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Kamar ini kini tampak sepi dan tak penghunu.     

Tubuhnya terasa remuk redam, tenaganya terasa menghilang entah ke mana. Bahkan dia sampai tak sadar telah tidur sampai matahari berada di paraduan.     

Liu Anqier mencoba untuk menggerakkan tubuhnya, berajak dari ranjang milik Chen Liao Xuan. Tapi, kedua kakinya tampak kaku bahkan untuk digerakkan sekalipun.     

Suara kecapi tampak terhenti, Liu Anqier memandang sosok yang baru saja masuk ke dalam kamar itu. Degan cepat dia menyembunyikan wajahnya, rona merah terlihat jelas di kedua pipinya.     

"Dayang Liu bukankah seharusnya kau mencuci selimut dan beberapa barang yang ada di sini?" ucap Chen Liao Xuan tanpa dosa. "Kau juga seharusnya telah menyiapkan hidanganku, menemaniku mandi, menyisir rambutku, memakaikankan pakaianku. Tapi yang kau lakukan sepanjang pagi hanyalah tidur di atas ranjang, apa kau tak malu dengan pekerjaanmu itu, Dayang Liu?"     

Liu Anqier mencoba untuk bangkit, tapi lagi-lagi dia ambruk dengan sempurna di ranjang. Tubuhnya benar-benar lemah sekarang.     

Chen Liao Xuan tampak mengerutkan keningnya, ini sama seperti waktu malam itu. Ketika dia bercinta dengan Liu Anqier saat gadis kecil itu tak sadarkan diri. Gadis itu paginya pun langsung pingsan, kehilangan sejumlah energinya.     

Chen Liao Xuan tampak tersenyum, semalaman mereka telah melakukan banyak hal bersama. Pasti gadis kecil itu sudah kehilangan semua tenaganya.     

"Penasihat Li!" panggil Chen Liao Xuan dari dalam.     

"Ya, Yang Mulia?"     

"Beritahu kepada Kepala Dayang Zhao untuk menyiapkan pakaian Dayang Liu. Hari ini Dayang Liu akan mandi di tempatku,"     

"Baik, Yang Mulia,"     

Chen Liao Xuan mendekati Liu Anqier, dia mengangkat tubuh yang masih polos tanpa busana itu. Liu Anqier langsung menutup bagian sensitifnya kemudian dia memandang Chen Liao Xuan dengan mimik wajah garangnya.     

"Apa yang akan Anda lakukan, Yang Mulia?!" pekik Liu Anqier.     

Chen Liao Xuan seolah tak peduli, dia berjalan menuju pemandiannya. Sebuah kolam yang disusun dengan batu-batu, yang airnya terus mengepulkan asap abadi. Kini Chen Liao Xuan melepas jubah kebesarannya, dia juga melepaskan mahkota kebesarannya dengan kekuatannya. Lantas sekarang dia hanya mengenakan pakaian putihnya itu, berjalan masuk ke dalam kolam bersama dengan Liu Anqier.     

Wajah Liu Anqier kembali memerah, saat air hangat mulai terasa di tubuhnya, serta sentuhan tangan dari Chen Liao Xuan. Kedua tangannya pun masih melingkar manis di leher Chen Liao Xuan.     

Chen Liao Xuan mulai membasahi tubuh Liu Anqier dengan air hangat itu, membuat Liu Anqier tampak tak nyaman. Untuk kemudian dia menekan punggung Liu Anqier untuk menyalurkan tenaga dalam kepada gadis kecil itu.     

Pelan, Chen Liao Xuan melepaskan tubuh Liu Anqier, dan bersamaan dengan itu pula kedua kaki Liu Anqier kini sudah bisa berdiri, tenaganya sudah kembali. Liu Anqier tampak tersenyum bahagia.     

Tanpa sadar dia tampak melompat untuk memeriksa kakinya, sepasang buah dadanya itu tampak memantul dengan sempurna. Rahang Chen Liao Xuan mengeras melihat itu, dia berusaha mati-matian untuk menahan hasratnya. Hingga kaki Liu Anqier terpeleset, tangannya seketika menarik ujung pakaian milik Chen Liao Xuan. Keduanya langsung ambruk ke dalam air dengan sempurna. Dan pakaian terakhir Chen Liao Xuan pun terlepas dengan sempurna.     

Liu Anqier memandang wajah Chen Liao Xuan di dalam air, kemudian dia berusaha menghindar tapi Chen Liao Xuan menahannya. Sentuhan tangan Chen Liao Xuan pada dadanya membuat Liu Anqier menremas rambut milik Chen Liao Xuan. Hingga akhirnya mulut Chen Liao Xuan mengunci mulutnya.     

Pelan, Chen Liao Xuan membawa tubuh Liu Anqier kembali berdiri, dia menghimpit tubuh itu dan kembali mencium bibir Liu Anqier penuh nafsu. Mata Liu Anqier tampak terbelalak, saat jari Chen Liao Xuan mulai bermain pada miliknya.     

"Aku… aku," kata Liu Anqier mulai merancu, dia basah, benar-benar basah di dalam kola mini. Tangan mungilnya meremas dadanya yang tak disentuh Chen Liao Xuan, kemudian dia membalas ciuman Chen Liao Xuan sebisa yang dia bisa.     

Liu Anqier benar-benar merasa telah menjadi jalang rendahan, karena telah menikmati setiap apa yang dilakukan oleh Chen Liao Xuan. Seharusnya, dia tidak seperti ini, seharusnya dia dapat menahan hasratnya. Tapi bagaimana bisa, dia malah menginginkan lebih kepada Chen Liao Xuan.     

"Jangan permainkan aku," lirih Liu Anqier. Berharap jika Chen Liao Xuan akan memasukkan miliknya padanya. Tapi Chen Liao Xuan tak peduli, dia terus menggodanya dengan cara yang sangat menyiksa.     

"Berkatalah kau mencintaiku, maka aku akan menuruti apa pun kemauanmu," kata Chen Liao Xuan.     

Liu Anqier tampak menggeleng, ujung matanya tampak basah menahan semua yang dia rasakan sekarang. Perutnya bagai diaduk-aduk dengan sempurna oleh Chen Liao Xuan.     

"Jangan bermimpi, Yang Mulia. Bahkan sampai mati pun aku tidak akan pernah mengatakannya," kata Liu Anqier keras kepala.     

Dia langsung menjerit, saat Chen Liao Xuan melakukan hal yang lebih kepadanya, dan kini Chen Liao Xuan melepas ciumannya.     

Liu Anqier terus merancu dengan tidak jelas, membuat Chen Liao Xuan merasa senang karena sikap menggemaskan Liu Anqier itu.     

"Katakanlah, jika tidak aku akan melakukan ini kepadamu sampai tengah malam nanti," kata Chen Liao Xuan lagi.     

"Tolong, kumohon… aku tidak bisa," mohon Liu Anqier kemudian.     

Chen Liao Xuan agaknya kasihan, untuk mengatakan cinta sebenarnya adalah hal mustahil dan terburu-buru yang dia harapkan sekarang.     

Chen Liao Xuan pun langsung melepaskan jari-jarinya dari tubuh Liu Anqier, kini dia bersender pada sisi kolam itu sehingga dia berada di seberang Liu Anqier.     

Mimik Liu Anqier tampak jelas kecewa, sebuah ekspresi yang sangat begitu dia suka. Sampai pada akhirnya dia menyuruh Liu Anqier mendekat kepadanya.     

"Pagi ini aku ingin kau memuaskanku, Dayang Liu,"     

Liu Anqier terdiam, dia enggan melakukan apa yang diperintahkan oleh Chen Liao Xuan. Dengan sedikit tenaga yang tersisa, dia beranjak dari kolam. Dia hendak pergi, tapi tangannya ditarik lagi oleh Chen Liao Xuan. Air kolam langsung muncat dengan sempurna ke tepian.     

"Jangan lancang, Dayang Liu. Bagaimana bisa kau meninggalkan aku di sini dan kau tak menyelesaikan pekerjaanmu,"     

Chen Liao Xuan kembali mencumbu Liu Anqier, kini dia telah melakukan penyatuan kepada gadis kecil itu.     

Wajah Liu Anqier kini kembali memerah, tangannya merengkuh tubuh Chen Liao Xuan, dengan kedua kakinya melingkar di pinggang Chen Liao Xuan. Sesekali dia menciumi bibir Chen Liao Xuan dengan rakus, bahkan sesekali Liu Anqier merintih karena apa yang dilakukan oleh Chen Liao Xuan. Keduanya tampak menikmati pagi mereka dengan panas.     

"Maaf, Yang Mulia?" kata Penasihat Li, yang masuk ke dalam bilik mandi Chen Liao Xuan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.